Posted by 
FYI, State Library of South Australia adalah sebuah lembaga kebudayaan yang terletak di Adelaide, Australia Selatan. Dikenal sebagai salah satu perpustakaan terbesar di negara bagian tersebut, gedung ini menawarkan berbagai layanan dan fasilitas kepada masyarakat umum, peneliti, dan pengunjung.
Gedung ini menawarkan koleksi yang luas, termasuk buku, majalah, surat kabar, materi cetak, dan digital, serta arsip sejarah dan koleksi khusus lainnya. Pengunjung dapat menemukan berbagai informasi dan sumber daya yang relevan dengan minat dan kebutuhan mereka, baik untuk tujuan akademis, penelitian, atau hiburan.
Selain sebagai pusat informasi, State Library of South Australia juga menjadi tempat untuk berbagai kegiatan budaya, seperti pameran seni, diskusi, seminar, dan pertunjukan seni. Fasilitasnya yang modern dan lingkungan yang ramah membuatnya menjadi tempat yang nyaman untuk belajar, berdiskusi, dan bersantai.
Nah, kali ini area lobi dari perpustakaan inilah yang akan menjadi TPS 21 dan 22. Cihuy! Aku berangkat bersama dengan Pace, Julio dan Ian. Ian adalah salah satu penerima beasiswa AAS yang juga tinggal di rumah yang sama dengan kami. Rencananya, kami akan membuat konten dengan mewawancarai beberapa pemilih yang ada di sana.
Ternyataaaa, baru tahu kalau orang Indonesia di Adelaide memang sebanyak itu ya. Baik dari yang mendapatkamn student visa atau berkuliah di sana baik penerima beasiswa atau dana pribadi, yang banyak juga anak anak muda dengan semangat luar biasa yang menggunakan WHV atau Working Holiday Visa hingga yang memang sudah menjadi permanent resident di sana. Macam macam lah pokoknya.
Kami semua berkumpul di sana untuk bisa memilih presiden pilihan masing masing. Nah, berhubung aku adalah DPK atau Daftar Pemilih Khusus yang kemarin belum sempat mendaftar untuk bisa memilih di sini, jadilah aku ke sana di jam 6 sebelum pemilihan berakhir.
Syarat yang kami harus tunjukkan adalah passport dan surat tanda bukti tempat tinggal. Sebelumnya, kami harus megantri dulu nih, mengular meliuk liuk sedemikian rupa saking banyaknya. Alhamdulillah, karena kami mengajak Julio, kami menjadi pemilih prioritas dan nggak perlu antri bersama yang lain. Alias didulukan.
Sekitar jam 7 an akhirnya kami bisa masuk dan memilih di salah satu ruangan di library itu.
.jpeg)
Selain memilih presiden dan wakilnya, kami juga memilih DPR pusat. Selesai memilih, akhirnya kami bisa melenggang keluar dan memang antrian juga masih mengular.
Nah, sebelum kami mengantri, aku dan Ian juga sempat membuat konten dengan mewawancarai pemilih di sana. Kami membahas tentang kalau boleh milih, mau jadi permanent resident di sini atau pulang ke Indonesia?
Hmm, ini adalah kali pertama aku memilih di luar negeri dan alhamdulillah juga bisa berkenalan dengan banyak orang Indonesia di sana. Masing masing membawa harapan untuk bisa menyongsong masa depan lebih cerah baik melalui jalur pendidikan ataupun pekerjaan.
Yes, mau siapa saja presiden kita nantinya, semoga bisa membaw Indonesia menjadi lebih baik, lebih jaya, lebih bermartabat dan bisa meneruskan segala perjuangan yang sudah dimulai oleh Presiden Jokowi.
Alhamdulillah, walau kami tinggal di luar negeri pun juga bisa merasakan sensasi pesta rakyat bernama Pemilu untuk bisa ikut menentukan bagaimana Indonesia lima tahun mendatang.
Kalau bestie, kira kira pilih siapa nih?
Oiya, sayangnya aku sendiri juga belum mengeksplorasi State Library ini nih, bestie. Next time aku akan masuk ke dalam dan menulisnya di sini yah!
comment 0 comments
more_vertTerimakasih sudah mampir ke sini ya... Yuk kita jalin silaturahmi dengan saling meninggalkan jejak di kolom komentar.
Terimakasih .... :)