Masa pandemi seperti ini, setiap orang memang harus pintar beradaptasi. Tidak terkecuali, guru. Well, justru banyak sekali perubahan dan tantangan yang harus dihadapi guru dalam mengajar. Dari yang tadinya mengajar tatap muka pun sekarang mau nggak mau para guru harus beradaptasi dengan online teaching yang memang menguras tenaga, pikiran dan bahkan mental. Lebih lebih kalau punya murid yang super nan spesial. Let's say that way.
Untuk sebagian orang memang perubahan itu bikin ngilu hati dan harus kerja lebih keras lagi. Namun, untuk sebagian orang, perubahan ini bisa membuka ladang rejeki baru. Yup, seperti aku. Sejak pandemi dan belajar diarahkan menjadi online, dan mau nggak mau murid murid harus tahu bagaimana caranya menggunakan zoom, dan pada akhirnya mereka terbiasa belajar dan tatap muka gurunya di layar laptop, ada beberapa orang tua muridku dulu di Jakarta yang justru memintaku untuk mengajar Bahasa Inggris lagi untuk anaknya. Bismillah, karena Julio juga sudah bisa ditinggal, aku mengiyakan. Violaaaa, terhitung bulan kini muridku dan jadwal makin bertambah.
Nah, untuk teman teman guru juga yang memang sudah mengajar online atau justru Ibu Rumah Tangga yang ingin menjajaki dunia baru yaitu mengajar online, aku ingin berbagi beberapa tips dan kiat bagaimana mengajar online untuk pemula. Check this out!
Baca juga :
Cara Jitu Mengajar Speaking di Kelas
Cara Kreatif Mengajar Bahasa Inggris #28 : Find The Category
5 Website Keren untuk Mengajar Bahasa Inggris Secara Online
Peralatan Mengajar Online
Berbeda dengan mengajar tatap muka yang hanya butuh buku dan spidol saja, mengajar online ini memang harus menyediakan peralatan lebih.
1. Laptop/Tablet/IPAD
Peralatan yang paling mendasar untuk mengajar online adalah Laptop. Aku nggak menyarankan menggunakan HP untuk mengajar mengingat layar yang terlalu kecil dan nggak mendukung fitur share screen.
Selama ini aku juga menggunakan IPad dan Ipencil karena sangat sangat membantu dalam memberikan penjelasan/menerangkan dengan catatan catatan dan coretan sana sini. Kita bisa dengan mudah membubuhkan catatan kecil pada materi yang kita berikan atau menjelaskan dengan lebih terperinci seperti layaknya saat kita mengajar/menjelaskan menggunakan papan tulis. Teman teman juga bisa menggunakan tablet dan stylus ( pensil yang bisa digunakan untuk menulis di layar tablet ).
Jika memungkinkan lagi, kita bisa menggunakan keduanya ; tablet/IPAD sebagai piranti mengajar di Zoom dan laptop sebagai alat pembantu. Misalnya saat kita kekurangan worksheet padahal waktu masih ada, kita bisa mencarinya via laptop saat anak masih mengerjakan tugas yang lain, lalu tinggal di foto di IPAD dan ditampilkan untuk kegiatan selanjutnya. Atau saat listening session menggunakan share screen dan suaranya tidak terdengar jelas jika langsung dari IPAD, maka kita bisa memainkan recording di laptop sampai suara terdengar jelas via IPAD. Atau saat IPAD ternyata kehabisan baterai, kita bisa berpindah ke laptop. Jadi, saling membantu.
Eh, tapi beda cerita kalau kita mau pake laptop buat nge-game. Iya, laptop buat ngegame pun harus benar benar mendukung kebutuhan gaming kita. Memang, kayak apa sih laptop yang bisa mendukung kebutuhan gaming biar bisa makin mantuul?
Dell Technologies secara resmi telah memperkenalkan lini
laptop gaming Alienware m-series yang terdiri dari Alienware m15 R6 yang
ditenagai oleh prosesor Intel dan Alienware m15 Ryzen Edition yang ditenagai
oleh prosesor AMD Ryzen 5000 series. Alienware selama ini dikenal dengan
jajaran perangkat gaming dengan spesifikasi tinggi dan didesain untuk gamer
profesional.Harga yang ditawarkan oleh Alienware laptop gaming m15 Ryzen
Edition R5 mulai Rp 38.099.000. Sedangkan harga laptop Alienware m15 R6 yang
ditenagai prosesor Intel adalah Rp 40.999.000. Kedua laptop gaming ini mulai
tersedia di Indonesia mulai akhir Oktober 2021 di lapak yolori.com
Tapi, kalau hanya ada Laptop namun tetap ingin dengan mudah menjelaskan dengan coretan atau selayaknya di papan tulis gitu, gimana? Ada alatnya!
2. Pen Tablet
pen tablet |
Nah, pen tablet ini bisa banget kita pakai untuk share tulisan kita secara live, selayaknya menulis di papan tulis saat mengajar online. Kita bisa menulis di atas bidangnya, dan otomatis apa yang kita tulis terlihat di layar.
Hanya saja, kita butuh aplikasi bawaan dari alat ini untuk kemudian diinstal dulu di laptop sebelum digunakan. Dan, kita juga harus berlatih menulis di bidang atau menggunakan pen tablet ini supaya tulisan kita rapi dan akurat/tepat sasaran. Pen tablet ini harganya beragam, mulai dari 300an sampai 1 jutaan.
3. Aplikasi zoom/Google Meet
Ada dua aplikasi yang banyak digunakan oleh para guru dan murid untuk mengajar online. Saya pribadi menggunakan Zoom karena menurut saya lebih mudah digunakan dengan fitur fitur yang memadai, seperti share screen, photos, dll ; break out room, whiteboard dan lain sebagainya.
Hanya saja, jika Google Meet gratis, Zoom harus berbayar jika audiencenya lebih dari satu dengan durasi lebih dari 45 menit. Jadi, jika muridnya hanya satu saja bisa bebas tanpa bayar. Sejauh ini saya juga menggunakan Zoom secara gratis karena murid saya paling banyak berjumlah dua dan itu pun selalu dari satu device yang sama.
4. Headphone/Headset
headphone |
Idealnya, guru bisa menggunakan headset karena bisa memperjelas baik suara kita maupun suara murid, sekaligus meredam noise di sekitar kita. Jadi, headset yang satu set dengan mic nya gitu. Namun, jika nggak ada headset, kita juga bisa pakai headphone juga untuk memperjelas suara murid. Seperti yang aku pakai ini.
5. Ringlight
ringlight |
Menurut aku pribadi, ringlight ini bisa menunjang penampilan mengajar kita karena wajah jadi lebih terang dan jadi enak dilihat daripada gambar yang buram. Teman teman kalau lihat TV kan juga lebih asik lihat gambar jernih pencahayaan bagus daripada yang buram banyak semutnya kan? Nah, ringlight ini juga bisa membantu kamera laptop/Ipad kita supaya gambar kita bisa menjadi lebih jelas.
Oiya, aku beli ringlight ini sudah sekalian dengan tripodnya. Aku beli di Shopee dengan harga sekitar 200an saja.
Persiapan Mengajar Online
Sama seperti mengajar tatap muka, mengajar online pun butuh sekali persiapan. Bahkan, tanpa persiapan malah justru bisa fatal. Misalnya kita lupa apa lagi yang mau diajarkan karena kegiatan/worksheet sudah habis padahal waktu masih tersisa, nah jadinya krik krik banget kan? So, yuk siap siap dulu.
1. Tentukan modul/buku pegangan
Ini nantinya yang akan menjadi guideline atau petunjuk saat kita mengajar. Dengan modul yang ada dan sesuai dengan level/kemampuan anak, kita nggak perlu lagi memikirkan tema/topik pembelajaran karena sudah ada chapter chapter dan kita hanya mengikutinya saja.
Banyak referensi modul dari internet yang bisa kita unduh secara gratis, kok. Aku pribadi menggunakan buku Super Mind untuk modul anak SD dan SMP, lalu Essential Grammar in Use untuk pelajaran Grammarnya, plus Longman The Complete Course for The TOEFL Test. Semuanya bisa di-download secara gratis di Google. Masih banyak juga modul modul/buku lain yang bisa teman gunakan.
2. Mengumpulkan resource website sebanyak banyaknya
Mengajar dengan bervariasi dan penuh kreasi adalah bukan hal yang mustahil, bukan pula hal yang susah dan menyita banyak waktu. Karena banyak sekali website yang bisa kita gunakan untuk mengajar online dengan menyenangkan. Mereka bisa berbentuk games, quiz, worksheet seru dan ide ide mengajar yang bisa kita aplikasikan di kelas online. Jadi, nggak perlu kita menyusun pelajaran dari awal sampai akhir. Nggak perlu juga menciptakan game sendiri, karena tinggal search keyword tertentu, dan violaaaaa.....Game di depan mata.
Let's say Quizizz, Wordwall, Kids-Pages, Bamboozle, dan masih banyak lagi. Ada 5 website yang sudah aku ulas di sini.
Baca juga :
5 Website Keren untuk Mengajar Bahasa Inggris Secara Online
3. Menentukan fee per sesi
Ini memang yang kadang menjadi dilema para guru online pemula, termasuk saya dulu. Faktor yang bisa kita pertimbangakan saat menentukan fee adalah kota dimana anak itu tinggal. Ibaratnya aku beli bubur sekarang di Ambarawa ini satu porsi dihargai 2000 rupiah. Namun, satu porsi bubur di Jakarta yang dulu aku beli saat aku tinggal di sana dibandrol dengan harga 8000 rupiah. See?
Kebetulan murid pertama yang saya ajar adalah murid saya terdahulu saat les tatap muka di Jakarta. Jadi, kami tinggal menyesuaikan sesuai fee terdahulu. Namun, tetap saja perubahan dari offline ke online lalu durasi per sesi yang hanya sejam saja saat online juga bikin aku bingung menentukan fee.
Beruntung, Miss Ivy ( rekan mengajarku dulu ) juga baru saja membuka les online di jakarta, lalu kita berdiskusi bersama untuk menentukan fee per sesi. Satu sesi berdurasi 1 jam. Nah, kami berdua akhirnya memutuskan untuk menentukan fee sebesar 100ribu/jam atau 100ribu/sesi. Namun, itu untuk wilayah Jakarta ya. Wilayah lain bisa saja berbeda. Di akhir bulan bisa kita kalikan saja dengan jumlah kehadiran murid selama bulan itu.
Jadi, setiap akhir bulan, aku mengirimkan invoice lengkap dengan tanggal per kehadiran mereka dan total perbulannya.
Namun, selain dari daerah tempat tinggal murid, sebelum menentukan fee kita juga harus memahami jam terbang kita, kemampuan mengajar kita seperti apa, alat dan media yang kita pakai, buku/resource yang kita gunakan, dan seberapa menarik cara kita mengajar. Jadi tentu murid pun bisa mendapatkan kualitas pengajaran yang setara dengan harga yang mereka bayar.
Teman teman juga bisa tanya tanya atau survey lapangan dulu untuk bisa menentukan fee mengajar yang cocok. Tidak terlalu mahal, juga tidak terlalu murah.
4. Membuat jadwal dan lesson plan
Jadwal les yang disimpan di note HP supaya mudah diakses dan diedit |
Dan lesson plan ini jelas sangat berguna sebagai guideline ku saat mengajar. Seperti ini.
Lesson plan yang aku gunakan |
Jadi, aku nggak perlu ngapalin habis kegiatan ini, harus ini, lalu itu. Semua sudah dicatat dengan rapi dan berurutan, baik listening session, speaking session atau mengerjakan modul halaman sekian. Lesson plan ini juga untuk menghindari 'krik krik time' saat gurunya tiba tiba lupa habis ini mau ngapain. Jadi, waktu 1 jam itu bisa digunakan dengan optimal dan concised.
Selain itu, di lesson plan juga aku tambahkan rencana pembelajaran yang akan aku lakukan next time seandainya waktunya tidak cukup atau tiba tiba terlintas kegiatan tertentu saat pembelajaran berlangsung. Dan yang juga penting adalah progress, yaitu respon anak atau level kemampuan anak saat diberikan materi/pembelajaran di hari itu seperti apa; bisa nggak? Sebisa apa? suka nggak? lagi mood belajar nggak? Bagian mana yang harus direview lagi? Dan lain sebagainya.
Progress ini yang nantinya sangat diperlukan untuk membuat students' progress report.
5. Membuat teaching report
Contoh teaching report yang aku gunakan |
Setelah membuat lesson plan dan pembelajaran dilakukan, kita juga harus membuat teaching report, berisi skill apa saja yang dipelajari hari itu, grammar dan topik apa saja, dan progress/komentar untuk anaknya.
Dari sini kita juga bisa menentukan materi grammar apa yang selanjutnya bisa dipelajari, skill apa yang bisa dieksplorasi dan bagian materi yang mana yang harus direview kembali sesuai dengan progress anak.
Nah, sekarang kita siap deh untuk mengajar online, demi mencerdaskan kehidupan bangsa. Semoga teman teman guru semakin semangat mengajar online dan semoga pandemi ini segera berlalu yaa.
( Nah, beberapa waktu lalu aku masih pakai ini sih, Teachers. Tapi ini optional. Jika lesson plan nomor 4 sudah bisa meng-cover semuanya mulai dari rencana pembelajaran hingga progress, maka teaching report menurutku nggak perlu dibuat juga.
6. Membuat Students' Progress Report
Penting banget!! Bagaimana orang tua bisa memantau perkembangan level kemampuan berbahasa Inggris anaknya saat mereka memutuskan untuk memberikan les tambahan? Ya dengan report ini. Di report, aku akan menuliskan tentang materi apa saja yang sudah dipelajari, perkembangan apa yang muridku capai selama mengikuti kelas dan skill yang mana yang harus dikembangkan lagi plus rencana pembelajaran untuk mengembangkan skill tersebut. Tak lupa nilai setiap skill dengan A, AB, B atau C.
Yup, itu tadi persiapan dan apa saja yang perlu dilakukan jika Teachers ingin membuka kelas online. Yuk berdayakan diri sebagai guru dengan terus berkarya sesuai dengan bidang kita. InsyaAllah selain menambah rejeki juga bisa menambah bekal kita kelak. Ingat, Orang mati tidak membawa semua benda selain tiga perkara ; amal jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak soleh solehah.
Keep learning, keep shining!
Oiya, minggu depan aku juga mau share tentang beberapa tips/kegiatan yang bervariasi untuk mengajar online. Check this out ya!
Ring light emang banyak membantu ya .. Apalagi untuk posisi pengajar atau narsum dan host.. Biar peserta juga makin nyaman menyimaknya
BalasHapusKeren, keren kereenn, Miss Meykke! :D
BalasHapusTernyata rempong banget yhaa persiapan para Guru untuk mengajar online.
So, buat anak2/ para murid tolong yhaa, lebih serius lagi belajarnya
Btw, aku jadi mupeng ring light-nya :D
Halo mba rajin benar. Tapi memang ya mengajar online ini tak mudah. Banyak persiapan yang terkesan teknis tapi ya harus dilakukan
BalasHapusPersiapan yang matang sekali, Mbak. Guru-guru baru perlu belajar dari tulisan ini, apalagi guru bahasa Inggris.
BalasHapuspersiapan yang matang sekali, termasuk dalam peralatan yang digunakan, aku jadi inget sama bokap yang kebetulan dosen,, persiapan mengajar onlinenya sematang ini loh
BalasHapusWah, seru amat ya mengajar bahasa Inggris online, anakku nih terpaksa stop dulu les bahasa Inggrisnya secara tatap muka karena pandemi..les ini bisa jadi alternatif...kalau aku Zoom nya sewa yang per jam, ada di Shopee untuk mengajar..soalnya jadwal hanya sebulan sekali..
BalasHapusSemangat terus Para Pahlawan Pendidikan! Aku pun selalu menyiapkan segala sesuatunya dulu saat akan mendampingi Anak belajar online, karena memang ada beberapa hal yang berbeda dengan saat belajar offline. Selain itu, di beberapa momen, PJJ ini cukup menguras fisik dan bahkan psikis, semakin menghargai jasa Para Guru jadinya yang tentu harus lebih kerja keras semenjak Pandemi.
BalasHapusKeren banget, Mbak Meykke. Sekarang bikin kelas online juga menguntungkan ya. Baik secara pribadi atau gabung di platform belajar online gitu.
BalasHapusSeruu~
BalasHapusGuru pun kudu penuh inovasi saat mengajar yaa... Gak boleh seada-adanya.
Kereen, Miss Meykke.
Murid-murid pasti happy belajarnya, meski kini hanya bisa online.
masyaAllah lengkap banget nih peralatan perang Ibu guru...maksimal banget yaa.. semua well preppared... sukses selalu bu guru...
BalasHapusRinglight perlu sayangnya ga banyak guru menyadari perlu pake ringlight. Saya suka dampingin anak yg kecil zoom dan karena gurunya tanpa ringlight jd suka agak gelap atau ada bayangan gitu, ga betah liatnya hahah
BalasHapusSaat ini nggak kerasa ya namanya pandemi ini proses belajar mengajar tentunya secara online sehingga guru pun juga harus bisa beradaptasi untuk mengajar secara online
BalasHapusSeru nih belajar bahasa inggrisnya pasti yah, lengkap sekali nih persiapannya yah.
BalasHapusMak, ini keren banget sih, tip nya. Layak jadi pertimbangan para pendidik. Memang butuh modal lebih sih ya, jadinya. Tapi pasti ini mmebantu banget ke depannya
BalasHapuswah miss Meyke persiapannya lengkap banget, ada ringlightnya pula
BalasHapusaku juga ada kelas online mbak,makasih uda share tips nya
izin atm, biar pas ngajar onlind jadi makin mantap
Tetpnya ternyata harus membuat lesson plan dan pembelajaran online Aku seneng bangt kalau mba meyke udah nerangin gramer anakku sering nonton nih..
BalasHapusKata dia teman bunda keren🥰
Sebetulnya guru senior pun yg udah sepuh juga butuh nih pemahaman digital seperti ini supaya bisa mengajar dengan lebih baik lagi, biar ilmu yang disampaikan bisa sampai dan benar benar bermanfaat yaaaaa
BalasHapusMantep banget ini persiapannya mba. Apalagi sama peralatannya. Sukses selalu ya
BalasHapusKwreeennn Miss Meyke
BalasHapusAku langsung catat semua bahan bahan eh benda benda di atas
Keren persiapannya miss Meykke :D
BalasHapusSuatu saat nanti aku jg kepengen ngajar gtu. Apalagi zaman now yang namanya belajar online gak asing. Bisa dikerjain tanpa harus ninggalin anak jg kan?
Yg pasti ngajar tu gk hanya terima fee ngaar tapi berbagi ilmu tu bikin happy yaaa
Ah bu guru memang top deh ini
BalasHapusSegala perlengkapannya benar-benar matang ditambah materinya pasti sudah hafal luar kepala
Yang diajar juga pasti enjoy
Wah, persiapannya mantap nih Mba. Bisa ditiru. Urusan fee nih yang kadang bikin dilema.. hehehe. Masih bingung dan gak enakkan. Terima kasih tipsnya. Bisa jadi bahan diskusi dgn teman-teman nih.
BalasHapuspake ringlight jaadi makin shining gitu ya Mbak, kereennn ihhh.
BalasHapuspersiapannya juga oke banget ini, dari modul hingga ke teaching report lengkap, jadi nanti bisa jadi bahan diskusi tuk ortu juga ya mengenai progress anaknya.
btw, gak masukin tripod tadi Mbak di tools yang harus disiapin :D
Kerennn, klo gurunya kayak Mb Meyakinkan pasti muridnya juga semangat.
BalasHapusTips kayak gini justru penting buat guru senior lo sebenarnya karena klo guru baru yang masih muda biasanya sudah paham peralatan teknis mengajar online. Yang pusing justru guru senior karena pemahaman mereka akan teknologi masih kurang. *maaf, tapi fakta yang kulihat memang demikian :D
Keren banget, ya, Mbak Mey. Kayaknya perlu beli ringlight deh. Biar cerah wajah kalau lagi ngezoom. Peralatannya malah nggak jauh dari alat gambar saya juga, nih, Mbak. BTW, perubahan mesti sering online gitu jujur emang bikin saya banyak deg-degannya, karena nggak biasa. Namun, sekarang sudah terbiasa apa-apa serba online. Malah banyak acara yang berubah dari offline jadi online bisa mudah ikutannya.
BalasHapusAku baru ngajar online pakai Whatsapp Group nih mbak. Belum pernah pakai zoom meeting sama sekali. Masih takut kalau tetiba Ghazy nggak bisa dikondisikan.
BalasHapusAku seringnya berdua aja soalnya sama Ghazy. Tapi, ini seru sih. Ngajarnya langsung. Jadi bisa langsung tahu. Trus, nggak perlu siapin video rekaman sebelum ngajar juga.
Keren Miss. guru di sekolah anakku ada yang persiapannya sangat matang namun ada juga yang seadanya Miss. Jadinya pas menerangkan ke anak-anak suaranya tak terdengar baik alhasil anak-anak asyik sendiri di depan zoom. Sepertinya dukungan dari sekolah juga dibutuhkan bagi para guru ya Miss.
BalasHapusAdikku mulai PPL mengajar online.. memang perlengkapan harus matang ya.. makasih mba seringnya...
BalasHapusJadi kangen ngajar di depan kelas. Ngajar online sungguh membuat saya sedih karena tidak bisa menjangkau semua anak-anak di sekolah saya. Hanya bisa 3-6 siswa dari total siswa yang ada. Miss Meykke keren deh!
BalasHapusSebagai seorang dosen yang juga ngajar online selama pandemi, peralatan yang saya miliki kurang lebih sama seperti yang Mbak Meykke tulis di atas, cuma minus ringlight, hahahaha.
BalasHapusUdah lama gak ngeblog dan blogwalking, eh ternyata Mbak Meykke masih aktif berkarya. Terus berkarya ya, Mbak. Ditunggu kisah-kisah inspirasi belajar Bahasa Inggrisnya.
lengkap banget mbak. bisa dijadikan masukan pas aku tiba tiba meeting gitu ini ya
BalasHapusselama ini cuman ngandelin satu macam gadget aja
Ini contoh guru yabg bener2 niat mengajar dalam kondisi apapun.
BalasHapusYang jd masalah sekarang, masih banyak guru yang bahkan tidak tau cara menggunakan zoom dan mengkonekan internet. Walaupun sudah bisa kadang mash ada guru yang kurang interaktif dalam mengajar. Jangankan untuk mengajar interaktif, banyak juga guru yg hanya buka zoom cuma absen doang, abis itu udah...
Pihak siswa pun banyak juga yg gak terlalu memperhatikan masalah kelas online ini,
Cuma semua itu balik lg ke niat kita masing2 dalam menghadapi situasi seperti ini.
Nice info ;)
Salam dari mantan guru yg skrang jd pengangguran :v
Waw, keren banget persiapan ngajarnya. Aku dulu pernah ngajarin anak autisme di salah satu lembaga terapis di Kota Bandung. Sama juga, yang perlu dipersiapkannya banyak banget.
BalasHapusTapi, ngeliat kamey mempersiapkan ini buat les online yang sepertinya freelance keren banget. Aku sebagai alumni pendidikan keguruan jadi malu. Duh dasar aku
Hallo, Kak Mike! Long time ngga absen disini.
BalasHapusBtw, belajar online udah jadi hal wajib ya, sekarang ini.
Segala perintilannya yang sebelumnya jarang bahkan ga pernah kita pake jadi kepake.
seperti ring light. Biasanya dipake sama mba-mba MUA yakan, atau beauty vlogger.
Tapi jadi guru online ini emang lebih gede effortnya timbang mengajar secara langsung tatap muka ya :" lain aja auranya gituu
Masyaallah Mba. Ini menjadi inspirasiku sekali. Sebagai guru bhs inggris, aku juga mengalami kesulitan dalam mengajar online. Siswaku saat belajar tatap muka saja masih sulit menangkap, apalagi saat online. Maklum, aku mengajar di pedalaman jawa barat.
BalasHapusKak meyke berarti skrg domisili di jakarta ya? Ada niatan untuk ikut tes pppk tahun ini tdk?
Kereeeeeen, detail banget persiapannya, sebagai guru SD yang harusnya ngerti peralatan ginian, saya jadi ngerasa gagal ,😅
BalasHapusApalagi di sekolah negeri sekarang, anak-anaknya dikirimin video dari YouTube aja saya mikirnya kuota mereka cukup nggak nih?
Kalo gurunya kayak Meykke dengan segala persiapannya yang super ini, kayaknya fee 100ribi per jam pantes banget deh .. 👍
Di tempatku sih lesnya offline, cuma beberapa anak dan dengan protokol kesehatan yang utama.
Berarti sekarang sambil ngelesin online bisa nostalgia juga dong Mey sama anak2 yang di Jakarta 😁
wow, awesome Mey. a professional teacher has to be well prepared. I do agree that we must be well prepared so we can teach and give teaching materials well in the end the students will have better understanding toward the lesson we have given.
BalasHapus