“Anak yang cerdas berasal dari Ibu yang bahagia.”
Well, ini bukan isapan jempol belaka. Setelah menikah, aku
benar benar tahu gimana relatednya kebahagiaan Ibu dengan tumbuh kembang anak
yang optimal.
Semisal saat moodku lagi berantakan, bawaannya dikit dikit marah. Boro boro mau mikirin
mainan ala Montessorinya Julio, mau mandiin Julio aja bawannya mager. Beda
cerita saat moodku bagus, bawaannya jadi kreatif. Pingin bikinin Julio ini itu,
ngobrol terus sama Julio sampai semangat ikutan kuliah whatsapp biar terus
upgrade diri jadi Ibu yang lebih baik lagi.
Jelas dong, kadar kebahagiaan si Ibu memang jadi kunci
bagaimana si Ibu berperilaku dan memperlakukan anak. Dengan Ibu yang terus
bahagia, jelas kebutuhan anak menjadi terpenuhi secara maksimal dan
perkembangannya pun jadi optimal.
Lalu, seberapa pentingnyakah kebahagiaan seorang Ibu
terhadap kecerdasan anaknya?
Baca juga :
5 Tips Anti Baper Ala Ibu Muda
5 Caraku Terhindar dari Baby Blues
6 Ide Me-Time Demi Menjadi Ibu yang Tetap Waras
Baca juga :
5 Tips Anti Baper Ala Ibu Muda
5 Caraku Terhindar dari Baby Blues
6 Ide Me-Time Demi Menjadi Ibu yang Tetap Waras
1 Ibu yang bahagia akan lebih sabar mengasuh anaknya
Coba deh moms, amati saat mood kita sedang gundah gulana,
resah atau jengkel terhadap suatu hal. Sedikit banyak pasti akan mempengaruhi
perilaku kita. Semisal saat jengkel terhadap suatu hal atau bad mood atau
jengah gitu, terus tiba tiba ngeliat anak numpahin susu aja, udah langsung
sumbu pendek; spontan marah kayak anaknya bakar rumah.
“Tuh lihat, tumpah khan? Mama tuh udah capek! Ngerti nggak
sih? Sekarang malah ditumpahin. Maunya apa?”
Duh, jadi melebar kemana mana. Anaknya yang dibentak bentak Cuma
gara gara segelas susu tumpah harus mengikhlaskan saraf saraf otaknya rusak.
Padahal semakin kita marah marah, pasti hati makin bad mood menjadi jadi.
Beda cerita saat hati senang, pikiran tenang. Lihat anak
tumpahin susu mah santuy. Ah, Cuma susu ini.
“Tumpah ya nak? Udah, nggak papa. Kita bersihin sama sama
yuk.” Adem dan menenangkan.
Kita bisa lihat betapa kebahagiaan seorang Ibu benar benar
berpengaruh terhadap tingkat kesabaran yang juga langsung berpengaruh terhadap
perkembangan emosi si anak. Jelas anak yang sering dimarahi pun juga nantinya
akan tumbuh menjadi anak yang pemarah, bukan? Karena anak sejatinya adalah
peniru ulung.
2. Ibu yang bahagia akan lebih ceria dan banyak bicara
Nah, yang ini aku juga merasakan banget nih, moms. Saat mood
ku bagus, mandiin Julio itu bisa jadi kegiatan favorit. Kegiatan mandi itu bisa
penuh dengan edukasi dan hiburan, mulai dari nyanyi “Bebek Adus Kali”, “Pelangi”,
“Balonku ada Lima”, sampai memperkenalkan nama anggota tubuh macam tangan,
kaki, hidung dan lain sebagainya. Kadang kami juga main ciprat cipratan air
biar seru. Pokoknya kalau mood Ibu bagus mah, anak juga pasti riang gembira
karena bisa banyak bercanda dan belajar bersama Ibu.
Beda cerita saat moodku jelek atau semisal lagi ada masalah
sama Ayahnya Julio. Hmm, mau mandi, makan atau pun waktu bermain bawaannya diem
melulu. Anak jadi minim kosakata dan minim candaan.
3. Ibu yang bahagia akan lebih kreatif
“Masak menu baru apa ya buat Julio?”
“Anak seusia Julio harusnya udah bisa apa aja ya?”
“Permainan ala Montessori yang cocok dan disukai Julio itu
apa ya?”
Saat Ibu bahagia, pasti adaaaaa aja ide ide yang dipikirin.
Entah makanan, baju sampai permainan. Pingin terus ngasih pengalaman baru untuk
si anak. Karena kita sendiri sudah terpenuhi kebutuhan untuk bahagia, jadi rasa
rasanya juga ingin terus memberikan yang terbaik untuk anak.
Lah kalau nggak bahagia, boro boro mikirin mau main apa buat
anaknya. Rasa rasanya ngerjain pekerjaan wajib macam nyuapin anak, main sama
anak aja udah nggak ada semangat. Why? Karena kebutuhan sendiri pun juga belum
terpenuhi.
Ibarat kata, kalau mau ngasih orang lain uang ya kita harus
punya uangnya terlebih dulu. Kalau mau bikin orang bahagia pun ya kita harus
bahagia dulu.
4. Ibu yang bahagia akan semangat mengupgrade diri dengan
ilmu baru
Ibu yang kebutuhan jiwanya sudah terpenuhi, pasti rasa
rasanya ingin terus mengembangkan diri. Semangat untuk terus belajar pun juga
tinggi.
Aku pun ngerasain banget hal. Aku seneng banget bergabung
dengan Komunitas Ibu Profesional untuk bisa mendapat ilmu parenting dan
self-development lebih banyak, join online class Bengkel Diri dan Sekolah Rumah
Tangga pun juga demi mendapatkan banyak insight yang nantinya berguna untuk
kehidupan berumah tangga dan pengasuhan.
Pokoknya rasanya ingin terus menggali ilmu demi perkembangan
anak yang optimal dan perkembangan diri sendiri menjadi pribadi yang terus
membaik.
Kalau jadi Ibu, bahagia aja belum. Boro boro mau upgrade
self-development atau kemampuan diri sendiri. Bersyukur aja nggak.
5. Ibu yang bahagia akan memancarkan aura bahagia untuk anaknya
Pernah nggak sih moms suatu hari bangun tidur mood langsung
berantakan. Eh tiba tiba kok ya hari itu anak lebih rewel. Pas makan dilepeh
mulu, pas mainan nggak kebeneran, mau tidur pun pakai drama dramaan.
Beda cerita saat kita bangun dengan suasana hati yang senang
dan bahagia. Eh kok anak ya hari itu rasanya gampang diatur, nggak pakai nangis
nangisan mana nurut pisan.
Pernah ya?
Ternyata aku pernah baca kalau anak kita itu sensitive terhadap
suasana hati kita, moms. Dia tahu nih kalau suasana hati Ibu lagi senang atau
nggak. Kalau lagi nggak senang ya dia merasa nggak nyaman dan jadinya malah
lebih rewel. Makanya, bonding antara Ibu dan anak itu kuat sekali.
Lalu, apa sih yang membuat kita bahagia atau nggak? Sejak
beberapa waktu yang lalu saya bergabung di Mother Hope Indonesia yang ada di
facebook. Rata rata para Ibu yang mengalami baby blues atau postpartum
disebabkan oleh ketidakadaan support system/dukungan penuh dari orang terdekat.
Dan memang, kunci dari kebahagia seorang Ibu adalah SUAMINYA.
Digarisbawahi ya para suami. Kunci kebahagiaan seorang Ibu
terletak pada SUAMINYA. Suami yang memberikan support yang penuh, pengertian,
bisa mengayomi dan menenangkan, apapun masalahnya si Ibu pasti bisa
mengatasinya dengan baik.
Beda cerita kalau si Ibu udah Cuma di rumah aja, suami Cuma sibuk
kerja tanpa mau tahu soal anak dan pekerjaan rumah. Yangg ada kita berasa jadi
kayak pembantu; merasa dirinya nggak berguna, nggak cantik dan nggak ada
kesempatan untuk mengaktualisasi diri sendiri. Gimana mau bahagia kalau begitu?
Jadi, yuk para Ibu kita sama sama berusaha menjadi Ibu yang
berbahagia. Demi diri sendiri, pasangan dan si buah hati. Para suami pun yuk
coba mengerti istri, apalagi istri yang baru saja melahirkan, yang badannya
melar dimana mana, yang harus ngerjain pekerjaan tanpa henti plus ngerawat anak
yang sama sekali nggak mudah. Jangan mentang mentang ‘aku udah capek nyari duit’,
jadi masa bodoh tentang pekerjaan rumah dan perasaan istrinya. Masa dulu semangat
bikin berdua, sekarang yang suruh ngerawat anak cuma Ibunya saja?
Jadi, bu Ibu. Sudah bahagiakah sekarang?
Kalau belum, ada satu yang harus diingat. ANAK. Betapa beruntungnya kita dipercaya Allah untuk mempunyai anak dan membesarkannya. Jangan sia siakan kepercayaan itu dan teruslah berjuang. InsyaAllah semua indah pada waktunya. Anak adalah investasi dunia dan akhirat. Untung atau rugi investasi itu kelak tergantung dari apa yang kita lakukan saat ini, tergantung dari cara kita mendidik anak kita.
Semangat!
Tulisan ini diikustertakan dalam Blog Challenge Indiscript Writing "Perempuan Menulis Bahagia"
IJIN SHARE YA MBA
BalasHapus