16 April 2017-16 April 2019
Ayah,terimakasih. Terimakasih telah menjadi Ayahku. Hal yang paling aku suka adalah bercanda dengan Ayah, lalu ditimang timang Ayah, digendong, dikelon. Walau pun masa sekarang semua yang aku sebutkan itu hanya sebatas angan, tapi Ayah sudah melakukan banyak hal untukku.
Ayah, terimakasih. Terimakasih telah memilih Ibu. Iya, Ibu yang kadang galau dan baper itu. Ibu suka bertanya padaku, “Kajo, kangen Ayah tidak? Kangen kaaan… Ayo, kalau kangen senyum dulu. Senyumnya mana senyumnya….” Lalu aku tersenyum. Ibu menambahkan kemudian, “Kalau Ibu sih kangen. Banget. Alias kangen banget, Kajo. Nanti kalau Kajo udah kenal banget sama Ayah, Kajo juga pasti pingin nempel terus.”
Ayah, terimakasih atas segala peluh dan kerja keras Ayah untuk Ibu dan aku. Terimakasih Ayah sudah memberi mandat pada Ibu untuk mengasuhku saja. Ibu dan aku selalu bersama. Ibu bisa menjadi saksi pertama dalam setiap tumbuh kembangku.
Terimakasih Ayah untuk selalu peduli pada kami, “Julio hari ini makan apa?”. “Julio sudah bisa apa?”. “Senyumnya mana senyumnya?” adalah tiga pertanyaan wajib Ayah, kan? Ayah pasti kangen sekali denganku. Semoga Ayah juga kangen dengan Ibu.
Ayah dan Ibu, sehat sehat selalu, rukun dan bahagia sepanjang waktu. Hingga nanti aku punya adek nomor satu dan adek nomor dua. Berlima kita akan berpetualang bersama dan tahun depan kita sudah hidup bernaung atap yang sama.
Ayah, kami mencintaimu. Semangat selalu ❤️
Aamiin ya Robbal Alamiin.
Dari anakmu yang lucu,
Julio Khairi Quanta.
comment 0 comments
more_vertTerimakasih sudah mampir ke sini ya... Yuk kita jalin silaturahmi dengan saling meninggalkan jejak di kolom komentar.
Terimakasih .... :)