Perbedaan yang mencolok saat saya
tinggal di kota dan saat saya tinggal di desa adalah lingkungan hidupnya. Kota
identik dengan buanyak bangunan tinggi menjulang yang menawarkan segala fasilitas
yag serba ada. Katakanlah, mau fitness? Bisaa... Mau nonton di cinema?Bisaaa...
Mau belanja sampai gaji ludes? Bisa bangeeeett... Mau nongkrong di cafe? Ada,
tinggal pilih mau yang gratis donat atau yang satu cangkirnya bisa buat beli
beras empat kiloan. Dan segala fasilitas ini nggak bisa dengan mudah saya
dapatkan saat saya tinggal di desa. Tapi nih, desa juga memberikan daya tarik
luar biasa yang nggak bisa didapatkan di kota, salah satunya adalah
Pesona Brongkol-Jambu. Wah, tempat macam apa itu?
Baca juga wisata lainnya :
PESONA BRONGKOL-JAMBU
Sumber : Humas Jawa Tengah |
Well, saya juga baru tahu ada
acara mempesona seperti itu saat kemarin, 17 Februari 2019. Kami jalan pagi
bersama keluarga di sana. Begitu tiba di venue acara, banyak pejalan kaki yang
memadati jalan sepanjang sepanjang Jalan
H Muhammad Zaen atau jalan penghubung dua desa, Jambu dan Brongkol atau dahulu
disebut Jalan Turen, karena tumbuh pohon Turen. Sebelumnya nih, saya emang demen banget naik
motor lewat situ pagi pagi dibonceng suami karena di sepanjang jalan kita bisa
melihat hamparan sawah yang menghijau dari ujung ke ujung, kanan dan kiri. Berdiri
megah pula Gunung Lawu di sebelah utara dengan perbukitan Kelir yang menghiasi
langit sebelah selatan. Soal udara jangan ditanya, sejuk maksimal!
Dan sekarang Komunitas Pemuda
Brongkol-Jambu atau yang disebut Kolbu punya ide cemerlang untuk memberikan
hiburan murah meriah sekaligus mengangkat perekonomian warga sekitar dengan
mengadakan acara #MingguSehat #PesonaBrongkolJambu yang di-launching pada Minggu,
17 Februari 2019 dengan tema Menjemput Matahari.
Dikutip dari Humas Jawa Tengah,
Widhi Ari Cahyono, selaku ketua panitia dari Komunitas Pemuda Brongkol Jambu
(Kolbu) mengatakan, kegiatan yang dikemas dalam
#MingguSehat#PesonaBrongkolJambu dengan tema Menjemput Matahari itu mengusung
misi untuk mengangkat wisata berbasis komunitas antar desa.
SEPUTAR KEGIATAN
Tidak hanya jalan pagi saja nih,
teman teman. Di acara Menjemput Matahari ini juga banyak kegiatan yang bisa
kita ikuti, sebut saja senam lansia, senam aerobik, ngopi bersama, lomba foto,
bazaar produk rumah tangga dan kerajinan tangan, lomba mewarnai untuk anak anak
usia PAUD dan TK. Pun kita bisa jalan jalan sambil bershopping ria karena
banyak para penjaja kudapan tradisional yang berjualan di sepanjang kanan dan
kiri jalan. Tak lupa banyak permainan tradisional yang digelar di acara itu
juga. Ada tiga hal yang ingin ditonjolkan di gelaran Menjemput Matahari itu,
yaitu pemandangan pegunungan, lintasan jogging dengan udara bersihnya, dan
kuliner tradisional, dengan sasaran menyehatkan masyarakat, meningkatkan
kesejahteraan pedagang kecil di wilayah Jambu dan Brongkol, melestarikan
makanan tradisional kepada generasi muda dan melestarikan permainan
tradisional. Cihuyyy!
Lomba mewarnai di tepi sawah. Kapan lagi bisa begini? |
Lapak makanan tradisional |
Baju anak juga ada. |
Indahnya jalan sekeluarga bergandengan tangan ya.. |
Dramblek juga ada.. |
Ibu Ibu pasti suka... |
PENGALAMAN SERU DI PESONA BRONGKOL-JAMBU
Menghabiskan minggu pagi dengan jalan kaki plus cuci mata. |
Berhubung saya ini Ibu satu anak
plus mengajak satu keluarga ikut serta,jadilah kami berangkat saat matahari
sudah naik tinggi tinggi, jam 7! Sampai di sana, masih banyak orang yang jalan
kaki atau pun bersepeda. Beberapa di antaranya membawa bayi ikut serta dengan
strollernya. Di kanan kiri jalan sudah banyak anak PAUD dan TK yang menggelar
meja lipat untuk siap sedia mengikuti lomba mewarnai. Rame bangettt!! Di
sepanjang jalan juga bisa kita temui para pelapak dengan produk produk
andalannya;makanan tradisional macam cenil, klepon, lopis, ketan kelapa manis,
gemblong, timus, tiwul, nasi jagung, nogosari, klenyem, utri, cethil, gablog
jagung, dan aneka bubur jenang, berbagai macam gamis dan baju, sandal, tas,
hingga kerajinan tangan. Pokoknya semua warga Brongkol-Jambu dan sekitarnya
tumpah ruah dan memadati jalan Turen itu.
Salah satu pengunjung dari Ambarawa :D |
Kebayang nggak sih jalan dari ujung ke ujung sambil menggendong bayi? Sayangnya, sampai ke venue, Julio malah tidur lagi. Hahaha... Untungnya ada anggota keluarga yang siap membantu. Biar seruu, kami mengajak Ibu, adik adik dan keponakan turut serta. Sayangnya, karena kami terlambat menjemput matahari nih, sampai sana cuaca sudah panas. Jadi, kalau ke sana pastikan pagi pagi betul, ya. Untuk para bayi, jangan lupa bawa stroller untuk memudahkan kita jalan santai sambil menikmati pemandangan.
Sayangnya, begitu kami jalan
kembali ke ujung semula, kami mendapati banyak sampah plastik bertebaran di
sepanjang jalan. Nah, untuk solusinya di acara mendatang bisa banget nih
disediakan tempat sampah jalinan kayu kayu begitu di sepanjang jalan. Plus
dikasih tulisan, “YA ALLAH, LANCARKANLAH REJEKI ORANG YANG BUANG SAMPAH PADA
TEMPATNYA..AAMIIN.” Niscaya kesadaran warga Brongkol-Jambu untuk menjaga
kebersihan dan kelestarian lingkungan hidup akan meningkat. Plus perketat orang
orang yang masih lalu lalang di area jalan santai dengan menggunakan motor
karena sedih kali lagi meditasi sambil jalan eh polusi lewaaat...
ACARA SELANJUTNYA
Beberapa waktu lalu saya bertanya kepada salah satu crew/panitia acara ini tentang acara berikutnya. Nah,acara
serupa berikutnya akan dilaksanakan setelah Pilpres digelar. Tapi, jangan sedih
dulu. Kita masih bisa kok jalan santai di Jalan Turen dan masih bisa shopping
ria karena lapak lapak penjual masih tetap berjualan disana tiap Minggu pagi.
Tapi ingat, buang bungkusnya di tempat sampah ya,teman teman.
Jadi,kapan yuk kita jalan pagi
sambil terapi mata liat yang seger seger plus perut kenyang setelahnya?
Jangan lupa ajak suami biar bisa jajan sesuka hati, ya.. |
Reference :
Komunitas Pesona Brongkol-Jambu
Humas Jawa Tengah
mba aku suka banget sama suasananya yang asri banget apalagi dipinggir sawah jadi kangen pulang ke desa
BalasHapusiya ini mumpung lagi tinggal di desa jadi pingin posting wisata wisata di sekitar :)
Hapuswah keren banget ini melukis di alam, wah asyik
BalasHapusTerimakasih review-nya... Salam nge-Blog, biar Ga Ngganjel...
BalasHapuswaktu ke banyumas dulu aku berasa pernah melewati pemandangan yang sama, dengan sawah hijau di kanan-kiri, waaaah, ini yang buat aku kangen sama Indonesia yg masih lestari sama ladang persawahan huhu, memanjakan mata, tapi yg menarik disini adalah eventnya wkwk uuh nice lah, jadi homesick wkwk
BalasHapusHallo ka Jo... Kamu yang sehat selalu, ya. (Masih nyesek kalau lihat anak kak Mey yang tambah pinter).
BalasHapusBaca ini sama seperti baca story beberapa minggu sebelumnya, ya kak. Mungkin di story kakak kemaren, aku belum dapet penjelasan lengkapnya seperti ini. Masih nyawang aja kalau tempat ini emang keren.
Apalagi, dibuat untuk jalan-jalan bareng keluarga. Beh... Ademnya warna ijo itu bikin betah.
Nggak cuman pemandangan indah aja yang didapet, belanja tetep ya kak.
Aku paling suka view dari atas itu. Di hati kek tertulis "Nyessss."
Wah keren tempatnya Mbak. Sesekali jalan ke Sumbawa Barat, banyak pilihan destinasi wisatanya Mbak.
BalasHapusSalam www.abdulmajid.id
Sudah samar bayangan kampung Ibu saya. Walaupun jaringan masih susah untun masuk, pedesaan selalu punya daya pikat tersendiri. Jadi senang ada event-event kayak gini~
BalasHapusBenar-benar pemandangan yang mempesona nih Brongkol-Jambunya. Asyik banget jalan-jalan pagi disepanjang jalan yang di sisi kiri-kanannya terhampar sawah yang luas. Mana dibuat kegiatan yang seru pula *seperti lomba mewarnai u/ anak-anak plus banyak yang buka lapak jajanan tradisional, duh berasa pengen juga jalan-jalan ke situ bareng suami dan si Kecil, hehe
BalasHapusMbaaak.. kujadi rindu Temanggung. Coba nanti kalau Julio sudah agak besar, ajak ke Pasar Papringan di Temanggung. Coba deh searching. Nginap sehari sebelumnya. Soon aku tulis ceritanya untuk referensi. Semoga bahagia selalu ya mbak dengan keluarga kecilnya :)
BalasHapus