8 Mitos Perawatan Bayi - Dunia per-ibuan adalah dunia yang
asing dan baru untuk Ibu Ibu newbie macam saya ini. Belum genap dua bulan saya
menjadi Ibu, banyak sekali ilmu dan informasi yang harus dipelajari, khususnya
yang menyangkut tumbuh kembang buntelan cinta. Banyak hal yang harus dilakukan
dan yang justru tidak boleh dilakukan, tapi sudah biasa dilakukan banyak
generasi sebelumnya. Nah, khan...
Untungnya begitu saya melahirkan
kemarin, saya mendapatkan kelas edukasi cara merawat bayi, termasuk mitos mitos
yang berhubungan dengan bayi yang sudah dilakukan mungkin dari dulu sampai
sekarang, padahal justru membahayakan sang bayi.
Nah, kali ini saya ingin
berbagi tentang mitos apa aja sih yang tidak seharusnya dilakukan.
1. Memakai gurita dengan kencang supaya perut bayi hangat.
“Lho, nggak pakai gurita ya
mbak?” Ibu saya bertanya kepada bidan saat mereka memakaikan baju Julio di
rumah sakit sesaat setelah dia lahir. Saat itu, Ibu hanya melihat Julio memakai
baju atasan dan popok lalu dibalut bedong saja.
“Iya, sekarang sudah nggak boleh
pakai gurita, apalagi kalau mengikatnya terlalu kencang, karena bisa bikin bayi
sesak dan menekan perutnya. Bayi jadi nggak bisa menyusu banyak deh, Bu..”
Yes, Nenek juga bercerita kalau
jaman dulu dada dan perut bayi harus dibalut dengan gurita dan diikat kencang
kencang. Padahal, ini justru membahayakan buat si bayi lho, Bun. Akhirnya,
walaupun saat itu saya sudah terlanjur membeli gurita, saya tidak jadi
mengenakannya. Memakai gurita dengan kencang ternyata hanya mitos perawatan bayi saja.
2. Memakai bedong sampai diikat kuat supaya kaki bayi lurus
kain bedong |
BIG NO! Sama seperti gurita,
bedong yang terlalu kencang bisa menghambat pernapasan bayi. Tidak hanya itu,
bedong yang kuat juga berbahaya untuk tulang bayi, karena sejatinya bentuk
alami kaki bayi adalah membentuk huruf O; seperti saat mereka ngruntel asik di
rahim kita.
“Lho, bedongnya kok masih longgar
ya Mbak?” Ibu kembali bertanya.
“Iya, bedong yang terlalu kuat
justru berbahaya untuk pernapasan dan tulang bayi. Lagian, tangan dan kaki bayi
nggak bisa bergerak bebas kan, Bun. Coba kalau kita dikasih bedong sampai nggak
bisa bergerak, pasti engap sekali. Gatal pun nggak bisa menggaruk.” Jelas sang
bidan.
Jadi, upayakan bedong yang
dipakai tidak mengikat erat erat bayi kita ya, bun.. Biarkan dia bergerak
leluasa karena tujuan bedong sejatinya adalah menghangatkan bayi dan membuatnya
tidur lebih pulas. Atau jaman praktis macam sekarang, pakai saja bedong instan macam ini.
source |
3. Memakaikan bedak di alat kelamin bayi dan muka bayi.
Saya masih ingat dulu adek saya
selalu dibaluri bedak banyak banyak di alat kelaminnya begitu selesai
dibersihkan. Tidak berhenti sampai di situ, setiap kali habis mandi wajah adek
saya sampai putih macam terigu karena bedak.
Nah, padahal memberikan bedak
pada alat kelamin dan wajah bayi itu tidak dianjurkan. Partikel partikel bedak
bisa saja masuk ke alat kelamin dan menyebabkan iritasi pada bayi. Atau
partikel bedak bisa saja masuk ke dalam mata, hidung, atau mulut bayi. Dan
kalau itu dilakukan berulang ulang bisa membahayakan si bayi.
Jadi, saya tidak pernah
memberikan bedak di alat kelamin Julio. Di wajahnya pun hanya sedikit saja
untuk memberikan sensasi wangi jika dicium, tidak sampai putih dimana mana.
4. Membalut pusar bayi yang belum lepas dengan rempah rempah dan perban
Sssst, membalut pusar bayi dengan
macam macam rempah dan perban justru membuat pusar lebih lama lepas karena
tidak cepat kering. Lebih parah lagi, macam macam rempah yang dibalurkan justru bisa memicu infeksi pada pusar bayi. Bidan menganjurkan untuk membuka begitu saja tanpa ditutup
apa apa. Saat mandi pun, pusar tetap dibersihkan dengan air. Alhamdulillah,
belum genap seminggu pusar Julio sudah lepas. Setelah lepas, dokter anak
menganjurkan untuk memberikan obat merah supaya bekasnya cepat kering dan
menutup sempurna.
5. Anak yang sering digendong akan manja dan bau tangan.
Mitos perawatan bayi selanjutnya adalah Kuneng, orang Jawa menyebutnya.
Singkatan dari ‘dipangku meneng’ atau bayi akan diam hanya setelah dipangku
atau digendong. Orang orang bilang anak yang sering digendong justru akan
selalu ingin digendong dan tumbuh menjadi anak yang manja. Tapi, penelitian
membuktikan bahwa menggendong justru membentuk bonding yang kuat
antara ibu dan anak, menumbuhkan rasa percaya diri anak, plus anak menjadi
merasa nyaman dan aman. Tak hanya itu, sentuhan fisik saat menggendong menstimulasi otak untuk berkembang lebih sehat, memicu hormon oksitosin yang menyebabkan hormon pertumbuuhan seperti IGF-1 dan NGF juga meningkat dan imunitas/daya tahan tubuh anak menjadi lebih kuat. Buat kita pribadi juga menggendong bisa membakar kalori dan kekuatan tangan meningkat pesat, secara selalu memikul beban berat. Lengan bergelambir, BYE! Hahaha
Tiap kali merasa capek
menggendong, ingat saja kalau fase ini hanya sebentar. Waktu berlalu cepat dan
anak tiba tiba sudah tumbuh menjadi besar tanpa kita menyadarinya. Terdengar
bijaksana ya, Bun. Nggak sia sia follow banyak akun tentang ibu dan anak di
Instagram. Hehehe. Yuk, rajin rajin gendong anak kita, Bun!
6. Memakai sarung tangan untuk melindungi tangan dan wajah dari cakaran
Julio juga beberapa kali menangis
karena wajahnya tercakar tangannya sendiri. Tapi, tidak membuat saya terus
menerus memberikan sarung tangan setelah bidan mengedukasi saya dan Ibu.
“Bayi sebaiknya tidak perlu
dipakaikan sarung tangan ya, Bun..”
“Waduh, padahal sudah beli
beberapa pasang..”
“Iya, karena sarung tangan justru
bisa menghambat perkembangan saraf motoriknya. Dia jadi tidak bisa meraba dan
merasakan permukaan benda karena tangannya dibungkus.”
Tanpa sarung tangan, bayi dapat
bebas belajar dan memahami lingkungannya. Ia belajar berbagai sensasi seperti
ada benda yang kasar, halus, licin, dingin, hangat, misalnya. Termasuk saat ia
menyusu dan jari-jemarinya menyentuh pakaian dan kulit payudara.
Tidak hanya itu, bayi juga
belajar tentang bagian tubuhnya melalui mulut. Saat
jari atau tangannya masuk ke mulut, bayi tengah belajar dan memahami bahwa
jari-jari atau tangan ini adalah bagian tubuhnya. Kalau dapat bicara, bayi
mungkin akan berkata, "Oh, aku punya jari. Jari-jari ada di ujung
tanganku!"
Sarung tangan, bye!
Yang penting rajin rajin memotong
kuku bayi setiap tiga hari sekali. Padahal sampai sekarang saya belum berani
memotong kuku Julio. Ibu lah yang melakukannya. Aduh, tanpa Ibu sungguh saya
hanya butiran debu. Seorang Ibu tetap butuh Ibu.
7. Membuang
ASI sebelum diminumkan.
Mitos perawatan bayi ini saya dapat dari nenek.
“Kalau nenek dulu setiap kali mau
menyusu, susu keluar pertama yang encer itu dibuang. Karena itu susu basi.” Kata
nenek.
“Ya kalau basi diangetin lagi
toh, nek..wekawekaweka...” Saya menimpali. Faktanya ASI terdiri dari dua
bagian, yaitu foremilk yang keluar pertama; lebih encer dan berwarna putih dan biasanya lebih banyak bersambung
dengan hindmilk yang keluar di akhir waktu menyusui dengan cairan ASI yang
lebih kental dan kekuningan. Apa lagi perbedaannya ya?
Foremilk adalah ASI yang keluar
di awal menyusui dan jumlahnya lebih banyak dari hindmilk. Foremilk mengandung
laktosa tinggi yang sangat penting untuk pertumbuhan otak bayi namun kadar
lemaknya rendah. Foremilk lebih encer karena berguna untuk menghilangkan haus
pada bayi. Jadi tidak ada istilah ASI tidak kental itu tidak bagus, karena
apabila ASI lebih encer itu berarti ASI tersebut merupakan foremilk. Pada saat
ASI dipompa pun biasanya akan terlihat perbedaan 2 warna pada susu, di mana
susu yang paling atas biasanya terlihat lebih kental dan kuning sedangkan di
bawahnya terlihat lebih putih. Ya itulah bentuk yang membedakan foremilk dan
hindmilk.
Hindmilk adalah ASI yang keluar
di akhir menyusui dan jumlahnya sedikit. ASI yang keluar terakhir sebelum
payudara kosong itulah hindmilk. Hindmilk mengandung lebih banyak lemak yang
sangat penting untuk pertumbuhan fisik, energi, dan untuk melindungi
organ-organ vital dalam tubuh bayi yang belum terbentuk sempurna. Kandungan
lemak pada hindmilk 2-3 kali dibanding kandungan pada foremilk. Karena
kandungan lemak yang tinggi yang membuat hindmilk berwarna putih pekat. Kadar
lemak yang tinggi dapat memberikan bayi rasa kenyang yang lebih lama.
Itu mengapa saya sangat bersyukur
bisa memberikan ASI ekslusif hingga saat ini untuk Julio. ASI teruji jauh lebih
kaya nutrisi; bayi bisa merasakan dan mendapatkan manfaat dari segala yang kita
konsumsi, lebih higienis, praktis, dan tentu saja ekonomis alias gratis. ASI
juga membantu tubuh Ibu kembali seperti sedia kala. Dan saya masih berharap
itu. Hahaha...
8. Bayi yang digendong dengan cara M-shaped (atau mereka mengiranya mengangkang) sangat berbahaya untuk tulang punggung dan kaki; alias kakinya pengkor.
Menggendong M-shaped dari newborn sampai umur lebih dari setahun |
Dulu, saya berasumsi begitu.
Kasihan kali masih bayi masa sudah mengangkang begitu? Kan tulangnya masih
lunak (makanan ayam tulang lunak kali ahh), nanti tulang melengkung lho. Ngeri
kali ya, Bun. Tapi ternyata itu hanyalah salah satu mitos perawatan bayi. Menggendong dengan M-shaped itu justru banyak
manfaatnya.
Penelitian “Potential Therapeutic
Benefits of Babywearing” oleh Robyn L. Reynolds Miller, pada 2016 menyatakan,
menggendong bayi dengan posisi tepat dapat memberi manfaat terapeutik yaitu
menciptakan efek analgesik, mendukung perkembangan sosio emosional bayi
sehingga bayi lebih tenang dan jarang menangis.
Nah, makanya jaman now juga makin marak tren menggendong M-shaped atau kaki ngangkang membentuk huruf M; lutut lebih tinggi daripada pantat. Posisi alami di rahimlah yang menginspirasi gendongan ini. Jadi, bayi akan lebih nyenyak tidur, nyaman dan membantu pertumbuhan tulang bayi yang lebih optimal.
Posisi M-shaped juga memungkinkan
bayi melatih kemampuan berbahasa, dan mempererat ikatan emosional dengan orang
tua karena wajah bayi menghadap orang yang menggendongnya. Selain itu juga
melatih perkembangan otot inti bayi karena menggendong dengan posisi M shape
memiliki efek yang sama dengan meletakkan bayi dalam posisi tengkurap.
Saya juga barusan mengikuti
kuliah Whatsapp bertemakan Mitos Menggendong M-shaped. Semoga minggu depan saya
sudah bisa membaginya untuk Bunda sekalian J
Itu tadi 8 mitos paling sering
orang awam dengar dan beberapa lainnya masih mempercayai tentang perawatan
bayi. Apa lagi ya mitos lainnya tentang perawatan bayi? Boleh yuk Bun, berbagi
di kolom komentar. Ingat, sharing is caring!
Preferences :
https://kumparan.com/@kumparanmom/moms-jangan-beri-bayi-anda-sarung-tangan-ini-alasannya
https://tirto.id/posisi-menggendong-menentukan-kesehatan-anak-cx7S
https://theurbanmama.com/articles/apa-itu-foremilk-dan-hindmilk-mana-yang-lebih-penting-647605.html
Preferences :
https://kumparan.com/@kumparanmom/moms-jangan-beri-bayi-anda-sarung-tangan-ini-alasannya
https://tirto.id/posisi-menggendong-menentukan-kesehatan-anak-cx7S
https://theurbanmama.com/articles/apa-itu-foremilk-dan-hindmilk-mana-yang-lebih-penting-647605.html
hihihi kadang yang namanya mitos memang diragukan kebenarannya ya mbak
BalasHapus