JULIO
Perkenalan
Assalamualaikum wr wb,
Hallo! Perkenalkan namaku Julio.
Panjangnya Juliooooooooooooo. Oh maaf sobat, aku sepertinya suka bercanda. Nama
panjangku adalah Julio Khairi Quanta. Ibu sering berceloteh,
“Anak siapa ini??? Ohhh...ini
anaknya Ayah Alfrets dan Ibu Meykke ya...”
Nah, dari situ aku tahu kalau aku
anak mereka berdua. Kata Ibu, nama ini adalah nama hasil pemikiran Ayah. Semula Ayah menginginkan Khairul dan Ibu merevisinya menjadi Khairi. Julio adalah anak laki laki, Khairi adalah kebaikan sedangkan Quanta adalah cahaya. Ayah ingin aku menjadi anak laki laki yang membawa cahaya kebaikan bagi sesama. Aamiin..
Aku lahir di Rumah Sakit Mutiara Bunda, Salatiga tepat di
hari Senin, 3 September 2018 pukul 13.05 WIB. Aku terlahir dengan berat 3.2 kg
dan panjang 48 cm. Alhamdulillah, walau pun aku lewat jendela, tetapi aku dan
Ibu dinyatakan sehat dan bisa pulang lima hari kemudian.
Fotoku pertama kali, sesaat setelah dilahirkan dan ditetes mata. |
Fotoku sesaat setelah diantar ke ruang Ibu |
Aku dijemur |
Fotoku bersama dengan teman teman kuliah Ibu. Tapi moon maap, aku hanya kelihatan topinya saja. |
Selama di Rumah Sakit aku ditempatkan di sini |
Aku, Uti dan Ibu mejeng di depan ruang perawatan |
Ya, tepat sebulan yang lalu aku
dilahirkan. Itu mengapa sekarang aku menulis di sini. Rencananya, setiap
tanggal 3 aku akan menulis di sini dan menceritakan tentang perkembanganku,
pengalaman pertamaku, dan cerita cerita ku semasa bayi. Dan ini adalah cerita
pertama yang aku tulis.
Mungkin di antara kalian sudah
ada yang membaca tentang pengalaman Ibuku melahirkan secara caesar ya?
Ya, Ibu melahirkanku dengan cara
caesar dan sampai sekarang juga masih dalam tahap penyembuhan.
Pertemuanku dengan Ayah
Sebulan ini aku telah menjalani
hari hariku di dunia luar. Dulu, selama 9 bulan lamanya aku berenang dengan tenang
dan damai di perut ibu, bertemankan plasenta dan air ketuban. Kini, aku harus menghadapi suara
bising kendaraan, suara manusia dengan berbagai intonasi dan masih banyak lagi.
Alhamdulillah pertumbuhanku bisa
dibilang bagus. Dengan awal berat 3.2 sekarang beratku menjadi 4.1. Itu semua
berkat ASI Ibu dan dukungan Ayah. Aku selalu mendengar Ayah mengatakan ini pada
Ibu,
“Ibu, jangan lupa makan makanan
yang bernutrisi ya. Itu tidak hanya untuk Ibu, tapi juga untuk Julio.” Dan Ibu
mengamininya.
Ah, ngomong ngomong tentang Ayah,
pertemuan pertamaku adalah tanggal 15 September 2018. Saat itu tiba tiba
rumahku didatangi oleh seorang Om Om berbadan besar sekali. Rambutnya gondrong
seperti Ibu. Dia lalu mendekatiku dan menciumiku.
“Lah, siapa ini?” Batinku,
curiga.
Dan kemudian dia berkata,
“Assalamualaikum, Julio...ini
Ayah nak....lagi apaaaa...”
Dari situ aku baru tahu kalau
ternyata itu adalah Ayahku. Selama 13 hari Ayah tinggal bersamaku. Dia
menggantikan popokku, menggendongku siang dan malam, mengajakku berbicara,
sampai membacakan surat surat pendek untukku. Aku makin percaya kalau dia
adalah Ayahku.
Ayah suka sekali menggendongku! |
Aku menggenggam tangan ayah seolah berkata, "Jangan pergi Ayah...sama aku aja di sini.." |
Kelonan Ayah hangat sekali. Ibu juga suka. |
Aku senang sekali digendong Ayah
daripada Ibu. Tiap kali aku digendong Ayah, aku cepat sekali tenang karena
lengan Ayah macam guling; teramat empuk. Ditambah lagi dengan suara Ayah yang
meneduhkan. Dia sering bercanda denganku. Bahkan, dia mengerti sekali apa
mauku.
Suatu malam aku tidak bisa tidur
dan sibuk menggeliat sembari menangis. Lantas Ayah menggendongku, tapi aku tak
kunjung diam. Ayah melihatku dalam dalam dan merasakan sesuatu yang tidak
beres. Dia lalu menidurkanku sedemikian rupa, membuka bedongku dan mengelus
elus dada sampai ke perut. Tidak lama berselang,
“JROOOOOOOOOOOTTTTTTTTT”
Aku mpup. Ayah tahu sekali kalau
aku sedang berjuang mengeden untuk buang air besar.
“Tuh kan bu, Julio pingin mpup.
Perutnya kembung jadi terasa tidak enak.” Ucapnya pada Ibu. Lalu, Ayah segera menggantikan popok dan
mengoleskan minyak telon dan minyak kayu putih di sekujur perut dan punggung.
Setelah itu aku pun tenang. Ayah
is the best!
Ayah juga sempat mengadakan akikah untukku. Supaya tidak repot, tepat tanggal 19 September kami memesan catering untuk menggelar syukuran dan akikah. Malam itu, aku digendong Ayah memutari satu per satu undangan yang hadir untuk dielus dan dikecup. Beberapa di antaranya juga memotong rambutku. Walau pun rambutku sekarang agak tak karuan, tapi aku bahagia. Terimakasih, Ayah...
Ayah juga sempat mengadakan akikah untukku. Supaya tidak repot, tepat tanggal 19 September kami memesan catering untuk menggelar syukuran dan akikah. Malam itu, aku digendong Ayah memutari satu per satu undangan yang hadir untuk dielus dan dikecup. Beberapa di antaranya juga memotong rambutku. Walau pun rambutku sekarang agak tak karuan, tapi aku bahagia. Terimakasih, Ayah...
Aku bersama Ayah dan Ibu di acara akikah. |
Kami juga sempat berfoto keluarga. Maklum, Ibu ingin sekali bisa berfoto maternity saat hamil dulu tapi tidak kesampaian karena Ayah dan Ibu hidup terpisah sejak aku berumur 1 bulan dikandung badan, yaitu Januari 2018 dan baru bertemu bulan September ini.
Tapi, pagi pagi kali Ayah menarik koper besar berwarna hijau dan membawa ransel. Dia kemudian bersalaman dengan semua orang di rumah dan berpelukan macam Teletubbies dengan Ibu. Tak hanya itu, aku juga dihujani ciuman olehnya. Ya, Ayah harus kembali ke Australia untuk melanjutkan S2nya.
Walau pun Ayahku terlihat gondrong dan agak seram, tapi hatinya lembut kali. |
Tapi, pagi pagi kali Ayah menarik koper besar berwarna hijau dan membawa ransel. Dia kemudian bersalaman dengan semua orang di rumah dan berpelukan macam Teletubbies dengan Ibu. Tak hanya itu, aku juga dihujani ciuman olehnya. Ya, Ayah harus kembali ke Australia untuk melanjutkan S2nya.
“Julio sama Ibu dulu ya....jangan
nyusahin Ibu ya Nak....” Tertanggal 29 September 2018, hari Sabtu.
Sejak saat itu, Ayah tiba tiba
ada di kotak persegi panjang, hanya terlihat wajahnya saja.
“Hallo Ayah,
Assalamualaikum...nih Julio lagi melek...”
Tuh kan, Ayah ada di dalam
kotakan.
Perkembanganku
Sebulan ini berat badanku sudah
naik 900 gram, hampir 1 kg! Dengan berat itu aku dinyatakan tumbuh sehat dan
bahagia. Memang, duniaku masih terbalik. Bagiku, siang menjadi malam dan malam
menjadi siang. Aku tidur pulas sekali saat siang dan mataku terang sekali saat
malam. Kadang Ibu mengASIhiku sampai terkantuk kantuk dan hampir oleng.
Beratku sekarang 4.1 kg lho! |
Aku sudah bisa tersenyum bahkan
beberapa hari ini aku bisa terkekeh macam tertawa begitu. Tapi, katanya
senyumku itu adalah senyum spontaneously, bukan senyum yang sebenarnya.
Biasanya aku akan tersenyum setelah menyusu atau istilahnya aku sedang
mengalami fase ‘milk coma’. Tapi, orang yang paling suka dengan senyumku adalah
Ayah.
Ini senyumku. |
Ayah ingin sekali aku selalu
tersenyum. Dia selalu bilang,
“Adek Julio...senyumnya mana
senyumnya...”
Entah aku sedang menyusu, tidur
bahkan mengeden sekalipun. Semua yang aku lakukan Ayah ingin aku tersenyum. Ya Ampyun.
Selain itu, kadang aku bisa agak
fokus melihat benda dengan jarak kurang dari 30 cm. Aku meemperhatikan orang yang sedang berbicara
dan terkadang mencari sumber suara. Aku juga sudah bisa berfokus pada suara
seperti suara Murottal atau suara Uti dan Ibu. Tiap kali Ibu memperdengarkan
murottal aku selalu diam, tenang dan mendengarkan.
Oh iya, aku juga sudah imunisasi
BCG dan Polio kemarin hari Senin, tanggal 1 Oktober 2018 di Bidan Santi. Aku
diantar oleh Ibu, Uti (nenek) dan Akung (kakek). Alhamdulillah, setelah
disuntik aku tidak menangis.
Aku juga sudah bisa berceloteh
macam.. “Oooo..”,”Aoooo...” dan “ngik ngik ngik..”
“Ngik ngik ngik” adalah suara
yang Ayah suka dariku. Bahkan dia ingin Ibu merekamnya saat dia sudah ada di
Australia. Kini, setiap hari Ayah minta foto dan videoku. Sepertinya Ayah
kangen berat sama aku.
Tak hanya itu, aku juga sudah
bisa mengangkat kepalaku selama beberapa detik saat Ibu meletakkanku secara
vertikal di dadanya, biasanya sehabis menyusu supaya aku bersendawa. Kepalaku
bisa bergerak maju mundur dan tendanganku makin kuat saja. Tangisanku jangan
dinyata, membahana!!!
Kegiatan yang paling aku suka
adalah saat Ibu memijatku setiap pagi. Berbekal panduan dan edukasi pijat bayi
yang Ibu dapatkan dari Rumah Sakit plus catatannya, Ibu sekarang giat memijatku
di pagi hari sebelum aku mandi. Rutinitasnya adalah aku dipijat ibu, kemudian
aku akan menyusu berlanjut dengan mandi pagi. Supaya hangat, selesai memakai
baju aku akan berjemur di depan rumah.
Ini dia Panduan cara memijat bayi yang Ibu praktekkan padaku. |
Alhamdulillah, aku tumbuh dengan
baik dan dikelilingi banyak cinta.
Semoga di bulan berikutnya aku
sudah mampu berkembang dan tumbuh lebih banyak lagi. Siapa tahu bulan depan aku
bisa lari?
Sudah dulu ya Teman, selamat
berjumpa lagi bulan depan setiap tanggal 3.
Caoooo!!
Wah luar biasa mba, suami, dan Julio. Semoga kuliah ayah ibu lancar. Julio juga sehat-sehat ya. Inspiratif :)
BalasHapusSelamat ya Mbak Meykke untuk kelahiran Julio, selamat datang juga untuk Julio, selamat menjadi bagian cerita Ibu Meykke di blog yaaa hehehe
BalasHapusThis is my first time kunjungan, salut sudah bisa menulis blog dan berbagi cerita tentang Julio. Salam kenal ya Mbak. Bakal ke sini lagi tanggal 3 bulan depan ;)
Semoga jadi anak yang sholeh ya Julio. Sesuai apa yang diharapkan ayah sama ibunya.
BalasHapusDan kelak kamu akan tahu kalau kamu banyak diceritakan juga oleh ibumu kepada teman-teman bloggernya :)
Lucuuu bangeeeet Juliooo :). Issh jd inget zaman2 dulu anakku masih bayi :p. Semoga cepet berkumpul lg dgn Ayah ya nak :).. Anakku pun kalo udh digendong papinya, juga lbh anteng mba. Kemungkinan krn lbh empuk juga kali yaaa :p
BalasHapusWahhh sudah lahiran. Selamat ya mba Meyyke. Selamat datang ke dunia dedek Julio. Sehat selalu dan semoga kelak tumbuh jadi anak yang soleh ya.
BalasHapusSenang banget bacanya Mba. Seolah benar benar Julio yang menuliskannya.
Uh, Julio buat blog sendiri aja biat bisa cerita setiap saat. Gak tau kenapa kalo liat bayi senyum pengen nyium aroma mulutnya, harum. 😅
BalasHapus