“Gimana ya Miss, anak anak ini kalau udah lima menit aja aku suruh menebalkan garis, suka jalan jalan di kelas, nggak mau ngelanjutin.”
“Iya kemarin anak anak aku kasih video buat ditonton, eh sebagian malah ngomong sendiri.”
“Disuruh mewarnai pun hanya beberapa yang bisa mewarnai sampai selesai. Yang lainnya malah coret coret meja.”
Sounds familiar, Miss?? Banyak guru yang mengeluhkan tentang anak anak di kelasnya yang tidak bisa fokus mengerjakan sesuatu sampai selesai, apalagi kalau mereka harus duduk sepanjang waktu. Ada yang jalan jalanlah, rajin ke toiletlah sampai pura pura migrain.
“Miss, saya pusing...”
“Ya udah, Miss kasih minyak kayu putih ya? Apa mau ke UKS aja?”
Dia mengangguk. Setelah dilihat kertas tugasnya, ternyata dia belum selesai mengerjakan. Usut punya usut, ternyata dia bukannya pusing kepala tapi pusing tujuh keliling karena merasa bosan mengerjakan itu itu saja.
Tahukah bapak ibu guru bahwa anak anak usia muda/dini mempunyai attention span/rentang perhatian? Attention span adalah jumlah waktu seseorang bisa fokus pada satu materi/tugas tanpa merasa terganggu. Dan anak anak memiliki attention span masing masing berdasarkan umur mereka. Yuk Mister, kita simak penjelasan yang saya kutip dari website Day2DayParenting.
Children ages 5-6 years old typically can attend to one activity that is of interest to them for around 10-15 minutes at a time and should generally be able to filter out small distractions occurring simultaneously in the environment. They may only be able to attend to an assigned classroom activity for only 5-10 minutes particularly if they find it uninteresting or difficult for them and do not have adult guidance to stay on task. As a guideline some research suggests using a child’s age as a general starting point for the number of minutes a child can attend to a single assigned task…so 5 minutes for a 5 year old, 7 minutes for a 7 year old, etc. Typically in kindergarten and 1st grade getting kids motivated, interested and engaged in the lesson is the key way of holding their attention. It also helps to keep lessons shorter and intersperse movement activities in between your lessons that require sitting and focusing behaviors. Another key to success in sustaining attention with young children is to have a teacher or aide in the classroom who is always able to help with new, difficult or frustrating tasks and who can intervene and provide cues to stay on task before a child loses interest.
Anak anak hanya akan fokus dengan satu kegiatan/tugas (apalagi mengerjakan hanya dengan duduk saja) selama maksimal 15 menit saja. Itu sudah maksimal banget ya, Miss. Jadi, kegiatan yang melibatkan banyak gerakan yang menarik bagi mereka adalah yang bisa menjaga mereka untuk tetap fokus. Misalnya, menyisipkan ‘sing and dance’ di awal pembelajaran, menggunakan TPR (Total Physical Response) sebagai metode pembelajaran atau memanfaatkan game edukatif yang membuat materi menjadi lebih menarik untuk dipelajari. Bisa juga guru menggunakan macam macam teaching aid serupa; flashcard, video, gambar dan lain sebagainya. Aktivitas yang beragam adalah koentji, bu ibu!
Nah, aktivitas penunjang pembelajaran aktif, interaktif dan menyenangkan berupa "sing and dance" sudah saya bahas di post sebelumnya, ya.
Aktivitas penunjang kedua yang saya paparkan dalam makalah saya selanjutnya adalah penggunaan teaching aid macam video, foto, dan flashcards. Yuk, kita simak!
2. The Use of Teaching Aid
Aktivitas ini biasanya digunakan dalam pembelajaran utama. Saya akan menampilkan video dari komputer mereka masing masing lalu akan mengulang/melakukan repetition tentang kosa kata yang sedang mereka pelajari. Misalnya tentang food. Di komputer masing masing mereka akan menonton video tentang food. Lalu, saya akan menampilkan satu demi satu gambar yang harus mereka sebutkan bersama sama atau bergiliran muslim dan muslimah. Atau bisa juga memberikan kesempatan kepada satu anak yang mau menyebutkan satu demi satu nama nama makanan. Sebagai hadiahnya,kita bisa memberikan nilai tambahan untuknya.
Tidak berhenti sampai di sini, saya akan mengumpulkan mereka didepan kelas. Mereka akan duduk secara berbaris. Lalu, saya akan menggunakan flashcards (kartu bergambar) atau gambar/foto dari Tab saya untuk drilling/melatih kosakata dan sebisa mungkin saya berkomunikasi dalam bahasa Inggris. Fungsi dari mengumpulkan mereka adalah untuk bisa melatih mereka terus fokus ke depan dan semua ikut terlibat dalam ‘whole group discussion’. Saya juga lebih mudah mengawasi mereka.
Tidak hanya mampu menyebutkan gambar saja, tujuan utama saya adalah mereka mampu menebak clue/ciri ciri yang saya sebutkan di akhir pembelajaran. Saya tidak perlu lagi memperlihatkan gambar makanan dalam kartu tetapi saya hanya menyebutkan ciri ciri dari nama makanan itu dalam Bahasa Inggris. Dan mereka mampu menyebutkan nama makanan itu walaupun mereka sebelumnya tidak belajar satu per satu ciri ciri yang saya sebutkan. Itu karena anak anak jaman sekarang sudah belajar dari banyak sumber, seperti Youtube dan channel TV berbasis Bahasa Inggris. Guru hanya perlu mematik ketertarikan mereka dan mendorong mereka untuk bisa belajar aktif di dalam kelas serupa ini. Untuk membuat mereka lebih semangat,saya biasanya membuat kegiatan ini serupa QUIZ. Bagi mereka yang bisa menjawab dengan benar dan paling cepat akan mendapatkan poin dan nama mereka akan ditulis di papan tulis. Semua akan berlomba lomba untuk bisa menjawab lebih cepat. Pembelajaran pun akan berjalan dengan lebih mudah,menyenangkan, dan aktif.
Berguna sebagai exercise atau pengambilan nilai tentang pemahaman mereka, saya akan memanggil satu per satu anak untuk maju ke depan dan mulai menunjukkan satu per satu gambar yang baru saja mereka pelajari. Tugas mereka adalah menyebutkan kosa kata dalam bahasa Inggris sesuai dengan gambar. Dan hasilnya adalah seperti ini :
Saya jadi teringat tentang kelas TEYL (Teaching English for Young Learners) saat kuliah dulu. Menjadi guru untuk anak anak belia tidak segampang
“Ini buku, bahasa Inggrinya book. Ayo coba ulangi semuanya, book.”
Lalu, anak anak mengulangi, "book."
Bukan begitu.
Sebagai guru kita harus kreatif mengajar dengan banyak metode, beragam aktivitas dan yang paling penting dengan hati riang dan tulus sehingga anak akan merasa nyaman belajar bersama kita. Tugas kita adalah memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan, interaktif dan tak terlupakan di masa masa awal mereka belajar.
Dan salah satunya adalah menerapkan aktivitas penunjang pembelajaran aktif, interaktif dan menyenangkan khususnya di kelas Bahasa Inggris. Tapi aktivitas ini juga bisa banget digunakan untuk pelajaran lainnya kok, Miss.
Semangat mencerdaskan kehidupan bangsa ya!
Aktivitas ketiga akan diulas minggu depan. Fighting!
Reference : https://day2dayparenting.com/qa-normal-attention-span/
iya kadang si anak susah buat menyelesaikan tugasnya kalo dikelas, berarti harus ada hal baru yang bisa bikin si anak ini semangat, salah satunya mungkin belajar di luar kelas,. :D
BalasHapusYes so trueee!
HapusSaya juga punya pengalaman mengajar, dan ternyata semua itu tidak semulus apa apa yang telah kita pelajari tentang teori pendidikan.
BalasHapusSaya percaya bahwa "Cara" adalah hal yang lebih penting ketimbang "materi".
Semngat beribadah ya!
Yes, mau sebagus apapun materinya, cara menyampaikannya tetap menjadi coentji!! :)
HapusSemangat mengajar kakaaaak
Miss Meyke, this is the first time i visit your blog. Pardon me.
BalasHapusSebagai guru kita harus kreatif dalam mengajar. Jleb,
i need to make a new teaching aids, i guess.
Anyway nice to know you, Miss
Haiii ms Yunita, thankyou for passing by here!!
HapusIya, saya juga masih banyak belajar dari anak anak dari source yg lain. Semoga kita bisa menjadi guru lbih baik dri wakth ke waktu ya miss..
Semangat!!
i agree with you miss maykke
BalasHapuswe have to be a creative teacher so that the students enjoy to study.