Perpustakaan. Apa yang ada di benak kalian saat mendengar kata perpustakaan?
- buku?
- membaca?
- membaca buku?
What's else? Nah, berbeda ceritanya saat kita melangkahkan kaki ke Jalan Medan Merdeka Selatan, tidak jauh dari Balai Kota Jakarta. Perpustakaan Nasional Indonesia; diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 14 September 2017 ini mempunyai 24 lantai dan digadang gadang menjadi perpustakaan tertinggi di dunia!! Nah lo, apa iya lantai 24 itu isinya hanya buku dan aktivitasnya hanya membaca? Oh, tentu tidak!!
Ngomong ngomong tentang perpustakaan, saya memang sudah menjadi penggemar Perpustakaan sejak dulu. Sebut saja Perpustakaan Daerah Salatiga yang kerap saya kunjungi saat kuliah dulu, kira kira lima tahun yang lalu.
Ngomong ngomong tentang perpustakaan, saya memang sudah menjadi penggemar Perpustakaan sejak dulu. Sebut saja Perpustakaan Daerah Salatiga yang kerap saya kunjungi saat kuliah dulu, kira kira lima tahun yang lalu.
Baca juga "Pesona Perpustakaan Daerah Salatiga"
Dan kali ini saya beserta suami akan menjelajahi perpustakaan nasional plus memberikan tips tips berkunjung asyik ala kami. Santai kawan, untuk bisa menikmati seluruh fasilitas di dalam Perpusnas ini kita hanya perlu membayar 0 Rupiah alias GRATIS. Jadi makin semangat, khan?
Perpustakaan megah menjulang. Yuk, masuk! |
MUSEUM AKSARA DI DEPAN PERPUSTAKAAN NASIONAL INDONESIA
Begitu kita sampai di depan perpustakaan dan sebelum mencapai lobi depan perpusnas, kita akan masuk dulu di sebuah Museum. Nah, museum ini berisi tentang foto foto kegiatan kepresidenan Pak Jokowi, gambar gambar interaktif perkenalan mengenai membaca dan aksara dengan ruangan bergaya Batavia yang kental, replikasi asli perpustakaan sepeda keliling sampai penyimpanan sejarah aksara kuno yang masih asli! Kami langsung jatuh hati!
Kami siap menjelajahi Perpusnas! |
Alat menulis jaman dulu menggunakan dluwang |
Buku dengan aksara jaman dahulu |
layar interaktif tentang perkenalan mengenai Membaca |
Tapi ingat, untuk bisa menikmati perpusnas dengan maksimal, kita harus berpedoman pada tips nomor 1!
TIPS 1 : Cek dulu jadwal layanan Perpusnas.
Kami sampai di sana agak siang dan pulang menjelang perpusnas tutup. Kami bisa leluasa menjelajahi banyak ruang walau pun saat itu masih ada beberapa ruang layanan yang masih dalam tahap pembangunan. (Tapi tenang, kami akan mengupgrade informasi terkini untuk kalian)
RAK BUKU MENJULANG NAN MEGAH
Begitu kami memasuki lobi Perpusnas kami langsung jatuh cinta dengan tumpukan buku langka nan tua yang menjulang tinggi sampai bertemu dengan langit langit Perpusnas. Kerennya lagi begitu kita mengikuti puncak rak buku itu, kita bisa melihat Kepulauan Indonesia terukir indah di langit langitnya. Sooooo beautiful!
Kepulauan Indonesia di langit langitnya |
Berisi buku/kitab kitab tua seperti ini. |
TIPS 2 : Mencatat/Memotret jadwal layanan per lantai yang biasanya ada di depan Lift.
Untuk mempermudah kita menjelajahi perpustakaan, kita wajib banget nih memotret denah per lantai. Jadi, kalau mau makan siang misalnya, kita tinggal cari lantai dengan kantin di dalamnya. So easy!
Fotolah denah lantai ini supaya mudah. |
MENDAFTAR KEANGGOTAAN YUK!
Untuk kami pribadi, mendaftar keanggotaan di Perpusnas ini wajib hukumnya, jadi...
TIPS 3 : Langsung menuju lantai dua dan mendaftar keanggotaan Perpusnas.
Mendaftar keanggotaan di Perpusnas ini anti ribet dan super canggih lho, kawan. Lantai dua ini penuh dengan komputer yang tersusun rapi di antara sofa meliuk liuk untuk mengantri.
Cara Mendaftar Keanggotaan Perpusnas :
Taraaaa...... nggak harus menunggu siang dan malam macam bikin KTP, member card kita sudah langsung dicetak dan jadi deh. Kartu ini tidak hanya digunakan untuk sekedar sebagai barang kekinian atau meminjam buku di Perpusnas semata. Kartu ini nantinya juga bisa sebagai akses masuk e-resources dari banyak perpustakaan online di penjuru dunia. Keren banget, khan!
TIPS 4 : Gunakan kartu keanggotaan untuk mempermudah kita mengakses e-resources
Cara mengakses koleksi digital |
Perpustakaan online yang bekerjasama dengan Perpusnas dan bisa diakses dengan menggunakan nomor keanggotaan. |
TIPS 5 : Titipkan tas dan barang bawaan di lantai 2.
Penitipan barang setahu kami hanya ada di lantai dua. Jadi, daripada kita dilarang masuk di lantai atas karena masih menjinjing tas dan harus balik lagi ke lantai 2, lebih baik kita langsung menitipkannya di sana. Selebihnya kita hanya perlu membawa dompet dan barang berharga. Nah, untuk kalian yang membawa laptop, disediakan tas transparan untuk membawanya kok.
MENUJU LANTAI TERATAS DI PERPUSNAS ; LANTAI 24
Menurut kami berdua, spot yang wajib banget dikunjungi adalah lantai 24; Lantai layanan koleksi budaya nusantara dan executive lounge!
TIPS 6 : Nikmati Pemandangan Jakarta dari Lantai 24 Perpusnas
Sempat memilih milih lantai yang akan dikunjungi begitu kartu keanggotaan selesai, akhirnya kami memutuskan untuk langsung menuju lantai 24. Di sana kita bisa melihat pemandangan Monas dan gedung gedung pencakar langit di dua beranda yang ada di sisi kanan dan kiri. Saat itu, suasana agak lengang dan pintu beranda ditutup. Tapi, dengan alasan bahwa kami adalah blogger yang akan me-review Perpusnas ini, akhirnya kami diijinkan keluar plus dibukakan pintu. Jadi blogger emang enak, ya! :)
Sebelum sampai di beranda, kami melintasi executive lounge yang digunakan untuk pertemuan/conference tamu tamu penting. Serupa ini :
So cozy! |
Dan begitu pintu beranda dibuka, kita bisa melayangkan pandang ke seluruh penjuru dan menikmati pemandangan Jakarta dari puncak Perpusnas. Cantik sekali!!
Monas di kejauhan |
beranda yang menghadap Monas |
Bersama pak satpam yang baik hati |
Pemandangan ciamik dari atas Perpusnas |
Wajah penuh kepuasan |
Sedangkan di lantai 23, kita bisa melihat koleksi buku buku bertemakan negara negara di dunia dan majalah terjilid. Di samping rak rak buku ini, disediakan banyak kursi dan meja untuk membaca lho. Tapi ingat, begitu selesai membaca, jangan lupa letakkan buku di meja yang telah disediakan alias jangan asal meletakannya di rak buku. Petugas akan menyortir buku sesuai dengan kodenya.
Sedangkan kantin sendiri ada di lantai 4, di sebelah pameran buku buku Biografi Presiden Presiden RI. Nah, di tempat ini juga saya berkesempatan untuk mewawancarai salah satu pengunjung. Check this out!
TIPS 7 : Letakkan buku yang sudah dibaca di meja yang disediakan, bukan diselipkan di rak buku.
LANTAI YANG WAJIB DIKUNJUNGI, LANTAI 7.
TIPS 8 : Berkunjunglah ke Lantai 7 untuk mengintip Perpustakaan koleksi anak, lansia dan disabilitas.
Perpusnas tidak hanya tentang membaca saja. Banyak hal yang bisa kita temukan di sana, di antaranya adalah ruang koleksi anak, lansia dan yang paling menarik untuk kami berdua adalah koleksi untuk disabilitas.
Ruangan ini sangat rapi dengan banyak rak berisikan buku buku Braille. Ada juga beberapa kursi roda yang masih baru dan pegangan besi di beberapa sisi untuk mempermudah para penyandang disabilitas membaca buku di sini.
Rak penuh buku Braille. Di sampingnya terdapat banyak meja dan kursi untuk membaca. |
Adalah bu Fajria, pustakawan yang bertugas di sini dan sempat mengobrol ngobrol bersama suami. Tak ketinggalan, kami mengabadikan momen bersama dan saling menambah pertemanan di facebook.
Bersama Bu Fajria, librarian di Koleksi Disabilitas |
Salah satu ruangan favorit saya juga perpustakaan anak yang ada di seberang perpustakaan disabilitas. Begitu kita masuk, kita akan disambut dinding penuh warna dengan banyak rak buku kayu. Kita bisa melihat koleksi buku buku berwarna semacam WHY dan teman temannya, juga banyak sofa dan tempat duduk emput yang bisa juga dipakai untuk bersantai. Di luar ruangan, kita juga bisa menemukan playground mini.
Membaca pewe |
"Pace, nanti kita bawa anak anak kita main ke sini pasti mereka suka!"
"Siap, mace! Kita berusaha dulu ya"
"Baeklah"
Kami berdua saja yang sudah dewasa suka sekali dengan interior penuh warna dan penuh gambar dilengkapi dengan berbagai sofa dan tempat duduk santai yang tersebar di banyak spot. Ah, kami harus punya perpustakaan mini plus reading corner suatu saat nanti!
SURGA BAGI PARA PEMBACA
TIPS 9 : Untuk para pembaca budiman, mampir yuk ke lantai 12, 21, dan 22!!
Reading corner. Sesuai dengan nama tempatnya, di sini kita bisa berdiam diri untuk membaca atau menulis di laptop. Banyak sekali tempat duduk plus meja kerja lengkap dengan kabel LAN untuk internetan yang disediakan. Macam di working space pribadi begitu Dijamin betah deh membaca/menulis di sini. Sayangnya, kami berdua tidak membawa laptop jadi hanya melihat lihat saja deh.
Reading corner |
Kebalikan dengan lantai 12 tanpa rak buku, lantai 21 dan 22 ini mirip perpustakaan kebanyakaan. Banyak rak buku plus tempat duduk yang disediakan untuk membaca atau menulis di laptop dengan interior super minimalis dan clean. Lantai ini juga dilengkapi dengan ruang kedap suara yang bisa digunakan untuk kerja kelompok atau meeting komunitasmu. Wah, keren kali ya meeting di Perpusnas!
Lantai 21 dan 22 : Layanan Koleksi Monograf Terbuka |
Selain banyak fasilitas keren ini, Perpusnas juga dilengkapi dengan fasilitas pendukung lainnya seperti kantin dan executive mushola. Jadi jangan takut kelaparan atau ketinggalan waktu sholat saat di sini. Semuanya lengkap!! Ada beberapa outdoor garden juga di masing masing lantai.
Ah, mengunjungi Perpusnas kali ini tidak hanya memperkaya ilmu tetapi juga memuaskan dahaga untuk bisa lebih berdekatan dengan buku buku dan menyaksikan interior minimalis plus teknologi canggih di Perpusnas Indonesia. Jadi, tips penutup kami adalah :
TIPS 10 : Jangan lupa mengabadikan momen di banyak spot instagramable Perpusnas Indonesia.
Siapa bilang, spot instagramable hanya milik kafe kekinian atau wisata alam dengan pemandangan menakjubkan. Di perpustakaan kita juga bisa mengabadikan momen plus ladang eksistensi buat kalian yang gemar berfoto, macam saya. Hihi
SPOT SPOT INSTAGRAMABLE PERPUSNAS INDONESIA
Di antara rak buku |
Di beranda Lantai 24 |
Di depan quotes favorit |
Ndlosor di depan lobi perpustakaan |
Jauhan dikit dari lobi perpustakaan |
Di museum depan Perpusnas |
Di sofa Perpusnas |
Walaupun sangat berbeda, pertama kali saya gemar ke Perpustakaan adalah di Perpustakaan Daerah Ambarawa lho. Walaupun hanya terdiri dari dua ruangan saja, saat itu saya cukup bahagia bisa meminjam buku plus menggunakan wifi gratis. Tujuh tahun yang lalu! WOW!!
Well, masih banyak spot liburan yang nanti akan saya share di sini walau pun sudah late-post banget. Tapi, tiap momen yang terlewati, sayang kalau dilewati tanpa jejak apapun di blog ini. Apalagi masa masa traveling bersama suami. Traveling together with my husband is the moment I cherished a lot. Can't wait to have more adventures!
Baca Juga " Hidup Perpustakaan Daerah"
Well, masih banyak spot liburan yang nanti akan saya share di sini walau pun sudah late-post banget. Tapi, tiap momen yang terlewati, sayang kalau dilewati tanpa jejak apapun di blog ini. Apalagi masa masa traveling bersama suami. Traveling together with my husband is the moment I cherished a lot. Can't wait to have more adventures!
Kemana lagi setelah ini ya?
Menarik sekali tulisannya mbak :). Jadi pengen eksplor perpusnas jugaaa ^-^
BalasHapusSalah satu tempat nongkrong yang 'a quiet place" banget memang perpustakaan sih. Beberapa adegan di film diambil diperpustakaan. Dan, perpustakaan juga salah satu tempat favoritku saat SMA. Bisa ngadem sambil baca, meskipun kadang rebutan kipas.
BalasHapusPerpustakaan Nasional itu kayaknya megah banget. Jadi ingin main kesana~
wah saya belum pernah ke perpusnas nih Mak. Koleksi jurnal asingnya lumayan juga ya, kalo langganan sendiri kan menguras kantong tapi kalo bisa akses lumayan juga. E-resourcesnya bisa diakses diluar perpus atau harus didalamnnya? Terimakasih infonya
BalasHapusAnakku pun betah banget di sini, sampe sore kadang abis itu lanjut wisata ke monas hehehe
BalasHapusBelum kesampaian main ke sini, next holiday insya Allah, tfs yaa..
BalasHapusWah.... perpusnas, udah penasaran banget dari awal merantau di deket Jakarta buat ke sini. Kemarin udah sempat ke monas dan melihat perpusnas dari pinggir jalan, sampai saat ini belum kesampaian. Akhirnya terjawab sudah apa isi di dalamnya. Ah, jadi makin penasaran, harus ke sini pokoknya :D
BalasHapusCek jadwal memang yang utama ya, Teh. Sampe sana tutup kan lucju :D
BalasHapusDan meletakan buku di meja yang udah disediakan itu hal yang harus, sepele sih tapi harus sesuai aturan. Asli perpusnas keren banget, pengen deh bisa mengunjungi sekaligus baca dengan suasana yang nyaman, bertemu satpam baik hati sekaligus mengabadikan foto disana :)
Hampir semua sudut perpus nampaknya bagus untuk foto..hihi
Kok megah banget ya perpus nasional ini? Beda bgt deh sama perpustakaan daerah tempat gue tinggal. Hehe
BalasHapusKesan perpustakaan yang biasanya ada di kepala gue hilang seketika kak setelah lihat perpustakaan nasional ini. 😎👍
wahhh ada e perpustakaannya juga ya, aksesnya jadi lebih mudah juga ;D
BalasHapus