"Inilah JAKARTA, men!"
Dari pucuk ini gue bisa melihat pemandangan di sekitarnya. Gue bisa melihat perhiasan Jakarta; gedung gedung dengan berbagai bentuk yang sisinya berkilauan terpantul sinar matahari. Yang di dalamnya juga menawarkan kilau khas Ibu Kota. Tapi, mereka semua tak lebih tinggi dari tempat yang gue pijak ini. Karena gue sekarang sedang ada di bangunan tertinggi di Jakarta; salah satu icon terkenal yang identik dengan Jakarta.
---------
Yang gue suka dari hidup ini adalah kejutan kejutan yang disodorkan Tuhan. Sering banget gue pingin sesuatu lalu sekonyong konyongnya sesuatu itu datang dengan tiba tiba dan tak terduga. Misalnya, di rumah dulu gue pingin banget bakso urat, ehh tiba tiba nenek gue manggil gue.
"Ke, ayo mau ikut nggak? Mau makan bakso urat sama mbah Kakung!" Baru juga dipinginin. Atau jaman SMP dulu ngehits banget tas semacam backpack tapi talinya cuman satu yang dikaitin miring di badan,bukan dua yang dicantolin di ketek. Tiba tiba pas gue pulang sekolah, gue liat ada tas model sama berwarna hitam dan kuning.
"Lah, bu? Ini tas siapa?"
"Tas buat Ike. Ike hari ini ulang tahuuuuuuun..."
"Horeeeeee..."
Sama juga dengan kejadian Monas ini, gaes. Gue pernah ke MONAS bersama kedua teman gue dengan harapan bisa mendaki sampai di pucuknya dan melihat wajah Jakarta dari atas. Tapi, karena kita terlalu siang, pintu untuk naik ke atas udah keburu ditutup. Dan saat itu, kita pulang dengan masih membawa keinginan yang sama yang masih menjadi harapan semata.
Dan tiba tiba saat rapat penentuan destinasi study tour, semuanya sepakat kalau kita akan ke MONAS dan Museum Nasional/Museum Gajah. Harapan gue akan menjadi nyata!
MENDAKI MONUMEN MONAS
Bagi gue, kesempatan untuk bisa menjadi salah satu guru di lembaga pendidikan Bahasa Inggris iniadalah kesempatan yang patut gue syukuri. Salah satunya adalah selain belajar di kelas, kita juga mengadakan study tour per tahun, gaes... Bagaimana nggak seneng jiwa jiwa butuh piknik kayak gue ini?
Tertanggal 7 November 2015, pagi pagi gue bersama rombongan udah siap sedia menembus tol tol Jakarta, menuju ke Jakarta Pusat.
"Where are we going??"
Jangan salah gaes, mungkin kita berpikir..
"Apaan ke Monas doang? Semua orang Jakarta udah pernah ke sana keleus..."
Tapi, nggak semua orang Jakarta pernah masuk ke Monasnya dan naik lift sampai ke pucuknya!! Itu dia. Nyatanya, mereka juga mayoritas belum pernah naik ke Monas sampai pucuk. Kebanyakan cuman jalan jalan di sekitaran Monas aja. Itu mah.................cupu! #songong
Begitu sampai di Monas, kita nunggu kereta Menoreh karena jarak dari spot turun bis sampai ke Teras Monasnya itu jauuuuuuh...Mana fanaaaaaasss... Apalagi kita bawa anak anak kecil yang masih rapuh, maka pilihan terbaik adalah naik kereta mobil.
sambil nunggu foto dulu yuk! |
kereta sudah dataaaang!! |
Nah, begitu sampai di teras Monas, kita harus antri dulu buat bisa masuk ke museum yang ada di lantai bawah di dalam Monas. Nggak tau kan kalau di dalam Monas ternyata ada museumnya juga?? Ternyata ada gaes..dan kalau kita masuk ke dalamnya, area di dalam Monas itu luas banget. Berhasil masuk ke dalam museum, anak anak segera berebut untuk bisa berkeliling. Beberapanya juga bisa leyeh leyeh di lantai museum karena lantainya bersih. Coba lah kakak kakak liat betapa kerennya museum di dalam Monas ini.
Nah, begitu puas berkeliling kita harus naik ke cawannya. Di sini kita juga bisa banget liat sekeliling Monas. tapi, nggak afdol lah gaes kalau nggak sampai pucuknya sana. Di cawannya kita masih tetap antri untuk bisa sampai di pucuk Monas. Di hari itu ternyata nggak cuman kita saja yang mengadakan kunjungan. banyak juga sekolah yang lain yang ikut mengular demi melihat wajah Jakarta dari bawah api abadi berlapis emas 24 karat.
Waktu yang ditunggu tunggu pun tiba. Ular memendek dan akhirnya kita bisa naik lift sampai di pucuknya. Gue langsung WA Uma, salah satu sahabat gue yang saat itu gagal menggapai pucuk bersama sama.
"Seph, guess where I am!!"
"Mall!"
"No. too mainstream."
"Rice-field!"
"Oh NO! No rice-field in Jakarta keleus.. I'm on my way going up MONAS tower!!!"
"Lucky you! I'm so enviouuuuusssssssss!! OH NOOOOOO!! Take me thereeeee!!"
Gue sama uma sok sok pake bahasa Inggris biar keren. Dia langsung heboh sendiri kayak gue mau naik haji aja, padahal cuman naik MONAS. Tapi, setelah gue pikir pikir naik MONAS itu nggak bisa dibilang 'cuman'. Ini kesempatan langka!
"Yes, fly here...fly hereee!!" Gue reply. Dan akhirnya gue bersama anak anak didik gue meluncur ke atas.
Begitu keluar dari lift, ternyata tempatnya sempit, gaes! Yah, tak heran ya karena memang bentuk MONAS yang makin ke atas makin mengerucut dan akhirnya berakhir pada api abadi yang mematung.
Di atas itu, kita juga bisa berkeliling melihat Jakarta dari seluruh penjuru mata angin. Disediakan juga teropong untuk bisa menelisik lebih dekat gedung gedung mewah yang bertebaran dan masih terus bertumbuh satu demi satu. Seperti ini....
Tapi kalau ber-group kayak gue mendingan jangan lama lama di sana karena pengap. Cukuplah untuk melihat lihat sekeliling dan mengabadikan momen karena kita nggak tahu khan kalau ternyata ini adalah study tour terakhir dengan temen temen kecil gue dan temen temen kerja gue yang unyu unyu. Walau memang ini bukan yang terakhir. Ini adalah yang kedua terakhir.
Di dalam ruangan kecil melingkar, di pucuk MONAS gue tersenyum puas. Finally I've got here. Gue kembali mengusap manjah layar telepon genggam gue. Gue kirimkan untaian kata kata buat Uma.
Setiap hari kita hidup dengan banyak pengharapan. Saat kita bangun, kita membangun harapan. Saat kita akan tidur, kita juga menabung harapan. Tak selamanya apa yang kita harapkan menjadi kenyataan. Tak semua kenyataan terjadi seperti apa yang kita harapkan. Sekali dua kali atau pun berkali kali kegagalan pasti selalu ada, tapi jangan pernah biarkan harapan padam walau hanya sekali. Terus berharap dan berusaha. Karena hidup belum berhenti selama nafas masih dikandung badan. Itu.
Semenit kemudian HP gue berbunyi. Dari Uma.
"Yes, so true."
guru guru yang awet muda |
kayak kakak adek ya, gaes. |
Felly meneropong |
"KEEP YOUR HOPE AND IT WILL COME TRUE" Yes. Pelajaran Hidup nomor 26.
Setiap hari kita hidup dengan banyak pengharapan. Saat kita bangun, kita membangun harapan. Saat kita akan tidur, kita juga menabung harapan. Tak selamanya apa yang kita harapkan menjadi kenyataan. Tak semua kenyataan terjadi seperti apa yang kita harapkan. Sekali dua kali atau pun berkali kali kegagalan pasti selalu ada, tapi jangan pernah biarkan harapan padam walau hanya sekali. Terus berharap dan berusaha. Karena hidup belum berhenti selama nafas masih dikandung badan. Itu.
Semenit kemudian HP gue berbunyi. Dari Uma.
"Yes, so true."
Puas menangkap semua pemandangan khas Jakarta, gue beserta kelompok gue akhirnya turun lagi ke bawah. Eits, study tour kali ini jelas nggak hanya berhenti sampai memanjat MONAS aja. Kita masih punya satu destinasi lagi yang nggak kalah serunya. Letak dari destinasi ini ada di samping MONAS. Tempatnya luas dan megah. Dalam perjalanan ke sana, gue mewanti wanti diri sendiri.
"Jangan baper. Jangan baper. Jangan baper, Mey." Bukannya apa apa, setelah ini gue dan murid murid akan mengunjungi suatu tempat yang sarat akan masa lalu. Dan kalian tau sendiri kalau masa lalu itu rentan dengan kebaperan. Coba tebak kita akan kemana????
YAK!MUSEUM!
Tapi, museum apakah dia??
Apakah museum lukisan??
Baca juga Mengintip Lukisan Sarat Makna milik Affandi, Museum Affandi - Jogjakarta
Atau, apakah itu museum pesawat terbang??
Baca juga Membaca terbang, Museum Dirgantara-Jogjakarta!
Atau, apakah dia sebangsa jejeran museum serupa museum wayang dan teman temannya?
Baca juga Menikmati Masa Muda di Tua, Jeckardah!
Ahh, atau mungkin museum yang teramat lekat dengan budaya Jawa??
Baca juga Menilik Eksotisme Kebudayaan Jawa di Museum Hidup Kraton Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat
Atau bisa jadi museum yang berisi tentang runtutan perjuangan para pahlawan merebut kemerdekaan?
Baca juga Menjejaki Masa Lalu Indonesia Tercinta di Benteng Vredeburg
Jangan jangan museum dimana Pithecantripus Erectus dan Homo Sapiens eksis??
Baca juga Menjenguk Kakek dan Nenek (Moyang) di Museum Situs Purbakala Sangiran, Sragen.
Atau yang terakhir adalah museum yang mengisahkan perjuangan empat hari di Ambarawa yang gue sambangi hampir empat tahun yang lalu?
Baca juga Menapaki Sejarah Perang Empat Hari di Monumen Palagan Ambarawa
Sebagai pecinta -masalalu- sejarah, gue ternyata udah berkunjung di banyak museum. Tapi, museum kali ini mengisahkan tentang sesuatu yang berbeda. Lalu, museum apakah itu?
-To be continued-
YAK!MUSEUM!
Tapi, museum apakah dia??
Apakah museum lukisan??
Baca juga Mengintip Lukisan Sarat Makna milik Affandi, Museum Affandi - Jogjakarta
Atau, apakah itu museum pesawat terbang??
Baca juga Membaca terbang, Museum Dirgantara-Jogjakarta!
Atau, apakah dia sebangsa jejeran museum serupa museum wayang dan teman temannya?
Baca juga Menikmati Masa Muda di Tua, Jeckardah!
Ahh, atau mungkin museum yang teramat lekat dengan budaya Jawa??
Baca juga Menilik Eksotisme Kebudayaan Jawa di Museum Hidup Kraton Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat
Atau bisa jadi museum yang berisi tentang runtutan perjuangan para pahlawan merebut kemerdekaan?
Baca juga Menjejaki Masa Lalu Indonesia Tercinta di Benteng Vredeburg
Baca juga Menjenguk Kakek dan Nenek (Moyang) di Museum Situs Purbakala Sangiran, Sragen.
Atau yang terakhir adalah museum yang mengisahkan perjuangan empat hari di Ambarawa yang gue sambangi hampir empat tahun yang lalu?
Baca juga Menapaki Sejarah Perang Empat Hari di Monumen Palagan Ambarawa
Sebagai pecinta
-To be continued-
saya yang ngebaca aja rasanya seneng banget kak meyke bisa sampai di ujung monasnya.. :D
BalasHapusberarti itu pintu untuk menuju ke atas ada batas waktunya ya.. dari jam berapa sampai jam berapa kak? siapa tau ntar pas saya jalan ke jakarta, saya bisa singgah ke monas terus naik ke puncaknya.. :D
waah seru juga ya mbak cerita perjalanannya ke Monumen Nasional
BalasHapusAh, dari fotonya kayak bakal seru banget tuh. Apalagi sekomunitas gitu~
BalasHapusAku pernah ke Monas tapi ga pernah naik sampe puncak, iya aku emang cupu banget. Abisnya kalau mau naik ke atas itu harus ngantri, antriannya itu panjang banget keburu jadi abu pas sampe atas.
BalasHapusJadi aku waktu itu keliling di museum yang ada dibawah monas, seru banget sih banyak sejarah-sejarah indonesia jadi ikut merasakan perjuangan para pahlawan.
Gua hidup di bumi Indonesia udah hampir 30 tahun tapi satu kalipun belum pernah ke Monas hahaha. Sekali-kali pergi ke sana, pake aplikasi, cuma demi nangkep Pokemon wkwkwk. Ironis banget ya?
BalasHapusyang jelas bukan musium celana dalam anak cewek seindonesia kan mey?
BalasHapusgue mah sama sekali belum pernah ke monas padahal orang indonesia tulen hahaha. kalau gue bule mah nggak papa ya ini orang indo nggek pernah ke monas haha