“Dorrr!!!”
“Eh setan setan setan!” Gue terperanjat seketika. Hampir
saja gue lompat dari pohon saking kagetnya. Kunti kalau ngagetin emang nggak
liat liat keadaan. Dia mah suka gitu orangnya.
“Iye, gue emang setan. Kenapa?” Kunti lalu duduk di
sebelah gue sembari menatap ke arah yang sama. Seorang gadis sedang ngobrol
mesra dengan seorang cowok yang kalau diliat dari tahi lalatnya, mereka umurnya
hampir sama.
“Owh, lo mau beraksi lagi sehabis ini?”
“Hah?? Beraksi apaan?” Perasaan gue nggak pernah atraksi
apa apa.
“Lo pikir gue nggak tahu kalau selama ini lo yang suka
matahin dahan tiba tiba atau nimpuk cowok cowok yang ke rumah Lintang pake buah
durian?” Gue tersedak ludah sendiri saking kagetnya.
“Gimana lo bisa tahu?”
“Hiiiiiiihihihihihi...Hiiiiiiiiihihihihihi” Kunti malah
ketawa.
“Ihhh!! Diem ah! Nakutin tauk!!” Makanya orang orang
takut sama Kuntilanak. Gue aja yang sama sama setan suka merinding tiap Kunti
ketawa. Suaranya kayak tikus kecepit pintu darurat pesawat terbang.
“Malam ini lo mau ngapain lagi?”
“Gue mau pamitan.”
“Setelah semua yang lo lakuin buat dia??” Pertanyaan
Kunti sekonyong konyongnya melemparkan ingatan gue ke belakang. Entah sudah
berapa kali gue menggagalkan malam mingguan Lintang. Pernah suatu ketika
seorang cowok datang ke rumah Lintang. Dia terlihat sangat trendi memakai
kemeja yang lengannya digulung sampai siku bersanding dengan bawahan jeans
bolel. Rambutnya model spike sempurna dengan gel yang menyebar ke segala
penjuru arah mata angin. Sedangkan gue? Gue cuman pake kolor warna item kagak
pernah ganti. Rambut gue juga hanya seikat. Gue tampak seperti Upin. Di situ kadang gue merasa sedih. Malam itu
gue tahu dia bakalan ngapelin Lintang. Itu nggak bisa dibiarkan. Dia
memarkirkan mobilnya dan sedang akan beranjak turun saat gue menahan pintu
mobilnya. Di hitungan ketiga, gue tiba tiba sudah ada di depan kaca depan.
“BAAAAAAAA!!!!!” Gue menyeringai dan memperlihatkan gigi
gue yang nggak pernah gue sikat sejak tahun 1987.
Sekonyong konyongnya cowok berjambul trendi itu kaget
dunia akherat.
“SEEEE SEEEE SEEEETTTTTTT!!!”
“SETAAAAANNN, Oncom!!” Yaelah bilang setan aja susah
amat.
“HUAAAAAAAAAAA!!!” Dia cepat cepat menyalakan mesin
mobilnya dan menghambur pergi. Gue liat Lintang menatap kepergian cowok itu
dengan penuh keheranan. Cowok itu nggak pernah datang ke rumah Lintang lagi.
Namun, sebulan kemudian seorang cowok berbeda datang ke rumah Lintang. Namanya
David. Gue tahu dari percakapan via telpon Lintang dan David menjelang magrib.
Saat itu gue sedang main di kamar Lintang. Terkadang gue bersyukur menjadi
setan. Gue bisa melihat sosok yang gue suka kapan pun yang gue mau. Gue juga
bisa menunggu Lintang bangun. Biasanya dia akan bangun pukul 5 pagi. Dia akan
menggeliat sebanyak lima kali lalu tangannya akan menyambar sebuah HP yang dia
letakkan tepat di bawah bantalnya. Dia akan masuk ke jejaring social bernama
PATH dan menekan tombol bangun. Lalu, semua teman PATH nya akan tahu kalau dia sudah
bangun. Walau gue habis pikir tentang
alasan apa perlunya Lintang update status dia bangun jam berapa di PATH, tetapi
dia nggak pernah absen nulis di PATH. Lalu, dia akan membersihkan ilernya dan
menyipitkan matanya dengan rambut yang diacak secara teratur.
“Cekrek!!” Dia mengabadikan wajahnya dengan bibir
dimonyongkan menyerupai bebek dan kembali memosting fotonya di PATH dengan
caption, “Selamat Pagi Duniaaaaaaa...”. Lintang memang anak alay jaman
sekarang. Tapi, gue tetap suka. Bahkan, gue tahu betul setiap jam 2 dini hari
Lintang mulai mengorok sembari menciptakan pulau berbentuk pulai Kalimantan
setengah jadi. Gue lebih mengerti Lintang daripada semua cowok yang pernah
datang ke rumah Lintang. Malamnya, gue kembali menggagalkan kencan Lintang
bersama David.
“Tapi, sengerti apapun lo sama dia, dia nggak bakalan
ngertiin lo.” Suara Kunti membuyarkan lamunan gue.
“Iya. Malam ini gue akan bilang ke dia.”
“APPAAAA???? Lo ini udah setan, gila lagi! Gimana bisa??”
“Apa sih yang nggak bisa dilakukan oleh cinta?” Kunti
gumoh setelah mendengar apa yang barusan gue lakukan. Iya, malam ini gue akan
mengatakan ini kepada Lintang. Malam ini gue nggak akan nakut nakutin calon
pacar Lintang. Gue udah insaf dan tobat nasuha. Gue akan kembali ke jalan yang
benar.
Maka, saat Lintang duduk di balkon sembari minum kopi
setelah calon pacarnya pergi, gue
menyiapkan diri. Gue memakai gel rambut biar rambut gue bisa tertancap sempurna
di kepala. Gue juga ganti kolor dengan warna pink yang menandakan gue sedang
jatuh cinta. Tak lupa gue berdo’a agar semuanya berjalan lancar. Gue mulai
bergelantungan di dahan pohon dan meloncat di balkon. Gue tiupkan angin agak
kencengan dikit biar kayak di film film horor. Di film horor yang sering gue
liat, tiap ada angin kenceng berarti ada setan.
“Tumben nih anginnya tiba tiba kenceng...” gumam Lintang.
“Lintang....” Gue mencoba memanggilnya. Lintang
celingukan sambil memegang belakang lehernya. Bulu kuduknya meremang. Gue jadi
gamang.
“Lintang....” Di panggilan kedua Lintang mulai takut. Dia
buru buru akan masuk ke rumah saat gue tiba tiba sudah berdiri di pintu
kamarnya. Tercenganglah Lintang saat pertama kali dia ngeliat gue. Matanya
membelalak dan wajahnya seketika pucat.
“Tu...Tuuuuu...Tuuuuuuu.....” Lintang kelabakan.
“Tumit??” Gue nanya
“Bukaaaann!!”
“Tukang kayuu???”
“Bukan bukaaaaannn!!!”
“Tumbal??”
“Bisa jadi bisa jadiiii!!!!”
“TUYUL????”
“Iyaaa!!! TUYUUUUUL...MAMA ADA TUYUUUUUUUUL....” Lintang
menghambur ke dalam. Seketika keadaan rumah menjadi kalut karena Papa dan Mama
Lintang segera memanggil Ustad, sedangkan Lintang terus menangis ketakutan.
Hati gue teriris. Gue gagal. Kunti menatap gue dari kejauhan dengan tatapan
kasihan. Gue dan Kunti harus cepat cepat pindah sebelum Ustad datang dan
menggrebek kita. Emangnya gue setan apaan pake digrebek grebek segala. Sebelum
menghilang, di balik pohon beringin Kunti sempat berbisik,
“Yul, Cinta tak harus memiliki..”
Gue sadar cinta
gue kepada Lintang tak akan pernah berakhir bahagia. Toh kita memang tak akan
pernah bisa bersama sampai kiamat sekalipun. Sejak saat itu, gue mencoba untuk
move on.
“Kunti, besok gue akan pergi ke Jakarta.”
“Hah?? Ngapain?”
“Gue mau move on. Dan untuk bisa move on, gue harus pergi
yang jauh..”
“Tapi khan di sana nggak ada pohon...”
“Gue bisa tinggal di lampu taman.”
Cinta akhirnya memberi gue keberanian untuk hijrah ke
Jakarta. Cinta yang tak bisa gue miliki akhirnya mengantarkan gue untuk bisa
memiliki apa yang sebelumnya nggak gue miliki, yaitu tempat tinggal baru. Lampu
Taman Waduk Pluit.
Tinggal di Lampu Taman Waduk Pluit lebih indah ya :)
BalasHapushahaa... ada ada aja.
BalasHapusbikin ketawa baca ni tulisan
Heheiheiie senyum simpul nih saya
BalasHapusYang baca ini Insha Allah bisa ketawa dan nangis berbarengan, apalagi sekarang ini kebaperan lagi hitz-hitznya. Wkwkwkwkwk
BalasHapusCinta emang buta, tapi kadang cinta bisa bedain yang mana honda jazz dan mana honda beat. :D
Bahkan ini cinta beda alam, bukannya dapet pujaan hati, tapi malah doi nangis ngeri.
Ceritanya keren!!
njir ni setan hebat banget bisa tahu umur dari tahi lalat
BalasHapuslucu ya, kisahnya si tuyul , tapi karena gambarnya pocong saya kira awalnya ini pocong
btw, ganti template nih mbak
hehe maksa banget si tuyulnya. Pasti setelah ini banyak setan yang ngikutin jejaknya. Kalo beneran gitu kira-kira yang naksir aku siapa ya. mmmm
BalasHapusWalopun udah berjuang ngehalang-halangin gebetannya Lintang tetep aja si tuyul harus nyerah sama keadaan yaa :D
BalasHapusbahkan untuk sekedar ngasih penjelasan aja sampe Tuyul dipanggilin Pak Ustadz segala, kasian :')
Emang kadang yang namanya cinta harus sadar diri sih...
semoga di lampu taman waduk pluit Tuyul bisa menunaikan misinya untuk move on dari Lintang :D
wkwkwkkw pecaaaaah....
BalasHapusTadinya gue pikir ini tokoh utamanya pocong, karena ada gambar pocong soweran pula. Tapi di tengah kok ada keterangan koloran, wak wah, antimainstream bener ini anak. :D
Lucuuuuu. Lanjutin gih xiixix
Lagi dengerin lagunya Isyana Sarasvati yang Tetap Dalam Jiwa. Cocok nih sama ceritanya.
BalasHapusKocak kak ceritanya, sudut pandang yang berbeda. Virus BAPER udah sampe ke setan juga, gak cuma anak2 manusia yang kena virusnya. Keknya tuyul spesial pencuri uang, bukan pencuri hati.
Pecah kak mey... Telor gue pecah... Gak jadi masak telir gegara baca tulisan kak Mey...
BalasHapusTernyata Baper udah nyampe dunia setan, ya kak. Gue jadi kaget juga kalo ini bener-bener ngerusak dunia Terserahlah persetanan. Soalnya entar kalo ada setan yg mau nakutin orang, karena pernah jadi mantan. Tiba-tibaa nangis di tengah jalan. Ketabrak motor mati keduakalinya... Hahahaha
uggs outlet, longchamp outlet, ray ban sunglasses, oakley sunglasses wholesale, ray ban sunglasses, louis vuitton outlet, christian louboutin outlet, nike air max, ugg boots, burberry handbags, michael kors outlet, uggs on sale, burberry outlet, oakley sunglasses, christian louboutin uk, oakley sunglasses, tiffany jewelry, polo outlet, jordan shoes, replica watches, louis vuitton outlet, longchamp outlet, christian louboutin, prada outlet, nike outlet, prada handbags, replica watches, nike air max, louis vuitton, kate spade outlet, uggs outlet, christian louboutin shoes, michael kors outlet online, oakley sunglasses, cheap oakley sunglasses, tory burch outlet, michael kors outlet store, michael kors outlet online, nike free, ugg boots, tiffany and co, longchamp outlet, chanel handbags, ray ban sunglasses
BalasHapus