Hidup selama hampir seperempat abad, sedikit banyak gue semakin mengerti.
Hidup ini berkutat pada perjuangan. Mau sukses, harus berjuang.Mau lulus cepat,
harus berjuang. Mau dapat nilai bagus di sekolah atau kuliah, harus berjuang.
Bahkan, tiap kali gue mau makan juga harus berjuang ; meracik bahan, menuang
minyak, menyalakan kompor dan memasak bahan bahan mentah menjadi sesuatu yang
layak dimakan. Begitu pula dengan perjalanan kali ini, penuh perjuangan!
Nggak pernah terpikirkan di benak gue kalau gue akan duduk di bis ekonomi
selama 8 jam, menghadang kemacetan, cuaca yang membakar dan amang amang mezon
dan asinan kedondong yang datang dan pergi silih berganti. Namun, akhirnya gue
beserta Marimar, Barbara dan Casandra sampai di Cipanas yang sesungguhnya,
Garut.
Ini adalah kali pertama gue menginjakkan kaki di Garut. Berbeda dengan Jakarta yang penuh dengan balok bertumpukan menyundul langit, pergi ke Garut seperti kembali ke Ambarawa. Udaranya tak begitu panas dan masih dekat dengan alam. Begitu turun dari bis, kita segera naik angkot lagi menuju puncak, penginapan! Cipanas Garut ini hampir sama dengan Bandungan di Ambarawa. Jalan menanjak dengan berbagai villa, dari villa 35ribu semalam berisikan kamar sepetak sampai villa ratusan bahkan jutaan per malam dengan berbagai fasilitas yang memanjakan ada di tiap tiap sisinya. Ah, rindu akan kampung halaman mulai menyelinap masuk. Udara yang membelai sejuk, bau tanah saat basah, pegunungan di batas pandang yang menyundul nyundul dan aroma kedamaian serta ketenangan yang melingkupi kota. Ah...andai....
Ini adalah kali pertama gue menginjakkan kaki di Garut. Berbeda dengan Jakarta yang penuh dengan balok bertumpukan menyundul langit, pergi ke Garut seperti kembali ke Ambarawa. Udaranya tak begitu panas dan masih dekat dengan alam. Begitu turun dari bis, kita segera naik angkot lagi menuju puncak, penginapan! Cipanas Garut ini hampir sama dengan Bandungan di Ambarawa. Jalan menanjak dengan berbagai villa, dari villa 35ribu semalam berisikan kamar sepetak sampai villa ratusan bahkan jutaan per malam dengan berbagai fasilitas yang memanjakan ada di tiap tiap sisinya. Ah, rindu akan kampung halaman mulai menyelinap masuk. Udara yang membelai sejuk, bau tanah saat basah, pegunungan di batas pandang yang menyundul nyundul dan aroma kedamaian serta ketenangan yang melingkupi kota. Ah...andai....
Sebelum gue galau lebih jauh, gue dan ketiga teman gue akhirnya sampai di
penginapan Tirta Alam 1 sesuai dengan alamat yang diberikan oleh Esmeralda.
Kita kemudian check in dan berhamburan masuk. Ada satu ruangan besar dengan dua
bed besar beserta satu set sofa yang berbatas dinding dengan jalinan kayu
setinggi gue. Begitu gue membuka kamar mandi, satu bak besar berukuran dua
sampai tiga kali bathup biasa menyambut
gue. Kita bisa berendam air panas!!
Seusai makan sore yang dirapel dengan makan pagi dan siang karena hari itu
gue belum makan, akhirnya gue bisa sedikit merilekskan tubuh gue dengan
berendam air panas dengan air yang terus mengalir. Segarrrr!!
Yeayyy!! Boreng!! Bobo bareng!! |
Sabtu itu kita tutup dengan tidur bersama! Walau kita tinggal bersama di
satu atap setiap hari, tetapi pengalaman tidur bersama tanpa terhalang dinding
begini memberikan sensasi tersendiri. Gue yang satu bed dengan Casandra mewanti
wanti.
“Sandra, nanti lo yang sabar ya pas tidur...”
“Emang kenapa Mik??”
“Sabar aja kalau tiba tiba terkena tendangan Tsubasa atau pukulan Tujuh
Manusia Harimau.”
“Awas lo macem macem sama gue, Mik! Gue gelundungin lo!”
Jelas apa yang gue lakukan saat gue tertidur bukan di bawah kendali gue.
Apalagi saat capek begini, biasanya gerakan gue sangat brutal. Pernah gue capek
banget kan, terus gue tidur. Bangun bangun gue bingung.
“Lah, kaki gue mana ini??” Badan gue udah nggak di kasur. Dan saat gue liat
ke atas. Buseeeeetttt!! Kaki gue gelantungan di gagang pintu. Ya mana gue
tahu...
“Oke, fine!! Kalau lo gelundungin gue, lo gue celupin di bak mandi.”
“Emang lo bisa gendong gue ke sana?”
“Alaaah, badan cuman tipis kayak kertas karton begitu, keciiiil...”
“Ya udah cobain sini!! Coba gendong gue kalo emang lo kuaaat!!”
“Heh, kalian! Kalau nggak tidur gue celupin juga di kolam ikan depan. Mau?”
Sebelum gue dan Casandra main gendong gendongan berlanjut guling gulingan di
kasur berikut jambak jambakan, suara Barbara akhirnya mengakhiri semuanya.
“Udah ya, lampu matiin!” Barbara kemudian mematikan semua lampu. Sekarang
giliran Casandra yang dempet dempetin gue. Iyes, dia takut tidur dalam
kegelapan. Sebaliknya, gue nggak bisa tidur kalau terang karena gue kadang
susah tidur. Dan kalau gelap, gue susah tidur pun saat gue membuka mata sambil
melamun gue berasa udah merem karena gelap semua. Tapi, Casandra yang lekat
dengan hal hal mistis jelas takut tidur dalam gelap. Dia makin merinding disko
karena tidur paling pinggir, tepat di sebelah jalinan kayu pembatas sofa.
“Hiiii, San! Lo suka liat film horor nggak? Yang pas tidur ada tangan
tangan item keluar dari lobang lobang kayu itu terus grepe grepe lo. Hiiiii..!!”
“Ih, Mik!! Nggak lucuuu!!”
“Beneran lho San. Terus kalo ntar lo nggak bisa tidur sendiri, tiba tiba
ada suara air ngucur di bak padahal tadi udah dimatiin!! Terus pas lo liat,
yang mengucur bukan air, tapi DARAAAAAAHHHH!!!”
“Barbaraaaaa!!!! Mike nih!!!” Casandra emang suka gitu.
“Ah, lo nggak asik! Beraninya ngadu!” Akhirnya gue mengalah dan gue ganti
posisi. Gue yang ada di pinggir dan Casandra bergerak ke sisi tengah. Di
seberang tampak Barbara dan Esmeralda sudah tak bergeming.
“Good night!”
--
Gue bangun pagi pagi dan hendak akan sholat Subuh saat gue tiba tiba
bingung.
“Lho, gue dimana nih?”
“Kumat nih orang... Udah tidurnya kaki kemana mana, mana nanya lagi
dimana..”
Ahh, gue suka gitu. Entah kenapa saat gue tidur, gue suka membayangkan suatu
tempat dan bangun dalam keadaan bingung. Bahkan, saat gue bangun di kos, gue
suka bingung. Gue pikir gue di rumah.
“Owh, ternyata di kost..”
Apalagi pas liburan dan tidur siang, pas bangun gue pikir udah pagi. Pas
ngeliat jam gue baru inget,
“Owh, ternyata sekarang sore..”
Bukannya apa apa gue takutnya nanti pas gue udah punya suami gitu khan, gue takutnya pas gue mimpi lagi pelajaran Fisika di kelas sama temen gue, terus gue bangun. Terus ternyata ada mas mas bobok sama gue. Gue pasti kaget!!
"Hah!! Kamu siapaaaa???"
"Lah, aku kan temen kamu?"
"Kamu temen dari SMA mana???!!Temen macam apa yang bobok bareng??"
"Teman hidup."
"Lah...kamu suami aku ya...."
*suamiberbusa
--
Bukannya apa apa gue takutnya nanti pas gue udah punya suami gitu khan, gue takutnya pas gue mimpi lagi pelajaran Fisika di kelas sama temen gue, terus gue bangun. Terus ternyata ada mas mas bobok sama gue. Gue pasti kaget!!
"Hah!! Kamu siapaaaa???"
"Lah, aku kan temen kamu?"
"Kamu temen dari SMA mana???!!Temen macam apa yang bobok bareng??"
"Teman hidup."
"Lah...kamu suami aku ya...."
*suamiberbusa
--
Aha!! Hari ini adalah hari paling bersejarah milik Esmeralda. Dia akan
menikah dan kita akan kondangan dengan warna dress yang senada, GOLD! Kita akan
pergi pukul 10.30 tetapi kita udah mulai dandan pukul 8 dan mandi pukul 7.
Bahkan, gue dan Casandra sempat fitting baju edisi final semalam sebelumnya
sembari mantengin mbak mbak pake jilbab ala turban di Youtube. Gue yang
biasanya cuman pake jilbab sebisanya tinggal diputer puter di kepala lalu
dikasih jarum, sekarang setidaknya gue harus berinovasi.
Begitu pula dengan riasan wajah. Gue yang biasanya cuman ngasih eye liner
untuk menyamarkan mata gue yang mendadak sipit dengan kantung mata segede
bisul, sekarang gue ingin melakukan sedikit perubahan. Bukankah hidup ini memang
harus dijalani dengan mencanangkan perubahan???
Marimar yang paling tahu tentang hal ini. Tanpa keragu raguan dia
membubuhkan bubuk hitam di sekujur kelopak matanya berikut warna keemasan
sebagai lapisan atas, disusul dengan garis tebal nan panjang yang menukik sebagai
ekor di ujungnya berikut garis putih tertanam di kelopak bagian bawah dan
memberikan tampilan segar dan menawan, membingkai matanya sedemikian rupa. Lalu
dia memulaskan maskara di bulu matanya sebagai sentuhan terakhir untuk riasan
smokey eyes miliknya. Bibirnya merah membara semerah cinta Juliet pada Romeo
yang membawanya menegak racun dan tidur bersama dan bertemu di neraka. Naudzubillah... Kan
bunuh diri nggak boleh sama Alloh....
Sekarang giliran gue dan Casandra. Alih alih ingin tampil secantik Marimar,
gue juga mencoba memakai eye shadow hitam pekat sepekat hatiku tanpamu di
sisiku, owh...
Gue poles poles kelopak mata atas gue. Dari satu mata menjadi dua mata.
Begitu gue menjulurkan kepala ke cermin, laaaaaah!! Dibandingkan dengan Marimar
yang menjadikan matanya lebih lebar dan indah, mata gue sekarang malah
perpaduan antara babak belur dihajar kenyataan bahwa dia tak lagi mengharap
cinta dan kurang tidur karena sekarang bukan kelopak mata bagian bawah saja
yang menghitam, kelopak atas juga ikut ikutan. Di sini kadang gue merasa sedih.
Jadilah gue hapus tuh smokey eyes dan berdandan seperti yang gue bisa saja.
Is there any difference, kakak??? |
Pukul 09.20 kita sudah hampir ready. Dan seperti anak kekinian pada
umumnya, kita membidik semua momen untuk diabadikan lewat lensa kamera dengan
judul : “Menghadiri Pernikahan Esmeralda di Masa Muda!”
Saat itu kita belum tahu kalau untuk hadir dalam makna harafiah ke rumah
Esmeralda ternyata memerlukan perjuangan yang tidak gampang juga. Lalu, apakah
perjuangan itu?
Apakah kita harus menggendong ransel segede rudal dengan baju pesta yang
ujungnya sudah berjuntai sempurna?
Apakah kita juga harus naik delman istimewa, mengendarai kuda supaya baik
jalannya tuk tik tak tik tuk?
Dan apakah kita akhirnya bisa berfoto dengan Esmeralda sebagai new Mrs. dan
minta bunga agar kita lekas tertular juga?
Yuk, kita kondangan! |
-to be continued-
Ahahaha...gue masih ngakak aja kalo baca postingan Mbak Meyke ini. Telenovela versi lokal.
BalasHapusBagian yang teman hidup itu bener-bener bikin hari minggu ini begitu ceria. Hahahahaha....
Ahahaha...gue masih ngakak aja kalo baca postingan Mbak Meyke ini. Telenovela versi lokal.
BalasHapusBagian yang teman hidup itu bener-bener bikin hari minggu ini begitu ceria. Hahahahaha....
8 jam di bis, hari panas
BalasHapusaduh nggak bisa ngebayangin tuh rasanya.
kebiasaan tidurnya sama nih, tangan kaki suka kemana-mana. tidur pertama lurus, pas bangung udah ganti posisi yang udah nggak jelas kemana.
Mbak Meykkeeee lucu banget sih, adegan fiktif antara Meykke dg suami (khayalan) juga bikin mules XD
BalasHapustelaten ya pake kerudung kayak gitu, eike mah puyeng makenya, apalagi gampang pusing klo rambut digulung2, hehe. lebih suka yg simple2 dan agak lebar, berasa lebih nyaman, hihi
bersama sahabat emang seru, meskipun beda karakter tp selalu bisa saling melengkapi :))
Ini ternyata kelanjutan yang kemaren.
BalasHapusKak, mey. ini udah 2 cerita dan belum sampe di ending cerita. Sepertinya ini akan panjang, ya? Hahaha
Sempet kepikiran kalo temen kak Mey bakalan di grepe-grepe sama setan tangan item. Emang super jahil, ya. Sampe-sampe temennya ngadu sama Barbara. Hiii.... Jgn2 kak mey gak sadar, kalo digrepe2 sama tangan item itu? Hahahaha
Mana tidur suka lupa gitu. Iya, sama suami nanti yang parah. Pas bangun tanya mulu itu siapa? Semoga lelakinya tabah.
Masih nunggu kelanjutannya di acara pernikahannya. :)
Ini lanjutan cerita yang sebelomnya salah naik bus ya ? :D
BalasHapusBaju nya bagus...pake gold da. Atasan putih keliatan elegan :d
Aku juga ga cocok pake shadow item. Soalnya udah ada kantung mata jadi bagusnya pake yang cerah :D
Garut itu bagus2 wisatanya (hasil surfing di inet) tapi tujuan utama ke sana kan dateng ke nikahan teman ya. Itu kamarnya ga panas kan ? Kamu ga mandi sauna kan malemnya ? Hahaha
Wah, sayang to be continued...
BalasHapusKak, lo kalo tidur absurd banget sih, sampe lupa tempat, lupa waktu kebangun, ckck. Sabar banget yah yang tidur di sebelah lo. Aahaha
Gue enggak ngerti gimana dan dan nya cewek, tapi penampilannya cukup kece juga :-P
Pantes dari awal tulisan lo berbau bau galau, ternyata ini tentang kondangan? Yah, cepet nyusul lah. Ahahaha
Udah dua episode dengan tulisan yang panjang ini dan ternyata masih bersambung. Kayaknya mau ngalahin "Bukan Tulisan Tangan" nya si Fahmi nih :p
BalasHapusKayaknya kak Meyyke kalo tidur dikasih tali aja ya. Biar nggak gelindingan kemana-mana. Dan itu, aku juga mikir kalo kak Meykke beneran lupa pas tidur bareng suami dan pas bangun dikira orang lain. Lupa kalo ternyata udah nikah, serem -__-