“Mana?”
“Kapan?”
“Kok nggak diajak?”
Saat bertemu dengan teman
masa kecil yang sudah menggendong bayi, bahkan di antaranya sudah berjalan dan
sudah beranjak TK, pertanyaan serupa itulah yang lalu sekonyong konyongnya
diluncurkan. Atau saat bertemu dengan sanak family yang usianya tidak beda jauh
tetapi sudah merasakan dahsyatnya makna SAH yang dikumandangkan seantero udara
di satu waktu yang lalu. Bahkan, orang tua sampai orang yang memang paling tua
dengan hati hati bertanya tentang pandangan akan masa depan perihal usaha membudidayakan
jenis mereka atau menelurkan generasi penerus. Pun banyak teman teman yang
kebetulan berada dalam status yang sama hilir mudik memperbaharui status mereka
atas pertanyaan “what’s in your mind?” dengan curhatan tentang betapa galaunya
hati mereka saat pertanyaan pertanyaan itu serupa biji peluru yang dimuntahkan
dari corongnya, bertalu talu.
For me, it was my first
time facing such a question. Yang gue tahu di dunia ini ada stage stage pertanyaan
yang walau pun tidak dipatenkan tetapi hampir bisa dipastikan akan selalu
dilakukan oleh umat wanita.
Saat sekolah/kuliah : “Kapan
lulus?”
Saat lulus, lagi
pengangguran : “Kapan kerja?”
Saat kerja : “Kapan
nikah?”
Saat sudah menikah : “Kapan
punya anak?”
Saat sudah punya anak
satu : “Kapan ngasih adik lagi ke anaknya? Kasihan lo nggak ada temennya..”
Saat anak anak nya sudah
dewasa : “Kapan punya mantu?”
Saat sudah punya mantu : “Kapan
punya cucu?”
Dan pertanyaan itu akan
terus berekor selama hayat masih dikandung badan.
Dan bagi wanita seusia
gue dihadapkan pada pertanyaan di stage 3. Pun kalau dulu percakapan yang in
saat bersama teman teman adalah,
“Eh, besok liburan kuliah
jalan yuk??”
“Gimana Lee Min Ho udah
tamat belum dramanya? Aku minta kalau udah tamat aja biar bisa aku tonton
non-stop.”
“Wah, emang paling enak
kopi yang ada granulenya begini.”
“Auditionmu udah level
berapa?? Aku dong udah mau advance, orang tiap hari aku mainin mulu sampe
jariku keriting nih liat. Bengkok bengkok kayak keris Mpu Gandring khan?”
Sekarang semuanya
berbeda. Ada pun pokok pembahasan yang sepertinya wajib cenderung fardhu a’in
saat bertemu dengan entah teman apa saja adalah soal pelabuhan hati untuk masa
depan.
“Gimana? Udah ada?”
“Si anu gimana?”
“Emang kamu maunya umur
berapa?”
“Ehh, jangan lama lama,
paling bagus tu melahirkan sebelum umur 25 lho, resikonya paling sedikit.”
“Apa mau aku kenalkan
sama si anu?”
“Mau punya berapa besok?
Empat aja biar rame, hikhikhik.”
Dan gue sadar bahwa gue
sekarang mulai ada di zona ‘kapan’. Orang sibuk mencari penghidupan dan orang
untuk hidup bersama menjalani kehidupan selanjutnya. At first time, it looks so
scary. Adults world is scary! We have to decide and choose one human to live
together with for the rest of our life. It would be heaven if we choose the
right one. But if not, it will work the other way around. Kata Pak Mario Teguh,
menua bersama orang yang salah. Mendengarnya saja gue sudah bergidik ngeri. Untungnya
Tuhan menumpas tuntas segala ketakutan dengan memberikan janji serupa orang
yang baik akan mendapatkan yang baik pula, dan orang yang buruk pun akan
bertemu dengan orang yang serupa. Intinya, jodoh adalah refleksi diri, cerminan
akhlak.
Dan bahkan katanya kata
kata bijak, butuh waktu seumur hidup untuk bisa mengerti orang lain. Dicermati
saja sudah begitu njlimet.
Bagi wanita, kita ini
sedang berjalan di sepanjang jalan panjang dengan banyak tikungan, medan jalan,
persimpangan, dan juga rintangan. Kadang kita perlu berlari kencang demi
mencapai sebuah target, harus sudah sampai di kilometer sekian dengan jangka
waktu sekian. Di waktu lain kita juga harus berjalan santay saja kayak di
pantayyy dan menikmati pemandangan sekitar. Lihatt!! Gundukan raksasa bernama
gunung berselimutkan permadani hidup berwarna hijau nampak gagah di seberang
jalan. Terkadang kita sampai di sebuah pantai dan melepas penat dengan tiduran
di pasirnya yang bersih sambil menikmati sang raja siang yang tengah menguncup
cantik. Pun kadang kita harus ikhlas dengan kulit penuh goresan akibat dahan berduri
yang harus kita tebas demi melanjutkan sebuah perjalanan yang bernama hidup.
Rupa rupa jalan yang memang harus dilalui. Nah, hingga akhirnya kita berada di
persimpangan dengan seseorang pemegang cermin yang juga sedang akan melintas di
perjalanannya sendiri. Bila memang kita memegang peta yang sama dengan cara
cara yang sefaham, bolehlah kita melanjutkan perjalanan bersama. And I know the
reality is not that simple, meeting somebody, talking about vision and mission,
then walk together added by the romantic word such as : for the rest of our
life, forever, then happy ever after.
Demi apapun setiap wanita
memang harus melalui fase itu, including me. Dan mulai Lebaran yang baru saja
selesai sampai Lebaran berikut dan berikutnya akan terus mengalir pertanyaan
senada sampai gue merasakan dashatnya makna SAH yang berdebam di satu waktu
tertentu di masa depan. InshaAlloh.
Dan di perjalanan itu gue
rasa tidak melulu wanita memakai kemben lalu menumbuk padi sedangkan sang laki
laki berburu di hutan dan mencari ikan atau lobster. Bisalah kita menautkan
jaring sama sama dengan wanita di ujung satu dan laki laki di ujung satunya
demi ikan yang lebih banyak, lobster yang lebih besar. Bisalah kita menumbuk
padi bersama demi beras yang lebih halus. Bisalah kita mencudet ikan bersama
atau menyembelih hewan buruan bersama.
Dan bisa jadi saat
pertanyaan serupa itu menerpa kita, bisa jadi kita menjawabnya dengan cara
diplomatis biar kayak artis artis.
“Mana calonnya?”
“Lagi di jalan.”
“Owh, rumahnya dimana?”
“Lagi di jalan menuju
pertemuan abadi kita berdua.” *janganmuntah
--
“Kapan nyusul?”
“Besok.”
“Wawww!! Kok aku nggak
diundang??”
“Besok saat jodoh yang
dipilih Alloh menjemput hatiku.” *janganpingsan
--
“Sudah ada belum
calonnya?”
“Sudah.”
“Mana?”
“Sudah dipersiapkan
Allah. Tinggal berusaha aja.”
“Subhanalloh.”
--
Good Luck yaaaaa..... :D
Hahaha. Awalnya nyesek, endingnya ngakak.:D
BalasHapusBener bener. Akan ada jodoh yang baik untuk wanita yang baik, kaya kita. Kita? Siapa lo? :D
Semoga Allah mengijabah doa kita ya. Jodoh enggak akan kemana kok. AKan indah pada waktunya #haseeeek
abis baca ini aku langsung tarik nafas dalam-dalam.
BalasHapusMemang kadnag pernikahan itu sesuatu yang "ekstrim" menurutku.
karena kita akan memilih 1 orang, untuk hidup selamanya.
Aku banyak ketemu temen2 yg gak pengen nikah (mereka bukan orang indonesia) kaena mereka gak pengen ambil resiko.
Tapi entahlah, kadang aku meng-iya-kan pendapat mereka karena rasionalitas.
Tapi secara pribadi, aku berpendapat bahwa aku akan menikah suatu saat. entah kapan.
Untungnya orang masih ajrang tanya masalah itu.
Mereka masih lebih sering tanya "kapan pulang?"
hahaha
BalasHapuskayaknya aku masih di stage "kapan lulus?" bosen sih dengernya, padahal aku baru semester 5 aja hahah. ntar kalau udah lulus "kerja dimana?" "udah punya calon?" kepo banget kayak curious george -_-
meski banyak temen2ku yang udah nikah, aku masih bertahan disini nonton kartun dan ngeblog hihih. sebagian dari mereka lagi hamil, lagi lengket sama suaminya, aku lagi lengket sama laptop. oh my, i have no life hahahahaha
tapi semua orang punya jalan masing2, mungkin jalanku bakalan ketemu jodoh yang sama2 kayak aku juga. tapi, wanita itu harus memantaskan diri sebelum bertemu jodohnya supaya mendapat jodoh yang pantas pula :D
ah kepanjangan nih komennya
btw, blognya sudah aku follow yah. kalau berkenan silakan follback <3
wkwk. betul tuh kak meykke. aku masih di stage pertanyaan 'kapan lulus?' pdhal bru sem 3 -_-
BalasHapusaku jg gmw menua dgn orng yg salah *curcol. baca tulisan ini jadi rada serem juga klo udh masuk k stage pertanyaan yg model 'kapan nikah?'
bnar tuh laki-laki yg baik hanya untuk permpuan yg baik, mari memantaskan diri :)
Pertanyaan kaya gitu tuh cuma buat manas manasin aja, tapi salah juga sih kalo kita mengulur terlalu lama buat cari jodoh
BalasHapusYang di maksud "Dijemput Allah" tuh meninggal ato apa nih ??
Waduh waduh... Ada satu lagi... "Kapan selesainya?" :D
BalasHapusBlog udah di follow dan page udah dilike. Ditunggu follback dan like baliknya :)
waduh, nyesek juga tuh kalo ditanya kapan nikah -__-
BalasHapusjodoh memang gak akan kemana dan gak bakal kemana-mana selama kita gak berusaha.
waaaooowwwww......... ini isi hati gue banget mey! thanks ya udah nulisin. ahhaaha.....
BalasHapussebenernya kalo di bawa enjoy ya gpp sih, mau seribu orang yang bertanya "kapan" yah enjoy aja. seperti yg kamu bilang, jodohnya lagi di jalan. :)
kalo aku ditanya, siapa calonmu? aku jawab aja.
namanya johan, jodoh di tangan tuhan. muehehe
sepertinya fase ke tiga paling nyesek ya?
BalasHapushahaha
jawabannya itu lo, diplomatis sekali
ga percaya keluar dari mulut lo sendiri
pasti ini dari seseorang yang jauh lebih dewasa
*manggut2