Ini adalah naskah yang pada januari 2014 coba gue kirim demi keperluan lomba dengan tema senada. Sayang, gue belum bejo. Daripada tulisan ini teronggok di draft lepi, alangkah baiknya gue tulis saja di blog. But, I have nothing to do with the content. Ini hanya untuk keperluan event. I'm done.
source |
Dear you,
Apa kabarmu sekarang? Lama tak menyapamu di social media sejuta umat itu.
Terakhir kali kau menyapaku saat menjelang tengah malam di pijakan hari ke 11
bulan terakhir tahun yang lalu. Kau tanya kabarku, aku tanya kabarmu. Ini lucu.
Bukankah dulu kita tak pernah absen saling bertanya berita masing masing,
setiap hari, selama 5 tahun kurang 12 hari? Karena di hari itu, di sore hari
berpayungkan langit keemasan, kau memintaku untuk melepasmu. Muatan hatimu
terlalu berat, katamu. Dan kau tak mau lagi menghitung masa di sisiku,
bersamaku, menggenggam hatiku, seperti hari hari yang lalu.
Bagaimana kabarmu hari ini? Hujan terus mendera, banjir menjamah di banyak
kota. Kau tak jarang radang tenggorokan, berpacu dengan cuaca ekstrim yang tak
menentu. Ah, tapi itu khan dulu. Aku yakin kali ini beda. Seperti apa kau
sekarang ya...
Sudah setahun lebih kita tak bertatap mata. Terakhir kita bertemu saat tak
sengaja kau berpijak di jalan yang sama denganku, di depan kampus. Aku dengan
riang, ehm, mencoba terlihat riang menyapamu. Dan kamu berkata apa saat itu?
“Halloo...”, melemparkan pandang sekilas dan melemparkan muka kemudian. Apa
kau tak mendengar jeritan relungku, dan tak menangkap hati berdarah darah
tertikam sembilu, bertalu talu, tersayat bertubi tubi. Patah, remuk hingga
leburannya tak mampu lagi dibagi dua. Halo adalah kata kata terakhirmu
kepadaku. Ha.Lo
Setelah lima tahun berbagi hati saling mengisi sanubari, tak lupa diakhiri
dengan satu buah kata, halo.
Saat aku menulis surat ini, kau sedang apa? Jangan jangan sedang
mengayunkan jari jemarimu di atas tut sembari menatap dengan penuh konsentrasi
di layar monitor laptopmu, bertumpu di atas kasur kamarmu. Seperti yang sering
kau lakukan dulu. Tapi soal ini aku yakin. Kau pasti sedang beradu misi dan kecekatan
jari.
Apakah hidupmu indah setahun ini? Bila kau bertanya bagaimana hidupku,
dengan mahfum akan aku sodorkan jawabanku. Aku bahagia sekali, hidupku indah.
Pun hatiku sudah kebas dengan segala kenangan kita saat tumbuh dewasa bersama,
dari anak dengan balutan seragam putih abu abu hingga sosok dewasa yang segera
mengatamkan skripsi dulu. Sayang ya, kita hanya mampu pada petikan ‘tumbuh
dewasa bersama’ tanpa mampu ‘tumbuh menua dalam pelukan cinta, bersama’.
Aku pun tak menanam harapan apa apa, toh aku sudah melangkahkan kaki sejauh
500 km, pergi jauh dari tempat tempat penuh serakan kenangan tentang kita
berdua. Aku telah mengayuhkan langkah berkelok kelok hingga aku tak bisa lagi
menemukan serpihan masa tentang kita, hingga aku bisa bernafas lega, dan berayunan
begitu riang gembira.
Apa kabarmu? Sekarang pun hujan turun lebat sekali. Pernahkah kamu bertemu
sosokku di malammu? Karena sering sekali aku beradu pandang denganmu di pelukan
malamku.
Sudah sudah, aku sudahi dulu suratku untukmu. Bisa bisa rangkaian kataku
mencapai panjang 17 surat, seperti yang pernah aku berikan padamu di ulang
tahunmu yang ke 17 dulu. Sekarang, kita berdua katam menginjakkan usia di
satuan dua yang berpijak pada angka dua pula. Dan semuanya memang telah
berbeda. Bahkan arah jalanku dengan jalanmu pun tak akan pernah lagi sama,
dengan debaran hati yang tak mungkin lagi senada. Karena memang inilah
jalannya.
Harus aku sudahi sepenggal sapaan ini, sebelum mataku senasib dengan langit
sore ini.
Apakah kita akan bertemu lagi di penghujung senja suatu ketika? Tuhan
memegang jawabannya.
Dariku,
Meykke Santoso
Bekasi, 2 Januari 2014
hmm. mey. kenapa yang kamu tuliskan selalu pernah aku alami ya?beberapa hari yang lalu pun aku mengalami hal yang sama, menyapa seseorang yang sudah berpisah tapi hanya dibalas dengan lirikan. itu mending satu kata halo. yang ini cuma melirik doang.
BalasHapustapi memang, jika ditanya bagaimana hidup yang sekarang,semua pasti akan lebih berbeda dari sebelumnya. saat bersama dengannya sebelumnya akan sangat berbeda dengan saat bertemu lagi setelah sekian lama berpisah.
waaah, sabar ya rit...lirikannya maut pasti hehehe..tapi kita sih berteman nggak yang terus musuhan juga nggak..iya sih berbeda kali ya, soalnya belum pernah ngalamin hehehehe
Hapusalhamdulillah kabarku baik kak, hehe
BalasHapusTulisan kk cantik banget, dalem banget kena ke hati. Aku juga pernah merasakan hal yang sama, bertemu dengan seseorang spesial di masa lalu. Bedanya kalau kk masih ada kata sapaan. Kalau aku sudah tidak ada lagi. hmmm :( Kenapa sebagian besar wanita jika bertemu dengan seseorang di masa lalu selalu ingin terlihat jauh lebih bahagia yah, padahal dalam hati masih menginginkan seperti dulu.
Aku suka tulisan seperti ini kak, lebih semangat lagi menulisnya hehehe
ehehehe, lah kan masa dulu aja disayang sayang masa skrng ketemu nggak nyapa tuh makiinnn tertatih tatih hatinya hahaha...
Hapuswaduuuh, aku bahagia benran nih nggak dbuat buat hahaha...makasih ya licooy :)
Wah sepertinya kalo dilihat cerpen2 sebelumnya, cerita2 sebelumnya plus surat ini ada satu kata kunci yaitu 500KM!
BalasHapusHmmm.. Apakah ada hati yang tertinggal di kampung halamanmu kak? Hati yang kau titipkan pada seseorang di kampungmu kerawang? (Eh bener kerawang kan? Duh..) Hahaha.. :D
karawang dari hongkong??? aku orang jawa dari Ambarawa sanaaaa hahahahaha
Hapusweeweeee.. mau dong dibuatin surat sama bak meyke :D
BalasHapusmerinding bacanya mbak.. terus apa ya istilahnya menggunakan hiperbola atau apa ini ya aaaaakk :| lupa pelajaran bahasa.. eh personifikasi kah mbak ;3
ahahaha, makasih yaaa aku juga sambil merinding nulisnyaaa..hehehe
HapusBaca tulisan ini rasanya gimana gitu.
BalasHapusSemakin lama tulisannya semakin bagus deh, mbak, hehehe. :D
makasih haaaam :D
Hapusini tulisan ditujukan buat mantanmu yang 5 taun pacaran tu ya ?? hehehhe
BalasHapuswah klo emg iya, 5 taun bukan hal singkat.
dan ternyata saat ketemu lagi dan disapa, dia cuma menanggapi sekilas aja...
entah karena pgn ngelupain kisah lama atau krna udah move on ke hati yang baru.
kamu kuat ya meykke...bisa ngelepas cwo yang sudah 5 taun nemenin kamu...
nggak sihh dia emang gitu sih bukan karena ngelupain apa kalo move on ya emang iya sihhh ahahahaha...
Hapuswaaah, ini masa lalu khan bikinnya januari kakaaaakkk...bisaaa if there is a will there must be a wayyy, ciaaaaaaaaattttt!!
sepertinya belum genap setahun gue ngalamin hal yang agak sama dengan cerita ini. Tapi kata orang-orang sih move on aja, hmm nyatanya susah banget. gak semudah membalikkan telapak tangan. Apalagi ngebaca tulisan ini gue jadi flashback ke masa lalu lagi...
BalasHapushmm,, tapi tak apalah.. kenangan memang harus diingat bukan untuk dilupakan.
gue setuju, toh dilupakan juga nggak berhasil khan kenangan kecuali kalo kepalanya terantuk pinggiran meja, mungkin ada peluang buat lupa hahaha
HapusNgomongin ikutan lomba? dan ini sejenis surat? Apa ikutan GA "Surat Untuk Ruth" nya bg @benzbara ?
BalasHapus*sok jadi mentalist*
nggak sih hehehee...
HapusTulisannya bagus, Mey :)
BalasHapusThanks Dit :)
Hapusini lombanya menang kagak mey??
BalasHapusgue selalu heran kalau baca sesuatu yang kata-katanya gak gue tau dan fahami, heran karena harus menelaaah secara dalam makna kata2 seperti 'kebas' dan teman-temannya hehe
sekarang udah di bekas yah, kenangan tentang mantan pun udah tnggal kenangan, tapi masih ada lah yah dikit2 mah ;))
kagak nih Pik :( gua syediiiih hehehehe...
Hapusehm, ya pasti berbekas lah cuman bekasnya nggak menyakiti kulit, kulit hatii huehehehehe
Kita akan bertemu lagi jika nanti kita sama-sama bahagia, karena aku tak ingin melihat kau terluka lagi *apa ini*
BalasHapusSeperti biasa, aku suka banget sama tulisan ka Mey meskipun ada beberapa kata yang tak kupahami :D
Aku belum bisa bikin kalimat kayagini di setiap ceritaku iya seperti ini >> Apa kau tak mendengar jeritan relungku, dan tak menangkap hati berdarah darah tertikam sembilu, bertalu talu, tersayat bertubi tubi. Patah, remuk hingga leburannya tak mampu lagi dibagi dua...Ajarin dong ka Mey :3
Ah kenapa sekian lama tak bertemu hanya kata halo yang terucap dari bibirnya? kenapa? apakah dia tak ingin tau kabarmu kak :(
aahhh makasih ya Fatimaaah :)
Hapusbanyak baca buku aja dan serapp kata kata indahnya hihhi...
nggak sih, dia nggak gitu juga cuman emang mau bilang apa lagiii, itu udah yang paling betuuul..ehehehe
tipsnya adalah MENGGALAUUUUU...udah itu ajah cc hehehehe
BalasHapuskerasa bgt konflik batinmu. Ini beneran kan kak?
BalasHapuspindah sejauh 500 km ntuk terhindar dari tempat2 kenangan bareng mantan? gue bisa bayangin kak. kadang, ngelewatin tempat makan langganan bareng mantan dulu bisa bikin hati senut2... hahaha
gk tw kenapa suka sama kata ini, "...sebelum mataku senasib dengan langit sore ini."
Berkali-kali aku baca tulisan Kak Mey, hmm, jadi semacam petunjuk gitu. Nggak sih, tapi isinya hampir sejenis semua. (banyaknya). Ceritanya tentang cewek yang mengenang masa lalunya setelah putus sama si cowok. Mereka bertahun-tahun bersama tapi akhirnya putus. Terus si cewek galau karena cowoknya jadi nggak care.
BalasHapusKayaknya ini curhatan ya Kak? Setuju juga sama komen Bang Erick, aku banyak nemuin kata 500 KM, it means kamu mungkin beneran lagi mengenang masa lalu.
Tapi aku suka sama tulisan kamu soalnya di awal aku nggak ngira kalau ini terinspirasi dari kisah kamu sendiri. Nggak keliatan curhat juga soalnya. Ya meskipun bukan curhat beneran sih hehe.
Oh iya, maaf ya Kak baru sempet bewe sekarang nih.