“Ahh, kenapa hidupnya
terlihat mudah sekali??”
“Ahh, kenapa rasa rasanya
dia tak kekurangan suatu apapun?”
“Ahh, lahir dari keluarga
harmonis yang begitu terlihat saling mencintai...”
Sebagai manusia, kadang
saya merasa begitu berkekurangan. Setiap malam begitu banyak hal yang
berseliweran di benak saya. Apalagi bila ditambah dengan tegukan kopi panas
yang tidak ada habisnya, seolah olah saya bisa kedip kedip hingga fajar siap menukik.
Terkadang tanpa saya
sadari saya terlalu menyilaukan mata sendiri dengan apa yang dipunyai oleh
orang lain. Kadang mereka mempunyai hal hal yang saya tidak punya, kadang
mereka bisa merasakan hal hal yang belum pernah saya rasakan, kadang mereka
memiliki nikmat nikmat yang rasanya saya belum pernah mengecapnya. Lalu, saya
akan berkutat dengan “ah” dan segala “ah” yang menumpuk dan meninggi hingga
menyundul langit langit kamar kost.
Terkadang nikmat nikmat
Alloh terasa begitu mini tertutup ketidaksyukuran hati yang terlampau sombong,
terlampau obsesif, terkadang impulsif. Dalam hidup ini pun saya berkutat dengan
berbagai banyak hal. Saya ingin mencapai banyak hal. Namun, terkadang segala
harapan selalu diekori dengan kata “Apa mampu?”, “Apa bisa?”. Matinya lagi,
saya terkadang menganggap diri terlalu mini dengan melekatkan ekor itu dengan
kata kata “Apa mampu seperti dia?”, “Apa bisa seperti dia?”. Lalu saya akan
diliputi kegamangan sepanjang malam. Saat itu saya menyadari betul bahwa saya
manusia biasa, manusia yang alpa akan sebuah kesempurnaan, manusia yang selalu
membutuhkan pencerahan dan tangan tangan Tuhan, Alloh SWT.
Pernahkan kalian juga
berpikir tentang hal yang sama? Merasa diri lebih kurang dengan yang lain, lalu
mulai membanding bandingkan diri kita dengan orang yang mungkin kita anggap
levelnya lebih menukik?? Lalu, saat ingin mencapai sesuatu selalu dirundung
banyak pikiran setan yang akhirnya tidak bisa memupuk kepercayaan terhadap diri
sendiri. SAMA. Saya juga.
Satu satunya hal yang
bisa mengguyurkan angin surga untuk pikiran pikiran kerdil saya seperti itu
hanyalah sujud.
“Ah, harusnya saya sujud
syukur dengan badan yang sehat. Bahkan banyak orang di luar sana yang berbadan
kurang sehat, bahkan harus dikerumuni selang penyambung hidup. Bernafas pun
harus membayar per tarikan.”
“Ah, harusnya saya sujud
syukur dengan pilihan pilihan yang masih terbentang luas di depan saya. Banyak
orang yang tidak punya pilihan dalam hidupnya. Mereka hanya mengikuti kemana
alur hidup terbentuk. Banyak di antaranya bahkan kepayahan hanya untuk menjaga
pilihannya untuk tetap hidup.”
“Ah, harusnya saya sujud
syukur karena seperti halnya di atas langit selalu tersimpan berlapis langit lainnya toh di bawah lapisan tanah masih ada lapisan tanah, lalu lapisan
tanah yang lain, lalu yang lainnya lagi.”
I don’t know where God
will lead my life to... Tomorrow is mistery, but what kind of mistery 'the tomorrow' is depends on what kind of things we have done today. I often feel so
miserable, I feel so small, but no matter how small I am as long as God’s
watching me I feel full of blessings. Maybe I cannot be like him/her. I cannot
do what she/he can do. But I know one thing for sure. I can do my best. I can
do all the best. I can be the best of me. And I will give the rest to God...
I am nothing without God.
God strengthen me so far. I often meet the obstacle and difficulties, then God
opens the new door with a grand new way for me. The road is never easy, but
with God easy doesn’t mean impossible. I’m not totally-religious woman. I haven’t
worn the syari’i hijab yet. I am still far from the perfection. I am ordinary
woman.
What I can tell you now
is I am struggling everyday to be better. Sometimes I get lost, in another time
I go back to the track. Sometimes I complain a lot, in another time I send up
all the gratitude for a blessed life. Hopefully for you and me, we can do
effort together to be better as a moslem. The best way to be happy in this life
is stop comparing your life with the others’, but comparing your new life with
the old one. Have you grown up?? Have you been better rather than before? Have you
done some self-development?? Because you have to. Because we have to.
Dariku,
Meykke Santoso
sekali-kali lihatlah ke bawah
BalasHapussiapa tahu ada koin jatuh *nah loh
Tom Masson said "be yourself is about the worst advice you can give to some people". Therefore, I won't ask you to just be yourself but to be the best of you.
BalasHapusIt's pretty normal for us as a human being to ask for more once we just reach something. but no pain no gain...
being grateful doesnt mean you may not have a higher goal.
when I'm down I just need to keep in mind that there's possibly someone who wants to be on my feet as I want to be on someone's position. it will always be like that..an endless circle. so why bother to be sad? ^^
speti yang saya rasakan -_- terkadang hidup ini memang berat dan aku mengeluh tapi.......hah sudahlah sukuri saja
BalasHapusitu memang selalu terjadi kak mey :( setiap melihat kelebihan orang pasti bandingin dengan apa yang ada di kita sekarang..
BalasHapusterkadang ada yang ingatin bilang "karena terlalu sibuk dengan kelbihan orang lain, kelebihan diri sendiri nggak dinikmati dan dimanfaatkan' gitu..
tapi., ya gitu.. lihat orang bisa dan kita nggak bisa itu envy gitu -_-
Bangga penuh syukur menjadi diri sendiri, karena mungkin masih banyak oramg lain yang ingi seperti anda.. so, jalani hidup tanpa rasa iri dengan apa yang orang lain miliki.. cobalah untuk lebih baik,,,
BalasHapusgua juga pernah kepikiran kayak gitu kok Mey, kalo gua terlarut dengan pikiran kyk gitu biasanya gua slalu ngambil sisi positifnya. salah satunya ngebandingin diri gua dengan orang yg ada di bawah gua. ternyata banyak orang di bawah kita yg hidupnya tetap bahagia. dari situ kita harus beljar dari mereka bagaimana rasa bersyukur :)
BalasHapusgua perlu google translate dlu buat nerjemahin bagian akhirnya -_- wkkwk
Pernahkan kalian juga berpikir tentang hal yang sama?... pernah banget.. saat ini aku juga merasakan.. kebanyakan manusia emang gitu sih.. akibat kekurangan bersyukur, termasuk aku.. kalo udah gitu, aku jadi berpikir.. 'aku punya sepupu dan keluarga lain disana yang tidak seberuntung diriku. pantaskah aku memandang ke atas dengan teman2ku yang sudah kodratnya orang yang berpunya?'
BalasHapusbiasanya kalo aku sudah berpikir begitu aku sembuh... meskipun kemudian kembali lagi ke kodrat manusia itu sendiri..
aku juga sering kayak gitu Kak Mey, suka banding-bandingin diri sama temenku yang kebutuhannya jauh dari aku. kadang aku suka iri dan mengeluh 'ah, kapan aku jadi seperti dia'. dan sering juga mengeluh 'pasti tidak mungkin bisa'. tapi aku sadar, bukannya gaada hal yang tidak mungkin di dunia ini kalau kita berusaha.
BalasHapustapi kalo menurut aku jangan selalu melihat keatas, lihatlah ke bawah. masih banyak orang yang kurang dari kita dan mereka tetap menjalani hidup dengan semangat. seharusnya kita sudah harus bersyukur sudah di beri fisik yang sempurna seperti sekarang. bukan malah membandingkan oran-orang yang jauh diatas kita.
Saya juga pernah kepikiran kayak gitu. 'Kapan saya bisa punya motor kayak dia?' 'Kapan saya bisa punya hp secanggih dia?' Tapi hidup ini disyukuri aja. Lihatlah orang yang dibawah kita.
BalasHapusIntinya sih kita harus bersyukur. Gak usah membandingkan diri kita dengan orang lain.
Aduh, paragraf akhir-akhir pake Bahasa Inggris. Google Translate ahh... :D