Skripsweet Bab 14 (Segera Tamat)

“Alhamdulillahirrabbil a’lamin...”

Itu adalah kata kata yang udah lah mewakili segalanya buat gue. Alhamdulillah apa yang gue inginkan bisa tercapai dan segala  peluh keringat, hati yang tercacah (walah), upa daya dan segala hal yang gue perjuangin tidak ada secuil pun yang sia belaka.

Gue masih inget Desember 2012 gue nulis ini dan dengan harapan yang memuncah muncah gue tempelin di tembok persis di depan gue tidur jadi tiap pagi pertama yang gue lihat itu kertas itu, bukan lah bukan suami.. *ngek

Dan berkat Alloh dan berkat kerja keras, doa dan restu Ayah Ibu dukungan teman teman dan semuanya, semua yang gue tulis menjadi kenyataan. Dan harapan untuk bisa lulus tepat waktu dalam kurun waktu 4 tahun dengan menyandang predikat cumlaude bisa gue sabet. Semua yang gue tulis disitu menjelma menjadi kenyataan!! Bakhan sampai IPK nya pun persis! Nggak tau lagi deh gue menyebutnya sebagai kekuatan visualisasi mimpi! 

Mungkin bagi sebagian orang, meraih sebanyak itu bukan perkara susah, tapi bagi gue itu pencapaian yang gue idam idamkan.

Gue dulu nggak pernah sama sekali membayangkan hal ini terjadi, karena pertama kali gue masuk di fakultas ini motivasi gue bukan karena gue emang suka bahasa Inggris tetapi karena gue ingin menghindari Matematika, dan bahasa Inggris adalah the only one I can do.

Dan ‘witing trisno jalaran soko kulino’ worked out for me!

Memasuki semester 4, gue mulau jatuh cinta dan mulai menulis setiap target yang ingin gue raih di setiap semester dan itu menjadi cambukan tersendiri buat gue.

Dan now I reach this stage!!

Dan insyaAlloh tanggal 20 bulan Juli ini gue akan resmi menyandang S.Pd di akhir nama gue. Buahahahaha....

Tapi, justru akhir masa kuliah ini bagi gue adalah awal yang sebenar benarnya. Karena apa?

Karena gue akan segera terjun ke hutan belantara dan bersaing dengan berjuta orang untuk bisa pursue my happiness.

Sekarang gue menjadi job seeker, saudara saudara!!

Gue jadi inget cerita temen blogger gue, nama samarannya Rinem kalau dia dulu daftar 20 perusahaan dan semuanya bilang ‘nehi’ sama dia. Tapi akhirnya dia sekarang dapat kerjaan lebih bagus malah di seberang lautan sana. 

Tapi Gue takuuut. Gue kadang suka bertanya sama diri gue sendri, sebenarnya yang gue inginkan itu apa?

Dulu. Gue sama sekali nggak pingin jadi guru.

“Ah, mumpung muda sih kerja di kantoran dulu, atau mungkin di bank jadi teller gitu.. kalau udah mau nikah jodoh udah di pelupuk mata, baru beralih profesi jadi guru..”

Dan akhir akhir ini gue mikir,

“Jadi gue Cuma mau setengah setengah doang? Dan hidup nggak semudah itu. Alih profesi pun nggak semudah itu...apa bakalan mudah dari perbankan masuk ke area mengajar misalnya? Karena jelas di masa gue jadi teller atau pekerja kantoran skill mengajar gue pasti akan memudar dan begitu juga dengan skill gue yang lain.. Juga, kalau emang pingin jadi qualified teacher, harus dirintis dong dari sekarang...”

Dan tapi gue ditawari mendaftar di salah satu bank oleh saudara gue, dan dia bilang,

“Ke, yang penting dapat kerja dulu, jangan nganggur...kalau udah kerja begini itu yang realistis, jangan idealis..kalau idealis nanti nggak segera dapat kerja nunggu yang bener bener srek. Padahal, yang bener bener srek itu belum tentu segera datang...mending apa yang ada disabet dulu itung itung buat pengalaman..”

Dan perang batin mulai merasuki gue lagi, karena..

“Tapi passion gue kayaknya di teaching. Gue selalu berenergi waktu mengajar. Gue sangat bahagia ngeliat orang yang gue ajar itu mudeng, dan gue suka berkomunikasi dengan orang lain. Gue pikir gue punya public speaking dan interpersonal skill yang baik. Gue suka bertemu dengan orang lain, gue suka berbicara di depan orang banyak, dan gue suka hal hal yang baru dan tidak monoton untuk melakukan hal yang itu itu saja...”

Juga,

“Gue pingin selagi gue membangun karier sebagai pengajar proffesional, gue juga masih bisa menikmai hidup gue dan menekuni hobi gue yaitu menulis dan travelling.”

Lalu, HOW????

Idealis atau realistis?? Menyabet setiap kesempatan atau menunggu dulu yang tepat. Karena kalau kerja di bank itu pakai sistem kontrak, saudara saudara. Minimal setahun. Dan umur gue udah 22 tahun. Dan mimpi gue bisa sekolah S2 pendidikan bahasa Inggris dan saat gue sudah berumur nanti gue bisa jadi dosen. Tapi sebagai langkah awal gue bingung. Karena gue emang harus segera kerja, diburu waktu. Gue punya buanyak plans di masa depan dan kadang plan plan itu bikin gue nggak bisa tidur. Terlalu terobsesi, terlalu ambisi.

Tapi yang jelas apapun pekerjaan gue nanti, gue pasti all out! Gue nggak pingin setengah setengah karena nanti hasilnya pun akan setengah setengah.

Gue tidak menjamin kalau gue akan sukses, tapi gue bisa jamin kalau gue akan usaha mati matian untuk menggapai satu hal itu. Kesuksesan.