Kopi Areng Panas nan Joss Gandos Khas Jogjakarta!

credit

“Bulek, iki opo bulek iki bulek?”

Tanyaku menyelidik sambil mengaduk ngaduk kopi dengan bongkahan serupa bongkahan batu granit.

“Bulek, iki gulo batu?”

“Iyo...”, bulek menjawab pendek, dan Tata, sepupu saya berseloroh...

“Mbak Ike ki, kui ki areng mbak...areng!”

What!!! Dia mengatakan kalau kopi bongkahan ini adalah areng! Dan saya seketika menyadari kenapa banyak sekali warung pinggiran yang bercap “Kopi Joss Pak Wik, Kopi Joss Pak Ngatimin, Kopi Joss Pak Suparno”.

It is a special caffee from Jogjakarta!!!

The coffee maker made the coffee just like usual. They add the coffee grinds and sugar into the cup then pour it with a hot water. But then, they add flaming-hot-charcoal to the brew. “Joss!!” the sound made the name!!!

Namanya Joss itu berasal dari bunyi pada saat areng panas membara bara itu dicemplungkan plung ke dalam kopi yang mendidih!

Widiiiih, saya yang penyuka kopi langsung bahagia tiada tara. Saya pernah ke Jogja beberapa kali tapi saya tidak pernah punya kesempatan untuk berkenalan langsung dengan kopi yang satu ini.

And now, here I am...

Saya pesan kopi ini dicampur susu, jadi kopi susu joss. Rasanya ya gimana ya...kayak kopi susu biasa, tetep enak, dan saya sempat mengunyah arangnya sedikit karena terbawa ke mulut saya. Mungkin kalau saya pesan yang kopi hitam joss, rasa jossnya mungkin lebih terasa.

Tapi kopi joss ini bukannya hanya sekedar orang iseng yang nyemplungin areng ke kopi biar keren...bukan. Ternyata oh ternyata kopi joss ini berkhasiat untuk menghilangkan penyakit seperti kembung, mules, dan telah menjadi obat sakit perut. Bahkan ada beberapa tokoh yang datang untuk mencoba sendiri kopi joss, yaitu Emha Ainun Nadjib, Bondan 'Maknyuss' Winarno, bahkan Butet Kertarajasa.

Tidak hanya kopi saja yang ditawarkan di sini, ada aneka gorengan yang siap lahap dan juga nasi kucing yang lauknya bisa memilih sendiri seperti sate keong, sate bakso dan lauk lainnya. Nanti setelah digoreng, bisa langsung disantap berdampingan dengan kopi joss. Hanya saja, lagi lagi karena bukan saya yang bayar, saya lupa tanya harganya per gelas itu berapa...Tetapi saya baca di reference saya, uang lembaran bergambar Rumah Limas sudah sangat cukup untuk menikmati kopi magic yag satu ini!

Dan ini benar benar pusat peradaban! Banyak sekali para muda mudi atau pun separuh baya yang nangkring di sini.

Ada juga hiburan ringan serupa ini.

Niat banget ngamen khan? Saya pikir mereka bukan pengamen, tapi artis jalanan.

“Mas, request lagu mas, Tombo ati...”, ucap Bulek saya.

Dan kita menyantap sego kucing yang saya habis dua bungkus karena porsinya dikit sambil meneguk kopi joss gandos kotos kotos dengan alunan,

“Tombo ati iku limo perkarane, Kaping pisan moco Qur’an lan maknane, Kaping pindo sholat wengi lakonono, Kaping telu wong kang sholeh kumpulono, Kaping papat kudu weteng ingkang luwe, Kaping limo dzikir wengi ingkang suwe, Salah sawijine sopo bisa ngelakoni, Mugi-mugi gusti Allah nyembadani”

What a perfect night in Jogjakarta!!!

Dan malam ini menambah syahdu malam sebelumnya yang dengan mobil kayuh memutari Alun Alun Kidul Jogja!!!

References :

http://www.nomadicnotes.com/travel-blog/kopi-joss-yogyakarta/

http://travel.detik.com/read/2012/07/02/090200/1955259/1025/kopi-joss-suguhan-spesial-dari-yogyakarta

http://phitok-lirik.blogspot.com/2006/05/opick-tombo-ati.html