“Wah, aku berarti lebaran
kemarin udah ngelesi di sini ya Miss?”
“Uhm..iya Miss kayaknya
udah setahunan gitu Miss..”
Nggak kerasa pake banget
ternyata udah setahunan aku part time job sebagai tenaga pendidik tambahan,
yaitu guru les Bahasa Inggris. Dan di les ini aku bukan hanya sebagai guru
Bahasa Inggris tetapi merangkap sebagai guru Bahasa Indonesia dan juga guru les
SD.
Sukses Cemerlang. Nama
bimbelnya. Bila melemparkan ingatanku ke setahun yang lalu, waktu itu aku kira
kira semester 6. Aku ditawari oleh Mbak Devi, salah satu pengajarnya dulu.
Setelah melamar dengan CV, surat lamaran dan transkrip nilai, juga ikut test
mengerjakan UAN Bahasa Inggris SMA, juga wawancara, akhirnya aku resmi menjadi
salah satu guru les di sana.
Tetapi dulu pencarian itu
tidak semulus seperti kelihatannya.
Bila kembali melangkah
mundur dari titik itu, aku juga pernah melamar beberapa bimbel. Yang pertama
adalah bimbingan belajar segala matpel di Ambarawa bernama MMC. Sebenarnya, MMC
memang kekurangan tenaga pengajar. Hanya saja di sana jadwal kurang fleksibel
karena sudah dipatok setiap hari ini dan itu, dan sayangnya waktu itu secara
aku masih kuliah dan juga lumayan sibuk, jadwalku bertabrakan dengan jadwal
ngelesi. Gagal.
Kedua, waktu itu aku
mendaftar di J*smine,
salah satu tempat les dekat SMA dan juga kampusku. Ini
juga lumayan baru karena dulu tempat ini adalah NEO game center yang menaburkan
banyak kenangan di dalamnya bersama sahabat dan yang lain. Nah, ini bimbel,
pengajarnya kayak sinetron gitu. Karena dulu aku berpakaian serupa anak kuliah
apa adanya dengan old jeans yang sudah pudar warnanya dan juga kemeja garis
garis dipadukan dengan sweater hitam dan flatshoes hitam bolong bolong kecil,
dan mbaknya sudah sampai pada level make up mendekati advance, mata berganjal
soft lens dan bertepikan eye liner sedemikian rupa, dengan baju berbahan halus
sependek dengkul, dan tak lupa pengganjal heel kakinya yang menyulapnya menjadi
lebih tinggi secara instan sekitar 5 sampai 7 sentimeter. Dan dalam hidupku,
aku merasa diacuhkan dan merasa dipandang iyuuh begitu, ini yang paling parah.
Sampai sekarang aku juga masih ingat sangat jelas lekuk bibir, lengkungan mata,
dan tinggi mbaknya itu. Hehehe...Dan karena waktu itu mentalku masih menye
menye, aku melambaikan tangan pada kamera sebelum maju ke medan perang yang
sebenarnya. Gagal.Selain metode konvensional dengan mengirim pengajuan surat lamaran, aku juga pernah mencoba jalan lain. Menyebar selebaran bertuliskan,
Ingin bisa bahasa Inggris??
Ingin les bahasa Inggris dengan harga terjangkau??
Hubungi : Ike 0856415646**
Aku tempelin di fotokopian, juga aku sebarin di SMP Negeri 3 dimana adikku bersekolah juga di SMP Negeri 2 Ambarawa dimana sepupuku menimba ilmu.
Sehari, dua hari, seminggu, dua minggu. Nihil. Nggak ada yang nelpon. Beberapa bulan kemudian, ada satu yang akhirnya menelepon, dan bersedia menerima jasaku. setelah telepon sekali dan aku disuruh menyebutkan nominalnya, Ibunya tidak telepon aku lagi selamanya. Syediihh..Maka, metode ini dinyatakan GAGAL.
Temanku, Olin, mengajakku
ke tempat dia ngelesi. Ini metode yang agak berbeda. Bimbel hanya mencarikan
klien dan kita bertandang ke rumah para klien dengan pembagian honor 1:3, atau
sebagai tenaga pengajar, aku memperoleh gaji dua pertiga dari jumlah yang
dibayarkan oleh klien. Ini bisa dianggap berhasil. Nah, ini pertama kali yang
berhasil. Setahunan yang lalu,
“Ih, aku dikasih alamat
rumahnya tapi aku nggak tahu ik..piye jal?”
“Lha ada ancer ancernya?”
“Ada, tapi kalau nanti
aku jalannya jauh piye ya? Padahal aku nggak tahu dimana daerahe..”
“Lha terus pie?”
“Anterin..”
Dan ini adalah pertama
kalinya aku ngelesin. Lewat bimbel jenis ini, aku memulai karierku sebagai guru
les Bahasa Inggris. Dan hari itu, dianterin dulu aku punya pacar.
Pertama kalinya, aku
ngelesin anak SMA cowok dan anak SMP cowok di satu rumah itu. Mereka bersaudara.
Dan sekarang aku masih ngelesin di sana, tapi siapakah dia?
foto ambil dari whatsappnya |
Memasuki beberapa bulan
les, si anak SMA tiba tiba menyetop tidak ingin les lagi. Beberapa bulan
kemudian, disusul si adik anak SMP yang juga menyatakan diri untuk tidak usah
dilesi olehku. Dan sebagai guru les, aku merasa gagal. Tetapi, melihat celah
untuk tetap bisa mengelesi adiknya, aku jalani sepenuh hati apa yang ada.
Dan sampai sekarang yang
aku lesi adalah adik mereka, SD kelas 5.
Nah, dan kembali ke
benang merah tadi. Lewat perantara Mbak Devi aku bisa mengajar di bimbel ini.
Dari bimbel ini aku kaya pengalaman. Mengatasi anak anak dengan mental masih labil
setara SD, SMP, dan juga SMA. Padahal, aku sendiri juga terkadang labil.
Piye jal?
Di SD, aku juga mengajar
anak ‘istimewa’. Aku mengajar baca dan tulis, berhitung, tentang jenis jenis
planet, dan juga nama nama benda di dalam kelas dalam bahasa Inggris. Di SMP
aku mengajar tentang macam macam tenses sederhana dan juga berbagai macam
majas, penokohan dalam drama dan cerpen, tentang perbedaan gagasan utama,
simpulan, dan juga rangkuman. Di SMA, aku mengajarkan tentang macam macam jenis
teks serupa narasi, deskripsi, prosedur dan semacamnya dalam bahasa Inggris
beserta segepok grammar yang ada. Dan dari situ, aku terus belajar hal yang
sudah aku lupa.
Mengajar adalah bagian
dari proses belajar. Pelajaran nomor 78.
Bukan hanya belajar
tentang mata pelajaran yang harus kita ajarkan, tetapi belajar untuk
membentengi hati dari serangan mendadak para siswa.
“Nggak mau ah Miss kalau
yang itu, aku maunya sama Miss A”
Anak anak SMP sering sekali memilah milah guru
yang mana yang mengajar mereka. Dan pernah juga dihadapkan pada percakapan
macam ini sewaktu aku masih mengajar di kelas lain. Jelas, membicarakanku. Syedihhh.
Dan jangan kaget. Karena lain
waktu aku juga menangkap percakapan yang sama. Tapi objeknya bukan aku,
melainkan guru lain.
Dari situ, aku sadar
kalau sebagai guru memang harus tebal hati.
Dan juga, aku yakin bukan
maksut mereka untuk memekakkan telinga guru lesnya, tetapi sebatas ingin
mendapatkan jasa didik yang mereka inginkan.
“Miss! Miss! Mau pulang
Miss??”
“Iya, pulang sek ya..”
Aku melambaikan tangan dengan muka se semringah mungkin. Tadi sore.
Ini baru tadi terjadi.
Dua anak cewek sambil antri beli pentol cilot menyapaku di jalan. Dan mereka
adalah anak yang sama yang mengatakan tidak ingin diajar olehku dulu.
Dulu dan sekarang bisa
berubah. Dulu karena masih baru, aku bingung bagaimana cara mengajar yang bisa
mengenyangkan otak para siswa dan juga menyenangkan hati mereka. Dan lama
kelamaan aku semakin terbiasa dengan caraku mengajar dan juga cara menghadapi
siswa. Dan semakin ke sini, semua siswa semakin bisa diajak bekerja sama.
“Apakah aku menikmatinya?”
Aku sangat menikmatinya.
Murid SMP kelas 3 mengerjakan try out Bahasa Indonesia |
yang ini mengerjakan soal Try Out Bahasa Inggris, persiapan UAN SMP. |
Mengajar membuatku banyak bersyukur. Membuatku mengerti bagaimana bersikap dan
mengerti orang lain. Begitu sarat pengalaman. Setiap kali selesai mengajar,
sambil berjalan pulang, rasa senang dan bangga meletup letup. Yang tadinya bad
mood menjadi good mood.
Dipanggil Miss saja sudah
membuatku merasa bahagia. Hahaha..
“Wah, aku sudah Miss
Miss..”, pikirku. Dan membagikan ilmu yang aku serap dan aku tularkan kepada
mereka lebih membahagiakan lagi. Melihat mereka mudeng dan bisa mengerjakan
test mereka, ah, kepuasaannya berlipat ganda. Dan menerima hasil setiap awal
bulan dan bisa me’recharge dompet juga memberikan kepuasaan tak terhingga.
Tahu bagaimana susahnya
mencari uang membuatku menjadi berhati hati dalam membelanjakan. Misal, mau
beli rok unyuk. Misal harga 80ribu. Ngiler lihat rok berjuntai juntai nan indah
di foto yang di tag oleh online shop di facebook.
“Wah, unyuk. Pingin beliii...”
“Meykke, jadi hasilmu
bicara meluber luber selama 7 pertemuan alias 7 jam kelas SMP Cuma dihabiskan
dalam beberapa menit demi keunyukan inih??”
Lalu, uang tetap tidur
nyenyak di dompet.
Mau beli apa, inget
bagaimana susahnya cari, jadi nggak jadi. Lebih menghargai uang. Kecuali emang
dari jauh sebelumnya sudah dirancang mau beli rok unyuk. Itu beda cerita. Hahahaha...
Sekarang, aku nyaman
dengan part time jobku sebagai guru les, dan ingin mendaftar lagi ke bimbel lain
untuk bisa menambah jam terbangku. Sudah banyak waktu yang tersisa karena
sekarang aku hanya fokus pada skripsi saja. Dan mumpung masih ada waktu sebelum
nanti akhirnya aku lulus, aku ingin menimba pengalaman dan ilmu mengajar
sebanyak banyaknya, dan juga, menabung pundi sebanyak yang aku bisa.
Karena kalau Alloh
menghendaki, aku ingin menekuni dunia non-pendidikan sebagai mata pencaharian
tetapku lusa. Idealisme ku menggiringku ke angan angan itu, selagi masih muda
dan masih banyak waktu untuk berkarya tanpa digelayuti urusan mengurusi anak
orang dan anak sendiri.
Lusa, semua ada waktunya.
InsyaAlloh...
Aamiin..
22.04.2013
22:17
wah asyik ya bisa jadi pengajar, aku juga punya keinginan... nampaknya mengajar memang mengasyikkan...
BalasHapuskeinginan buat mengajar?? iya, mengasyikkan...pekerjaan yang ga terlalu memeras tenaga dan pikiran tapi uangnya lumayaaan..hehehe
Hapusaduh, sama nih saya juga kepingin...
Hapusdari kecil sih udah suka sama dunia pendidikan tapi beberapa kali merubah haluan...
owh, sudah kerja ya?? rasanya kerja bagaimana??hehe
Hapusawesome experiences dek ! ~(^_^)~
BalasHapusbetul banget dek kepuasan tersendiri sebagai guru kalo siswanya bisa paham ttg materi yang diajarkan =D
owh y q mo share dikit , klo q yang pling bikin trenyuh itu klo mrid2ku salim n cium tangan sambil bilang : "terimakasih Miss" T_T #terharu
Good Luck vo us dek ..aamiin ^__^
iya mbaaaak....bener banget!
Hapuskalo itu sih aku jarang mbak, soalnya mereka sudah yang SMP dan SMA gitu kebanyakannya, jadi aku nggak pernah disalimi..hiks
yap, semangat yah mbak!!:D
lesin aku dong.... wkwkwk...
BalasHapusitu yg nempel2in yg terus gagal berarti disuruh menjaga kebersihan , soalnya kalo seumpama berhasil n ketagihan, wah berabe tuh bisa2 hehehe :P
itu bintang2 terkahir nomor hpenya berapa ya *eh
ahahahaha...mulai ya Zim :p
Hapusitu aku nempelinny nggak di jalan jalan tapi cuma di fotokopian gitu kok..huhu..
wkwkwkwkw, tebak tebak berhadiah:D
iya iya lesin sekarang ....
Hapusentar dapet hadiahnya apa ya :0
chanel bags
BalasHapusdiscount shoes
ugg boots clearance
flat iron
christian louboutin shoes
christian louboutin
sunglasses for women
hollister clothes
ferragamo outlet
salvatore ferragamo outlet
hair straightener
gucci sale
gucci belt
gucci handbags
gucci belt
gucci shoes outlet
gucci outlet
hermes birkin bag
hermes birkin
hermes bags
hollister kids
hollister
insanity workout calendar
iphone 4s cases
jimmy choo shoes
christian louboutin shoes
coachfactory.com/shop
coachfactory.com
coach handbags outlet
coach factory outlet online
coachoutlet.com
coach bags outlet
chanel outlet
converse shoes
hermes handbags
cheap glasses
air jordan
qihang0926,nike tn
BalasHapusnike elite socks
marc jacobs
replica watches
louboutin
ugg boots clearance
swarov ski jewelry
nike roshe run women
burberry outlet
tods outlet
kobe bryant shoes
adidas shoes uk
ray-ban sunglasses
vans shoes
longchamp
ralph lauren pas cher
michael kors outlet
louis vuitton pas cher
timberland uk
ed hardy clothing
insanity workout
toms wedges
michael kors handbags
moncler outlet
instyler curling iron
cheap uggs boots
soccer shoes
oakley sunglasses
ray ban sunglasses outlet
cheap uggs
nike blazer
nike roshe runs
coach outlet store online
louboutin pas cher
michael kors outlet online
ugg boots
juicy couture
q