"Mas, tolong foto macam siluet berlatar belakang jembatan suramadu begitu Mas.." "Kayak begini, Dek?" "Kok nggak kayak di instagram gitu ya Mas..coba kalau aku hadap sana biar kena cahaya." |
Minggu, 9 Juli 2017
Setelah kami sholat Ashar di Surabaya Plaza plus mengisi perut demi perjalanan yang belum usai, kami segera menuju ke daerah Tambak Wedi, Kenjeran.
Kali ini kami akan ke pulau seberang. Biasanya orang menyeberang laut menggunakan kapal, tapi kali ini kami akan menyeberang laut, ehm...selat lebih tepatnya, dengan naik sepeda motor.
Kali ini kami akan ke pulau seberang. Biasanya orang menyeberang laut menggunakan kapal, tapi kali ini kami akan menyeberang laut, ehm...selat lebih tepatnya, dengan naik sepeda motor.
KAMI AKAN MENJAJAL JEMBATAN SURAMADU!
Ide ini digagas oleh suami. Rasanya kurang lengkap saja begitu kalau udah di Surabaya tapi nggak mencoba jembatan Suramadu. Atas dasar mumpung lagi di sini dan mumpung masih muda, sore itu kami ke Madura dengan melintasi selat Madura via jembatan terpanjang di Indonesia dengan panjang mencapai 5,43 km yang menghubungkan antara Pulau Jawa (Surabaya) dan Pulau Madura (Bangkalan); JEMBATAN SURAMADU!
Mumpung muda ini, pikir saya. Coba kalau nanti kita sudah punya anak, mana sempat kita ke Madura cuma mau nyobain jembatannya doang.
"Hah, beneran ini kita mau lewat jembatan Suramadu?"
"Iya,6 km sampai, Dek."
"Terus kita sampai Madura ngapain?"
"Ya...putar balik terus ke Surabaya lagi."
"Oke sip."
Begitu kami sampai di bibir jembatan, kami antri dulu dengan motor lain untuk bisa masuk ke jalur jembatan. Kami harus melewati semacam gate kayak di jalan tol begitu, Kak. Tapi,santayy.... untuk kita para pelancong ala backpacker begini, untuk melintasi Jembatan Suramadu, kita nggak perlu bayar alias GRATIS. Sedangkan, mobil harus bayar sesuai dengan golongannya.
- Sepeda Motor: Gratis.
- Golongan I: Rp30.000,00.
- Golongan II: Rp45.000,00.
- Golongan III: Rp60.000,00
airnya masih surut,teman... |
sudah hampir ke tengah tengah |
pelan pelan saja sambil menikmati pemandangan |
"Pegangan yang kenceng, Dek. Nanti terbang."
Kalaupun mau menyeberang laut ini dengan pelan pelan juga bisa kok, Kak karena area motor cukup lebar untuk salip menyalip antar motor. Jadi, kalau mau pelan pelan tinggal agak minggir ke kiri saja. Yang tidak boleh dilakukan adalah berhenti di tengah tengah jembatan karena selain menggunggu motor lain yang melintas juga sangat membahayakan keamanan.
Jadi, jangan pernah nekat berhenti di tengah demi selfie atau memuaskan hasrat upload foto di IG.
"It's not worth your life, man..."
Kami hanya perlu waktu sekitar 15 menit saja untuk sampai di Madura lho, kak. Padahal kalau naik kapal melintasi selat Madura bisa jadi 30 menit belum lagi antri naik dan keluar kapalnya.
Sampai di Madura, kami berhenti sejenak di pinggir jalan sambil menghela nafas. Saya lemparkan pandangan ke berbagai penjuru dan memang Surabaya dan Madura itu perbedaannya sangat mencolok. Begitu masuk ke Madura, kalian akan menyaksikan banyak tanah kosong yang dibiarkan begitu saja, lalu lapak lapak jualan yang seadanya, beda sekali dengan Surabaya yang tampak di ujung sana; mulai banyak bangunan berdiri dan polesan sana sini. Itu mengapa salah satu tujuan dibangunnya jembatan Suramadu adalah untuk meningkatkan perekonomian Madura yang cenderung rendah di banding dengan kota lainnya di Jawa Barat.
Setelah minum, kami mulai mengantri tol Suramadu dan kembali mengarungi selat Madura.
Jalanan lurus dan melengkung naik, pilar pilar super tinggi penyangga jembatan, langit yang pelan tapi pasti berubah menjadi jingga temaram, dan air tenang luas menggenang dilewati bersama dengan orang tersayang.
Andai hidup macam DVD begitu, saat itu juga saya pencet tombol stop biar momen momen kebersamaan macam ini bisa abadi, lalu saya pencet rewind berkali kali biar momen indah bersama suami bisa terus menerus terjadi.
Tapi, 15 an menit kemudian kami sudah sampai di Surabaya. Kami lalu berputar jalan begitu dan mampir sejenak sambil menunggu jembatan Suramadu menampakkan keelokannya tiap kali malam datang. Tuh, lihat saja....
Yaitu duduk minum kopi, makan mie sambil ngeliatin jembatan bertabur cahaya di malam hari.
Yang bikin saya makin terpesona dengan jembatan ini adalah saat malam hari. Sumpah, itu indah banget karena lampu lampu di jembatan Suramadu mulai dinyalakan dan kini jembatannya seakan bercahaya, kontras dengan langit yang mulai gelap.
Mewah berkilauan!! Tapi bagaimana tidak mewah ya teman, jembatan ini memerlukan waktu tujuh tahun dan diresmikan oleh 2 presiden yaitu di resmikan pembangunannya pada tahun 2003, pada masa presiden Megawati Soekarnoputri dan selesai pada tahun 2010 ketika presiden Susilo Bambang Yodhoyono sedang menjabat. Dan jembatan ini mampu bertahan 100 tahun dengan anggaran biaya pembangunan mencapai Rp.4,5 triliun, sedikitnya menghabiskan 650.000 ton beton dan 50.000 ton besi baja.
Itu mengapa saya dan suami betah berlama lama di pinggir laut karena pemandangannya indah, tempatnya lumayan cozy walau duduk di karpet begini dan suasananya juga asik karena banyak anak anak muda yang nongkrong di sana. Karena kami merasa masih muda, kami ikut nongkrong juga.
Maghrib menjelang, dan kami harus mengakhiri kunjungan ke Jembatan Suramadu. Tapi,tak lupa kami membekukan momen kebersamaan untuk dikenang bertahun tahun mendatang.
---------
Ternyata kami belum capek juga, teman. Lepas Maghrib kami segera mencari masjid terdekat kemudian melanjutkan perjalanan pulang. Sesampainya di Ngagel, kami mengembalikan motor dan pulang ke kost suami. Sehabis Isya kami jalan lagi.
Dan kami benar benar jalan pake kaki ke sebuah Taman yang menurut PBB adalah TAMAN TERBAIK DUNIA yang terletak di Jalan Dharmo, pusat kota Surabaya ini.
Coba saja dilihat penampakannya
Dan masih banyak spot spot menarik lainnya. Bahkan, warga dari segala umur bisa banget menggunakan fasilitas di taman Bungkul ini karena tamannya yang luas dan dibagi menjadi banyak fungsi dari anak anak, remaja, anak anak kuliah dan orang orang kantoran yang butuh wifi karena tersedia wifi gratis di sini, sampai piknik keluarga juga bisa banget. Sarana-sarana penunjang lengkap banget teman, seperti
skateboard track dan BMX track, jogging track, plaza (panggung untuk live
performance berbagai jenis entertainment), zona akses Wi-Fi gratis, telepon
umum, area green park dengan kolam air mancur, taman bermain anak-anak hingga
pujasera.
Ahh, andaikata saya tinggal di sini lebih lama, minggu atau sabtu pagi pasti saya ke sini untuk jogging keliling taman plus jalan refleksi kaki di atas jalan bebatuan yang juga disediakan di sini.
Sayangnya, ini adalah malam terakhir saya di Surabaya karena besok saya harus kembali ke Jakarta untuk kembali ke dunia nyata (baca: bekerja), sedangkan besok suami harus stay dulu di Surabaya demi masa depan yang lebih cerah untuk kami berdua, InshaAllah.
Jadi, malam itu kami hanya mengisi perut di sentra PKL yang juga disediakan khusus di taman itu, lalu jalan jalan berkeliling taman dan duduk di selasar taman sambil mengambil beberapa selfie.:D
Jam sudah menunjukkan pukul 10 malam. Herannya, taman ini masih ramai pengunjung mulai dari keluarga yang menggelar tikarnya, anak anak sekolah bersama para gengnya, atau pasangan pasangan yang menghabiskan Minggu malam dengan gratis tapi nggak tragis. Taman Bungkullah jawabannya.
Tapi, karena besok saya harus pulang ke Jakarta, dan suami harus kembali belajar, kami berdua memutuskan untuk pulang. Bayangkan, dalam sehari ini kami berdua bisa :
Sampai rumah, badan kami berasa rontok rontok. Tapi,namanya jalan jalan bersama pasangan walau badan capek luar biasa tapi hati riang gembira ya, Teman.
Itu.
Ah, jadi nggak sabar mengajak suami jalan jalan berkeliling Jakarta nanti setelah dia menyelesaiakan hajatnya di Surabaya. Akan kemana kita ya??
:)
References :
https://id.wikipedia.org/wiki/Jembatan_Nasional_Suramadu
http://www.awas-aja.com/2015/12/fakta-unik-jembatan-suramadu.html
http://www.tempatwisatamu.com/5-kelebihan-wisata-taman-bungkul-surabaya.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Taman_Bungkul
yeayyy,sampai juga di Madura |
Kami hanya perlu waktu sekitar 15 menit saja untuk sampai di Madura lho, kak. Padahal kalau naik kapal melintasi selat Madura bisa jadi 30 menit belum lagi antri naik dan keluar kapalnya.
Istirahat dulu sebelum mengarungi selat lagi. |
Sampai di Madura, kami berhenti sejenak di pinggir jalan sambil menghela nafas. Saya lemparkan pandangan ke berbagai penjuru dan memang Surabaya dan Madura itu perbedaannya sangat mencolok. Begitu masuk ke Madura, kalian akan menyaksikan banyak tanah kosong yang dibiarkan begitu saja, lalu lapak lapak jualan yang seadanya, beda sekali dengan Surabaya yang tampak di ujung sana; mulai banyak bangunan berdiri dan polesan sana sini. Itu mengapa salah satu tujuan dibangunnya jembatan Suramadu adalah untuk meningkatkan perekonomian Madura yang cenderung rendah di banding dengan kota lainnya di Jawa Barat.
Setelah minum, kami mulai mengantri tol Suramadu dan kembali mengarungi selat Madura.
Jalanan lurus dan melengkung naik, pilar pilar super tinggi penyangga jembatan, langit yang pelan tapi pasti berubah menjadi jingga temaram, dan air tenang luas menggenang dilewati bersama dengan orang tersayang.
Lalu, nikmat Tuhanmu yang mana lagi yang kau dustakan, teman?
Andai hidup macam DVD begitu, saat itu juga saya pencet tombol stop biar momen momen kebersamaan macam ini bisa abadi, lalu saya pencet rewind berkali kali biar momen indah bersama suami bisa terus menerus terjadi.
Tapi, 15 an menit kemudian kami sudah sampai di Surabaya. Kami lalu berputar jalan begitu dan mampir sejenak sambil menunggu jembatan Suramadu menampakkan keelokannya tiap kali malam datang. Tuh, lihat saja....
Megahnyaaaaa.... |
Yaitu duduk minum kopi, makan mie sambil ngeliatin jembatan bertabur cahaya di malam hari.
Akhirnya sampai Surabaya lagi ya,Pacee.. |
ngemil duluuu.. |
sebelum lampu dinyalakan |
setelah lampu dinyalakan |
Yang bikin saya makin terpesona dengan jembatan ini adalah saat malam hari. Sumpah, itu indah banget karena lampu lampu di jembatan Suramadu mulai dinyalakan dan kini jembatannya seakan bercahaya, kontras dengan langit yang mulai gelap.
Mewah berkilauan!! Tapi bagaimana tidak mewah ya teman, jembatan ini memerlukan waktu tujuh tahun dan diresmikan oleh 2 presiden yaitu di resmikan pembangunannya pada tahun 2003, pada masa presiden Megawati Soekarnoputri dan selesai pada tahun 2010 ketika presiden Susilo Bambang Yodhoyono sedang menjabat. Dan jembatan ini mampu bertahan 100 tahun dengan anggaran biaya pembangunan mencapai Rp.4,5 triliun, sedikitnya menghabiskan 650.000 ton beton dan 50.000 ton besi baja.
Itu mengapa saya dan suami betah berlama lama di pinggir laut karena pemandangannya indah, tempatnya lumayan cozy walau duduk di karpet begini dan suasananya juga asik karena banyak anak anak muda yang nongkrong di sana. Karena kami merasa masih muda, kami ikut nongkrong juga.
Rame khaaaaaaan.. |
Maghrib menjelang, dan kami harus mengakhiri kunjungan ke Jembatan Suramadu. Tapi,tak lupa kami membekukan momen kebersamaan untuk dikenang bertahun tahun mendatang.
Yeayyy, kami sudah pernah lewat situuuu... |
"Iki lho nduk, dulu bapak sama Ibu ini saking kurang kerjaannya dari Surabaya ke Madura lalu balik lagi ke Surabaya cuman buat nyoba jembatannya doang. Itu mengapa Rhoma Irama bilang, masa muda masa yang berapi api.."
---------
Ternyata kami belum capek juga, teman. Lepas Maghrib kami segera mencari masjid terdekat kemudian melanjutkan perjalanan pulang. Sesampainya di Ngagel, kami mengembalikan motor dan pulang ke kost suami. Sehabis Isya kami jalan lagi.
Dan kami benar benar jalan pake kaki ke sebuah Taman yang menurut PBB adalah TAMAN TERBAIK DUNIA yang terletak di Jalan Dharmo, pusat kota Surabaya ini.
Coba saja dilihat penampakannya
source |
source |
tempat nongkrongnya anak muda Surabaya |
bersih, rapi dan keren! |
taman bermain anak anak yang tersebar di beberapa spot taman |
Ahh, andaikata saya tinggal di sini lebih lama, minggu atau sabtu pagi pasti saya ke sini untuk jogging keliling taman plus jalan refleksi kaki di atas jalan bebatuan yang juga disediakan di sini.
Sayangnya, ini adalah malam terakhir saya di Surabaya karena besok saya harus kembali ke Jakarta untuk kembali ke dunia nyata (baca: bekerja), sedangkan besok suami harus stay dulu di Surabaya demi masa depan yang lebih cerah untuk kami berdua, InshaAllah.
Jadi, malam itu kami hanya mengisi perut di sentra PKL yang juga disediakan khusus di taman itu, lalu jalan jalan berkeliling taman dan duduk di selasar taman sambil mengambil beberapa selfie.:D
Rame bangeeeeettt di area Plaza ini! |
The last selfie in Surabaya |
Jam sudah menunjukkan pukul 10 malam. Herannya, taman ini masih ramai pengunjung mulai dari keluarga yang menggelar tikarnya, anak anak sekolah bersama para gengnya, atau pasangan pasangan yang menghabiskan Minggu malam dengan gratis tapi nggak tragis. Taman Bungkullah jawabannya.
- Jalan jalan ke Pantai Kenjeran pagi pagi
- Merasakan sensasi menjelajah monumen kapal selam Surabaya
Baca juga Mencicipi Sensasi Berada di Lambung Kapal Selam, Monkasel Surabaya
- Melintasi Selat Madura via jembatan Suramadu, dan
- Jalan jalan berkeliling Taman Bungkul malam malam
Sampai rumah, badan kami berasa rontok rontok. Tapi,namanya jalan jalan bersama pasangan walau badan capek luar biasa tapi hati riang gembira ya, Teman.
Kata orang, jika kita ingin mengetahui sifat asli orang lain, ajaklah dia bertraveling atau jalan jalan. Dan dari jalan jalan ini saya merasa kita adalah puzzle yang cekungan dan lekukan ujungnya bisa saling mengisi. Kami bisa menikmati perjalanan bersama, berbagi ide dan gagasan di sela sela perjalanan, tidak alergi untuk mengabadikan momen di depan lensa kamera dan yang paling penting adalah nggak ada yang ribut ngajak pingin cepet pulang.
Itu.
Ah, jadi nggak sabar mengajak suami jalan jalan berkeliling Jakarta nanti setelah dia menyelesaiakan hajatnya di Surabaya. Akan kemana kita ya??
:)
References :
https://id.wikipedia.org/wiki/Jembatan_Nasional_Suramadu
http://www.awas-aja.com/2015/12/fakta-unik-jembatan-suramadu.html
http://www.tempatwisatamu.com/5-kelebihan-wisata-taman-bungkul-surabaya.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Taman_Bungkul
Aku belum pernah ke jembatan Suramadu, baru denger doang. Moga2 bisa ke sana amin
BalasHapusWow meykke udah bersuami jalan2 terus nih ye. So swit bingits karena bisa pegangan terus pas naik motor, ihiiiir
Btw aku jg belum pernah ke taman bungkul. Padahal terkenal yaw
Iya, Aamiin mba Mei!
HapusIya alhamdulillah iniiii....jauh lebih seru jadinya :D
iya, itu juga bagus bangetttt kak :D
Hahaha enak kalau udah bersuami, lebih romantis dan berkesan pastinya. Jalan2 je suramadu makin cihuy
HapusKeren sekali ya jembatannya kalau malam hari. Dulu saya pernah juga berkunjung ke sana (jauh2 dari jogja) tapi sayang lampu2nya blm dinyalakan..
BalasHapusTapi memang keren kok. Mungkin lain kali lg bs ke sana hehe..
yah, harusnya nunggu barang sebentar lagi leni, menjelang Maghrib lampu lampu akan dinyalakan dan itu indah sekali!
Hapuslumayann mahal sih, tapi asik juga tempatnya
BalasHapusWelcome to Surabaya Mbak Key..kalo mau jalan-jalan di surabaya Lail, mampir blogku mbak hihi ada review wisata Surabaya. Salam kenal.
BalasHapusokay, salam kenal Dira!
HapusRute kencan langganan mbakku sama suaminya nih. Fotonya bagus2 kok :)
BalasHapusmakasih Mba Farida :)
Hapuspernah melewati, tapi belum pernah foto di sini. kalau keindahan jembatannya sudah pernah lihat fotonya hehe
BalasHapusbesok lagi pas ke sii bisa lah meninggalkan jejak berupa foto :D
HapusAku juga pernah ke Suramadu cuma buat lewat. Kayaknya kejadian persis kayak itu juga deh. Bedanya aku bukan sama istri (karena emang belum punya dan hal itu masih akan terjadi lama) tapi sama keluarga. Mumpung lagi di Surabaya jadi sekalian ngelewatin Jembatan Suramadu, nyampe di Madura singgah bentar terus balik lagi, hehe.
BalasHapusItu Tamannya bagus deh kayaknya. Kapan-kapan kalau jalan-jalan ke Surabaya mungkin bisa jadi tempat tongkrongan bareng deh, hehe
ya sudah ayoklah ke Surabaya lagi :D
HapusWah Suramadu jadi area wisata juga yah, sampe bejibun orang gitu.
BalasHapusTapi bener sih apa kata teh mey, keelokan malama di suramadu ga bisa dipandang sebelah mata.
Bersyukur teh mey sudah bisa menyaksikan Suramadu, akumah belum pernah :(
Ah, Khairul mah juga udah kemana mana..yuk lah ditunggu post tentang Surabayanya nya. Khan petualang sejati :D
Hapuswaduuuh, megah banget jembatannya. jadi ngiri.
BalasHapusahaha, bener kak mey, syukuri ajah sudah bisa sampai di jembatan suramadu, walaupun ekspektasi foto siluet berlatarkan jembatan gagal total :P
moga aku bisa nyusul ke sana kak mey, sama pasangan halalku. hihi. doain yah!
Hahaha, iya Aamiin...
HapusBerdoa, mulai..........
Ngga pernah ngga ngakak kalo saat baca caption gambar pembuka kak Meykke.
BalasHapusYeh, lagi2 jalan2, seru banget tuh kayaknya. Tur sambil jalan2. Perfect timing pas lampunya nyala gitu. Anak vlog pasti kayak gitu~
Iya emang seru bangett sampe udah nggak sabar pingin jalan lagi sama suamiiiii hahaha..
HapusBelum pernah ke pantai kenjeran, belum pernah ke monumen kapal selam, belum pernah ke taman bungkul, belum pernah ke jembatan suramadu. Dan yang paling mengenaskan........... Belum punya pasangan kayak mbak :( (padahal aku masih sma hahaha)
BalasHapusJadi bertambah ni keinginan untuk kuliah di Surabaya :)
ya udah berdoa dan berusaha saja semoga dalam waktu dekat semua bisa tercapai ituu yang belum pernah heheehhe..orang masih mau kuliah juga kok. Syabaaaar
Hapus