Casandra glesotan di
undakan tepat di depan jajaran gedung pameran. Jam menunjukkan pukul setengah
delapan malam. Di depan kita tersusun stand stand produk motor dan mobil dengan
berbagai merk lengkap dengan mbak mbak seksi sebening berlian. Stand itu mengular
memenuhi sisi tengah area PRJ. Orang orang mulai menyemut di berbagai titik.
Gue yang dari tadi menggendong backpack segede rudal rusia akhirnya ikut duduk
di samping Casandra.
“Bentar Mik, duduk dulu.
Kaki gue mau putus.” Casandra lelah.
“Laaah, itu kaki apa
jalinan cinta?” Gue bertanya tanya.
“Udah Mik, nggak usah
cinta cintaan dulu. Kita sambil mikir harus pulang naik apa...”
“Oh iya, kita khan belum
mikirin pulang naik apa...”
Karena kita pulang
terlalu malam, bis APTB Senen-Cileungsi yang gue dan Casandra naikin pas
berangkat tadi udah pulang ke garasi. Sekarang kita ada di Pekan Raya Jakarta,
Kemayoran-Jakarta Pusat. Padahal kita akan pulang ke Kranggan,Jalan
Transyogi-Jakarta Timur.
“Udah, kita keluar aja
dulu. Nanti kita tanya pak Polisi.” Gue inget pesen Bu Guru Wiwid jaman SD
kelas 1 dulu. Beliau pernah berpesan,
“Anak anak...kalau kalian
tersesat di jalan...kalian harus bertanya kepada siapaaa????”
“POLISIIIIIII....”
Berkat Bu Guru, sekarang
gue jadi tahu. Terimakasih Bu Guru.
Gue dan Casandra kemudian
tanya satpam setempat untuk bisa keluar dari PRJ. Lalu, gue tanya pak Polisi
yang sedang mengurai kemacetan di depan pintu keluar PRJ.
“Pak, dimanakah arah
jalan pulang?”
Dan jalan untuk kembali
memang tak pernah mudah.
---
Selasa, 2 Juni 2015.
Setelah dandan bareng,
gua dan Candra; temen sekost gue akhirnya meninggalkan kost pukul 9 pagi.
Iyess!! Hari ini kita akan pergi ke PRJ atau Pekan Raya Jakarta. Tahun ini
sedianya pameran terbesar di Indonesia, Jakarta Fair, akan dimajukan dan
digelar selama 38 hari terhitung dari mulai tanggal 29 Mei 2015 hingga 5 Juli
2015. Konsepnya pun masih sama dengan tahun tahun kemarin, yaitu yaitu tentang
pementasan musik dari para artis terkenal ibukota, pameran keragaman budaya
Indonesia dan berbagai promosi menarik yang diadakan oleh para sponsor.
Ini adalah kali kedua gue
mengunjungi PRJ. Tahun lalu alias tahun pertama gue merantau, Dian; temen kerja
gue dengan berlapang dada ngajakin gue muter muter ke PGC lalu menuju ke PRJ
yang pernah gue ceritain di SINI. Dian juga yang ngajakin gue keliling Jakarta
naik Trans Jakarta. Bagi gue, Dian adalah salah satu orang paling berjasa dalam
kisah perantauan gue selain tante gue. Dia ngajakin gue kemana mana.
Terimakasih Dian...
Bersama Dian ke PRJ taun lalu. |
Tapi, berbeda dengan
tahun kemarin, jalan menuju ke PRJ tahun ini jauh lebih mudah. Karena gue dan
Candra sama sama agak buta jalanan Ibu Kota, cara yang paling benar sebelum
melangkah naik angkot adalah search rute dulu di Google. Dan akhirnya gue
menemukan cara paling mudah kayak begini. Gue dan Candra cuman tinggal naik bis
APTB menuju Senen dan turun di Cempaka Putih lalu naik angkot menuju PRJ.
DONE!!!
Akhirnya setelah sempet
nanya abang penjual masker di pinggir jalan, begitu gue dan Candra turun dari
bis, kita segera naik mikrolet M.53 menuju PRJ!!
Dan nggak sampai satu
jam, gue dan Candra udah menginjakkan kaki di area PRJ!! Bahkan gue nggak
nyangka akan secepat ini nggak pake macet. Gue terharu. Setelah gue dan Candra
muter muter cari loket tiket masuk, akhirnya ketemu juga.
“Cekling!!” Uang 30ribu
melayang ke kasir PRJ karena hari itu adalah tanggal merah. Kalo hari biasa sih
25ribu, cuman beda 5ribu doang.
“Can, kita naik bis aja
15ribu, ditambah mikrolet 5ribu, sekarang beli tiket 30ribu. Belum belum kita
udah abis 50ribu. Jadi, jangan sampe sia sia, Can!”
“Baik, Mike!!”
belum begitu rame, kepagian! |
Karena masih pagi, belum
banyak pengunjung yang datang. Gue dan Candra bisa dengan leluasa melihat
lihat. Dan begitu gue dan Candra melewati hall berlantai banyak yang dikuasai
oleh Matahari Department Store, gue bisa lihat jajaran stand outdoor megah yang
mengular sampai ke batas pandang. Kamu mau beli apa? HP? Motor? Baju beraneka
merk? Sampai kopi, jajanan dan makanan berjejer siap dikunjungi.
Nggak cuman stand outdoor,
PRJ juga terdiri dari banyak hall dengan beraneka produk. Ada hall yang isinya
barang barang elektronik dan gadget, furniture, produk kecantikan dan
kesehatan, fashion sampai aneka produk kerajinan Indonesia lengkap dengan
provinsi asalnya. Pokoknya semua produk pasti ada di sini.
“Mik, makan dulu yuk. Gue
laferrr!!” Baru muterin dua hall, Candra minta makan. Akhirnya gue dan Candra
makan mie instant sambil duduk di lantai undakan pembatas hall dan stand outdoor.
Begitu Candra kenyang, kita mulai melalang buana seisi hall dari ujung ke ujung.
Kita punya satu komitmen.
“Kelilingi, cermati,
bandingkan, baru beli!!” Jadi, gue dan Candra ngelilingin PRj tujuh kali dulu,
dari toko ke toko buat ngeliat barang yang pingin kita beli, lalu kita cermati
dan bandingkan, dan begitu sampai ke ujung, kita balik lagi ke ujung buat
menentukan pilihan. Dari ujung PRJ, akhirnya gue dan Candra jalan sampai Gambir
EXPO!
Di salah satu hall, gue
nemu barang yang lagi gue cari banget. Backpack alias tas gunung!
“Can, nanti pulang
kampung gue nggak mau pake koper.”
“Terus lo mau pake apa?”
“Backpack kayak
begini...”
“Biar apa?”
“Biar keren.” Candra hampir keselek. Tapi, sebenarnya alasan utama gue pingin beli backpack karena
biar gue nggak ribet harus narik narik koper gue yang segede rudal rusia pas
rebutan jalan di stasiun Senen tanggal 16 Juli nanti. Kalo gue pake backpack,
gue tinggal nyantolin dia di punggung gue dan jalan. Kayaknya bakalan
lebih......asik. Lalu, gue memilih milih backpack di polo.
“Gila Can, ini udah gede
bangettt, cuman 150ribu masaaaa??” Gue girang karena backpack lainnya berkisar
antara 400 sampai 1 juta. Itu pun udah diskon. Dan yang ada di tangan gue saat
ini adalah backpack warna item, gede, tebal, dan bagus. Gue nanya sama mas mas
penjualnya dan dia bilang emang segitu harganya. Gue udah seneng banget bakalan punya backpack bagus dan bermerk
dengan harga murah. Gue sedang akan ke kasir sambil nyanyi asereje saking
senengnya bersama tuh mas mas saat mas mas menghampiri gue dengan mimik wajah
yang menunjukkan tanda tanda kurang baik.
“Maaf kak, ternyata
harganya 550ribu, ini salah nempel.”
“APPPPAAAAA??!!!!!”
Disitu kadang gue merasa kecewa, rasanya kayak suka sama orang tapi ternyata
orangnya udah punya pacar. Nyesekkk!!
“Maaf kak..”
“Ya udah Mas, nggak
jadi.” Gue melangkah pergi. Candra lagi milih milih tas laptop di ujung toko.
“Gimana Mik?”
“Sad ending, Can. Gue
di-PHP.”
“Kenapa emang?”
“Ternyata harganya nggak
150ribu, tapi 550ribu. Salah nempel katanya...”
“Cabal Mik, hidup memang
tak sejalan dengan harapan.”
Akhirnya, malah Candra
yang beli tas laptop dengan merk senada.
Keluar dari hall, gue
inget sesuatu. Sebelumnya kita sempet beli tiket Wara Wiri, sebangsa mobil yang bakalan
muterin PRJ yang luasnya nggak kira kira.
“Lah Can, khan kita punya tiket ini?”
“Oh iyaaa...ya udah kita
naik aja sekalian istirahat. Lo capek kan?” Jam menunjukkan pukul 2 siang.
Nggak kerasa gue dan Candra udah muter muter selama 4 jam. Akhirnya, kita naik
Wara Wiri dari ujung PRJ.
salah satu promosi kreatip! |
Gue pikir Wara Wiri itu muterin PRJ dan Gambir sekali
lalu balik lagi ke titik semula.
Tapi, lagi lagi....
“Silahkan turun, udah sampai
Gambir Expo...”
“APPAAAA???!!! Cuman
sampai Gambir EXPO, nggak balik lagi??”
“Mik, itu khan jauuh
bangettt!! Orang kita juga dari sini, masa ke sini lagi????”
“Gimana dong??!! Masa
kita jalan dari ujung ke ujung lagi?? Apa mau beli tiket lagi dari Gambir ke
PRJ??”
“Jangan Mik, sayang....”
Alih alih menenangkan
pikiran, gue dan Candra menyempatkan diri jalan jalan di area Gambir Expo.
Cuman,
Gambir Expo ini lebih menitikberatkan fashion. Buat penggila baju pasti seneng
banget kalau ke sini karena di Gambir Expo ini banyak banget produk fashion
dari baju, jilbab, sampai sepatu bermerk dengan diskon gila gilaan! Bahkan, gue
sempet beli kaos Rodeo dengan harga 15ribu dapet dua!! Gue sampe bingung.
“Can, ini baju apa nasi
uduk??”
Gue juga sempet beli
celana katun panjang dan kemeja putih Eprise dengan harga 25ribu per item!!
Bayangkaaaaannn!! Biasanya baju merk Eprise dibandrol dengan harga 200an, dan
kali ini nolnya gelinding satu! Walopun gue juga harus rebutan sama mbak mbak
yang lainnya, tapi jelas aja gue bahagia. Pokoknya di Gambir EXPO ini, kamu
para ladies bakalan riang gembira.
Ahh, gue dan Candra juga
sempet mampir di sebuah miniatur Borobudur!!
Berasa di JOGJA! |
Walo lelah, gue dan
Candra akhirnya balik ke ujung PRJ dengan jalan kaki.
“Perasaan kita udah
keliling berapa kali ya Mik?”
“Iya, tinggal lempar
jumroh kita udah kayak umroh!”
pengunjung mulai membludak |
Jam sudah menunjukkan
pukul 5 sore. Bahkan, kita udah sempet sholat Dhuhur dan Ashar di sana. Setelah
makan soto mahal, gue dan Candra menuju Matahari Department Store yang terletak
di hall paling depan PRJ. Di sana gue dan Candra juga kembali gelap mata. Kita
beli celana jeans dan beberapa potong baju. Sebelumnya, gue dan Candra juga
sempat mengunjungi hall produk lokal Indonesia. Di sana, produk produk
bernuansa etnik berjajaran penuh pesona. Ada baju bermotif batik aneka rupa,
sandal dan tas rajut, aksesoris hand-made, mukena dan jilbab, dan kerajinan
tangan lainnya. Justru gue paling suka di hall ini. Gue jadi bisa tahu
kerajinan tangan dari berbagai provinsi di Indonesia.
Indonesia memang keren!!
Kira kira Candra beli apaan di Ramuan Madura??!!! |
Begitu selesai belanja di
Matahari, gue bimbang dan galau.
“Can, tapi aku
menginginkannya. Apa yang harus aku lakukan?”
“Coba kamu pikirkan
matang matang keputusanmu itu, agar nantinya tidak menyesal.”
“Iya..apa kita sholat
Magrib dulu...”
“Iya, ide yang bagus.
Siapa tahu kamu mendapat hidayah.” Di ujung segala kegundahan akhirnya gue
sholat di lantai 4 hall utama. Gue berdoa dan pada akhirnya gue memutuskan
untuk mendapatkannya.
“Can, aku sudah
memutuskan bulat bulat.”
“Ya sudah, ayo kita ke
sana. Tapi tadi di hall berapa?”
“Uhm....gue lupa.”
“MATIHHHH!!!”
Akhirnya karena gue dan
Candra lupa di hall berapa, kita beberapa kali tanya pak Satpam dan mencoba
melihat map yang bisa didapat di tiap tiap pusat informasi. Sekarang sudah
pukul 6.30 malam dan kita masih mencari lagi apa yang gue ingin dapatkan.
“Ketemu!!” Dan akhirnya
gue mengajaknya pulang.
“HOREEEEE!!!!!”
Udah pernah liat mbak mbak di PRJ pake tas gunung segede rudal Rusia belum? |
--
Setelah istirahat
sejenak, akhirnya gue dan Candra keluar dari PRJ pukul 8 malam. Itu berarti
kita sudah keliling keliling PRJ selama...uhm...dari jam 10..ehm.... SEPULUH
JAM!! DEMI APA GUE NGELILINGIN PRJ SELAMA 10 JAM!! Pantesan pas pulang kaki dan
dompet gue nyut nyutan. Mungkin mereka lelah.
Perjalanan pulang pun
terasa jauuuh.
Setelah tanya pak Polisi
beneran, gue dan Candra akhirnya boncengan naik ojek bertiga udah kayak cabe
cabean mau minggat. Di shelter terdekat, gue dan Candra nunggu Trans Jakarta
menuju shelter Kampung Melayu. Di Kampung Melayu gue dan Candra harus transit
dan melanjutkan perjalanan ke Kampung Rambutan. Nah, di Kampung Rambutan ini
gue dan Candra masih naik angkot 121 sampai Plasa Cibubur.
Jam 10 gue baru sampe
kost. Gue tengok di kamar Candra, Candra langsung menggelepar. Tapi, hari ini gue gembira karena akhirnya gue
bisa mendapatkan barang yang gue inginkan. Lah kan siapa tahu gue bakalan jadi
backpacker nantinya, melalang buana kemana mana. Jadi, at least gue udah nyicil
beli tasnya dulu. Lah, tapi gue baru inget.
“Lah, terus sebulan ke
depan gue makan pake apa??!!!
Lalu, apakah gue cuman
makan pake kuah cakalang dalam bentuk mie instan atau nasi campur sambel kacang
saja??
Wah, asik banget mba mey xD Saya nggak bisa kebayang PRJ seluas apaan x_x
BalasHapusOh, iya, btw itu kok foto makanannya pas udah abis, kan gue jadi nggak bisa nikmati tergoda makanan di bulan puasa gini.
Keren ya, rame banget acaranya. Dan, btw itu miniatur borobudurnya juga keren, terbuat dari apa mba? Udah diuji coba di IPB dan ITB?
Wih prj keren, kapan ya bisa ksana. Btw kak kalo mudik pakai koper lebih elegan kak, kayak habis lomba idol dieleminasi.
BalasHapusMiniaturnya keren tuh, soto mahal tuh soto merk apaan ya? Baru tau juga. Habis itu gimana kabarnya kaki sama dompet habis diajak jalan-jalan?
Seumur2 saya belom pernah ke prj sekaliun
BalasHapuspadahal jarak prj sama rumah terbilang dekat
tapi pas lihat mba jalan2 ke prj
rasanya jadi pengen kesana :D
saya nggak pernah tuh ke PRJ
BalasHapuskarena emng tinggalnya di sumatera sih.
itu php-nya nyakitin banget ya... ternyata 550..
kalau ane yang di sana mungkin cuma liat-liat doang. nggak akan beli apa-apa
ah mungkin beli kalau ada yang murah tuh
Belum pernah ke PRJ, dan belum tau seluas apa PRJ itu.
BalasHapusGila jalan-jalan 10 jam dan itu jalan kaki, naik kendaraannya sebentar. Kalo aku pasti ogah suruh jalan-jalan selama itu. Pasti udah minta pulang gara-gara kaki pegel-pegel.
Yeee akhirnya beli tasnya juga. Walaupun tadinya udah hampir seneng gara-gara tasnya harganya murah. Tapi emang kalau pengen beli itu walaupun mahal pasti dituruti.
Tadinya minta plastik buat bungkus tasnya mbak. Lumayan kalau ada plastiknya kan bisa dipake buat lauk sebulan.
ternyata ada yang belum pernah juga ke PRJ. gue nggak sendirian baca tulisan ini dengan rasa ii pengen kesana.
BalasHapusgue sh penasaran sama SPG mbil/motor yang cantik2 mey, walaupun nggak beli apa-apa.. hahaha
biasa lah naluri lelaki
waaahh ada replika borobudur tah,,dulu ke PRJ wajib mampir liat2 ke stand batik-batik mumpung yg jualan dari mana-mana stock batiknya hehe
BalasHapusWah, petualang banget nih,
BalasHapusberangkat pagi pulang malem, kek lagu armada aja -____-
Intinya festival di jakarta yah ini sih PRJ. Tapi ngga nyangka aja bisa 10 jam disana Huahahah.Tapi seenggannya puas lah keliling liling.
Kalo mau beli beli backpack nunggu outfes aja teh, pasti ngga terlalu mahal.
Sayang tahun ini belum sempet kesana :(((
Salam Upil
gue tinggal di jkt. tapi terakhir ke situ mungkin 4 tahun yang lalu. nggak terlalu sering gue ke prj, tapi kalau temen gue... mereka pada manfaatin ajang prj buat kerja jadi psg-psg. gajinya lumayan..
BalasHapus