Gue dan Sepupu gue, Lita siap lahiriah dan batiniah. Kita bahkan duduk di seat paling depan demi sebuah sensasi maksimal.
Kami siap, inshaAlloh! |
"Lita, kamu sudah siap?"
"Siap, mbak Ike!" Dari mata Lita muncul sinar penuh keberanian, berkerlingan. Gue memantapkan diri. Akhirnya perjuangan gue berakhir dengan akhir bahagia atau kata Cinderella happy ending. Ah, gue inget apa Cinderella bilang di bioskop tadi malem,
" Have a Courage and Be kind." pelajaran hidup nomor 43. NOTED!!
Valentino Rossi tiba tiba muncul di layar untuk memberikan aba aba. Untung Komeng nggak ikutan. Kalau dia ikutan mah yang ada malah jualan motor. Gue udah keburu karatan nungguin kereta mengangkasa.
Dia bilang,
“Oke, are you ready??? We will go in three...two...one....GOO!!!”
“Huaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa!!!!! OH MY GOOOOOOOOOOOOOOOODDDDD!! MEDENIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIII AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAKKKKKK!” Teriakan khas guru bahasa Inggris yang berasal dari Jawa Tengah mengudara sepanjang lintasan.
Tiba tiba gue ditarik sekonyong konyongnya, gue melesat secepat cahaya, lalu gue terlempar ke kanan, melintas miring sedemikian rupa.
"WUUUUUSSSSSS!!!"
Gue bisa liat langit hitam pekat di ujung pandang dengan kerlingan cahaya lampu kota Bandung. Lalu, gue tiba tiba dibalik 180 derajat dengan kecepatan super!!
"OHHHHHHHHHHH MYYYY GOOOOOOOOOOOOOOODDDDDDD!!" Gue teriak sampai otot leher kemana mana. Ini benar benar gila. Titik tergila adalah saat gue merasa ditariiiiiiiiik ke atas melawan gravitasi, lalu begitu sampai di puncak, gue hanya diberi satu detik untuk sejenak mengambil nafas dan gue amblas. Gue dilepasin. Itu tuh sakit. Dilepasin sama roller coaster aja sakit, apalagi dilepasin sama orang yang kita sayang. Hati gue bahkan masih ketinggalan di atas saking menukik terjun ke bawahnya. Itu tuh rasanya kayak lo cinta sama orang, lo pacaran tapi lo putus di tahun ke-10 atau ke-11. Buat apaaaaa??????? Semacam nyesek. Ini nyesek abis.
Gue kini bergumul dengan gravitasi bumi dan gue benar benar amblas dalam hitungan sepersekian detik. Gue....rapuh. Dasar wanita lemah! Kenapa akhirnya jadi begini?
-----
21 MARET 2015.
Berkat sepupu gue, gue bisa menuntaskan rasa dahaga gue akan sensasi diputarbalik dilempar tarik sedemikan rupa di tempat yang selama ini pingin banget gue kunjungi. Gue banyak membaca kalau di Trans Studio Bandung ada sebuah roller coaster yang anti-mainstream, tidak seperti kebanyakan roller coaster yang ada di amusement park lainnya.
Gue udah pernah menyambangi dan mencoba roller coaster di Jungle Land, Sentul bersama sepupu gue dan roller coaster yang ada di DUFAN, Ancol bersama teman kerja gue, Dian. Kelokan roller coaster Trans Studio menari nari di pelupuk mata gue begitu gue melangkahkan kaki di Hotel Ibis, hotel yang berdiri megah di samping Hotel Trans dan menjadi satu area dengan Trans Studio Bandung. Kita check in di hotel itu pukul 2 siang dan dilanjutkan sarapan dan makan siang yang dirapel menjadi satu. Gimana nggak? Kita berangkat pukul 9 pagi dan tol menuju Bandung seret alias macet. Gue juga biasanya cuman makan dua kali sehari tanpa sarapan. Akhirnya, kita makan di salah satu restoran di mal Trans Studio.
Pake Kaos khas Jogjakarta, perginya ke Bandung.Namanya juga abege (Anak Ababel Geto) |
Pukul 3 sore, kita memulai petualangan kita dengan membayar 270 per kepala. Gue dan Lita masuk, sedangkan Om dan Tante gue kembali ke hotel untuk beristirahat atau Tante gue bilang,
“Mau facaran dulu...”
“Gile Ta, nih tiket satu biji bisa buat beli baju berlembar lembar!” Gue berbisik ke Lita.
“Kita harus naik semuanya, biar nggak rugi!!” Janji gue. Gue lalu mengikatkan ujung jilbab ke kepala dan menyisingkan lengan gue.
Om gue juga mewanti wanti buat muas muasin diri di dalam Trans Studio Bandung. Larang cuyy!! Ini lebih mahal daripada Jungle Land atau pun tiket reguler di Ancol. Demi sebuah teriakan dan pontang panting tubuh, kita harus merogoh kocek sedalam itu. Kesenangan sungguh mahal! Padahal khan katanya bahagia itu sederhana. Untuk membeli makanan di area Trans Studio kita juga harus beli kartu seharga 20.00 yang nanti bisa kita topup dan belinya pake gesek.
Samain pose dulu biar kompak! |
Begitu gue masuk, ada satu hal yang menarik perhatian gue. Banyak sekali payung payung yang digelantungin di atap, tapi terbalik. Payungnya warna warni dan hampir menutup semua atap gedung. Di samping kanan kiri banyak sekali wahana yang dibangun serupa deretan toko toko.
Trans Studio Bandung sendiri dibangun dengan konsep indoor, artinya..make up barbie nggak bakal luntur dan nggak bakalan macem ini.
Dijamin bagi mbak mbak yang ga suka panas dan takut bedaknya luntur, Trans Studio datang membawakan kabar gembira untuk kita semua. Mau dari pagi sampai tutup pun, kita nggak bakalan ngerasa panas karena AC menggelegar di segala penjuru mata angin. Pokoknya, asik banget deh!! Kita juga bisa banget duduk duduk di pinggir jalan atau tengah jalan sekali pun karena lantainya bersih. Kita juga bisa melakukan ini.
Daaaaaaaaaaaaann, akhirnya gue dan Lita mencoba satu per satu wahana yang ada di situ. Saking banyaknya, gue sampai lupa urutan wahana yang kita coba. Gue ringkesin dari yang paling asik!
Payung...payuuuuung, sepertih ituh! |
indaaaaah!! |
Pemanasan sebelum naik JELAJAH!! |
Nggak fanaaaassss!! |
1. Yamaha Racing Coaster
Nah, ini... Orang bijak pernah bilang di pelajaran hidup nomor 67,
“Untuk mendapatkan apa yang kita mau itu tidak mudah. Pilihan ada di tangan, perjuangkan atau tinggalkan.”
Ya, sama halnya dengan CINTA. Untuk mendapatkan sosok yang kita impikan susahnya bukan kepalang. Stay dalam mode 'mencintai' kadang juga tidak mudah. Tergantung para pelakunya untuk terus berjuang demi mendapatkan ATAU berakhir sebagai pengagum rahasia yang hanya bisa menjamah dalam do'a. Tergantung para pelakunya untuk bertahan bersama dalam rasa cinta dan kasih ATAU berakhir dengan 'kita temenan aja, aku nggak bisa lagi. kamu terlalu baik untuk aku.'
Sekedar untuk bisa merasakan sensasi dilemparkan ke langit lalu ditarik sekonyong konyongkan oleh gravitasi bumi pun tidak mudah. Hari itu hujan. Pertama kali gue ke wahana ini, wahana ini tutup terbentur hujan yang tak berkesudahan. Sekali, dua kali, tiga kali gue dan Lita terus bersabar menuju ke wahana itu dan lagi lagi tutup. Harapan gue sirna sudah saat jam hampir menunjukkan pukul enam dan di luar masih hujan. Wahana ini gulung tikar pukul 6, saudara saudara!
“Teh, ini kapan bukanya??”
“Owh, iya kak. Ini masih tutup karena masih hujan di luar. Ini nanti tutup jam 6 petang.”
Hati gue luluh lantah karena jam menunjukkan waktu 5.45. Dan harapan gue tipis untuk bisa merasakan sensasi dibolak balik dilempar lempar dan ditikung tikung oleh roller coaster model begini yang hanya berjumlah tiga unit di seluruh dunia, dua di antaranya ada di Amerika Serikat!!! Bahkan, ini adalah tujuan utama gue begitu bersemangat berkunjung ke Trans Studio Bandung. Tapi, apa yang terjadi?? Gue gamang. Lalu, gue muter muter dan naik wahana yang lainnya.
Sekarang, hampir jam 8 malam secercah harapan itu muncul saat Ibu di depan gue memberikan sebuah petunjuk luar biasa. Keajaiban terjadi saat gue bermain di wahana bagian belakang, Jelajah atau serupa Arum Jeram. Dari kekepoan gue, gue jadi tahu kalau Yamaha Racing Coaster kerja lembur!!! Begitu gue turun dari wahana Arum Jeram dengan celana dan kaos yang masih basah, gue dan Lita langsung lari ke arah depan, arah Roller Coaster berada. Gue juga lari sampai gue lupa kalau umur gue 23 tahun, gue pikir masih 13 tahun. Begitu sampai di depan wahana, benar kata Ibu Arum Jeram!!
Wahananya kembali dibuka, padahal ini lebih dari jam enam!! Ini semacam mukjizat! Gue bergegas mengambil posisi antri dan bertanya.
“Lho teh, katanya jam 6 udah tutup?”
“Iya kak, biasanya kalau week end cuman sampai jam 6 aja..kalau Rabu dan Jumat bisa sampai jam 8. Tapi, karena banyak pengunjung yang ingin naik wahana ini, kita kerja lembur nggak papa deh sampai jam 8.”
Gue doain tetehnya rejekinya lancar!! Kapan lagi gue bisa naik roller coaster yang nggak cuman jalan maju, tapi juga mundur. Biasanya gue naik roller coaster cuman melaju kencang, lalu menukik tajam naik dan turun dengan sesekali melintasi jalur O. Tapi ini?? Liat doooong! So cooool!!!
Begitu gerbang dibuka, gue merangsek masuk. Gue dan Lita langsung menuju ke seat paling depan karena kita akan mencapai lintasan paling puncak dengan gaya tarik bumi paling besar!!
Bayangin aja, gue akan melintasi rel dengan kecepatan 120 km/jam yang ditempuh hanya dengan 3,5 detik saja!! Gue naik motor aja cuman 60-70 km per jam! Kalau macet bisa jadi cuman 10 km/jam. Kalau kurang beruntung ya...1 km/jam.
Gue siap lahir batin. Tangan gue kaitkan di pegangan tepat di belakang kepala gue dengan pengaman menempel erat di tubuh bagian bawah. Valention Rossi muncul di layar depan muka gue.
“Three..two..one..GOOOOOOOOOO!!!”
Biasanya roller coaster akan jalan perlahan dulu sampai ada di puncak rel lintasan khan, kalau ini mah kagak. Gue baru santai santai, gue langsung ditarik secepat cepatnya!!! Sumpah itu cepet bangeeettt!! Biasanya pengaman juga mengikat dada dan bahu, ini kagak. Gue akan duduk dengan posisi tangan gue berpegangan tepat di belakang kepala gue kayak posisi mau sit up. Kereta melesat cepaaaaaaaat, menukik ke kanan, ke kiri, lalu berputar 180 derajat!!
“Huaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaakkkk! Oh My Goddddd Oh Medeeeeeeeeniiiiiiiii!!” Kereta ini lalu akan melesat naiiiiiiiiiik sampai di puncak, berhenti sedetik lalu meluncur turun dan mundur!! Ahh, sensasinya itu bener bener sampai di ulu hati. Gue juga nggak henti hentinya teriak sekalian menumpahkan segala beban di dada akan hidup yang kadang kala terasa menjemukan.
Karena sekali belum puas, gue dan Lita lari keluar, berputar dan masuk lagi. Walau pun jalan belum lurus, gue dan Lita nyobain lagi! We did it twice in a row!! Tanpa antri, sekarang gue dan Lita udah duduk di seat paling belakang!! Bedanya dengan seat paling depan, seat paling belakang gue rasa gaya tarik dari gerbong kereta depannya jauh lebih besar. Saat menukik ke atas pun, kereta paling belakang jelas nggak bisa menjamah titik tertinggi dan langsung tertarik oleh gaya gravitasi bumi. Gue pribadi merekomendasikan seat terdepan sebagai seat paling asoy geboy kayak Tehnya Maya*.
Gue akhirnya pusing tapi bahagia. Lita juga pusing. Kita akhirnya duduk dulu di salah satu kursi beton di depan pintu keluar wahana sembari mengatur nafas.
“Thanks God, I made it!!!” Kepuasan menjalari urat nadi gue. Artinya, gue PUAS BINGIIIITTT!!
2. GIANT SWING
Giant swing ini adalah serupa bandul raksasa yang diayunkan sedemikian rupa sampai 90 derajat terhadap sumbunya dan diputar putar. Gue pertama kali naik wahana ini saat gue ada di Jungle Land dan bagi gue, ini adalah wahana paling asik dan paling bikin mabok yang pernah gue naikin. Kalau roller coaster khan paling meniti rel dan selesai. Kalau ini?? Udah diputerin masih aja diayun ayunin. Khan pucing pala balbi.
sebelum nyobain, mental Lita ngeper. |
Tapi, giant swing di Trans Studio menurut gue lebih kecil daripada di Jungle Land. Waktu di Jungle Land gue berasa kayak mau nangkap langit tiap kali gue menukik di ayunan tertinggi. Karena Trans Studio mengambil konsep indoor, tiap kali gue ada di ayunan puncak tertinggi, gue takut kejedug langit langit bangunan. Saat kaki gue rentangkan biar berasa terbang, gue takut kaki gue nyangkut dan ketinggalan di tiang atas bangunan. Saat gue asik teriak teriak,
“Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaakkkkkk!!!!” Begitu selesai, lah gue bingung.
“Ta, kaki mbak Ike mana??”
“Waduuuuuuuh, ketinggalan di atas.”
Walau pun begitu, gue puas bisa naik giant swing lagi. Bahkan, gue dan Lita sempat naik dua kali walau pun nggak beruntutan. Gue bisa teriak pas meluncur turun lalu, naik lagi ke arah kanan, meluncur turun dan naik lagi ke arah kiri. Asik dahhh!! Bikin ser seran kayak ketemu calon mertua!
3. JELAJAH
Di sini juga gue mendapati pencerahan tentang harapan gue naik roller coaster. Jelajah ini serupa arum jeram. Jadi, kita main basah basahan. Sebelumnya, kita meniti serupa sungai kecil yang lebih mirip selokan dulu. Santay dulu...
mulai menanjak! |
“Wuuuuuzzzzz!!!”
“Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaakkkkkk!!!!” Kereta kecil itu sekonyong konyongnya menukik tajam ke bawah disusul dengan percikan maha dahsyat dari genangan air yang terbentur moncong kereta. Hati gue hampir jatuh atau bisa dibilang gue jatuh hati dan baju gue kuyup. Titik terasik di jelajah ini emang saat gue dan Lita meluncur ke bawah dengan kecepatan penuh dari dalam gua lalu BYUUUURRRRRRR!!!!! disusul percikan air kemana mana, ke wajah, baju, tas, hati.
Lalu, kita kembali meniti selokan dan sampai deh. Kita meniti sebuah jembatan kecil dan keluar.
Tapi, jangan cemas kalau baju lo akan kuyup. Gue saranin sehabis naik Jelajah, lo naik aja Giant Swing, roller coaster ataupun Vertigo. Gue jamin baju lo langsung kering, minimal kering kering agak basah sedikit. Ya, yang penting nggak netes netes aja...Namun, sebelum gue turun, Ibu ibu di depan gue berceletuk.
Walau basah kuyup, tetep ceriaaa!! |
“Waaah, teles kabeh. Tapi mending iki daripada sing mau ya. Diputer puter, wolak walik ra karuan..” Ibu di depan gue bilang kalau wahana ini lebih mendingan daripada wahana yang sebelumnya. Lalu, entah karena bisikan dari mana, gue nanya.
“Emang sebelum ini naik wahana apa Ibu?”
“Itu lho, yang kayak gini juga, tapi terus jebol keluar yang sampai tinggi gitu, Mbak..”
Seketika gue dan sepupu gue Lita saling melempar pandang.
“ROLLER COASTER??????!!!!!”
“Itu kejadiannya jam berapa Bu?”
“Ini, sebelum saya ke sini saya naik itu..”
“WHAAAAATTTTTT???????” Gue dan Lita sepertiga tak percaya. Dan ini adalah titik awal kebangkitan harapan gue dan Lita. Terimakasih ya Alloh, nikmatmu sungguh tiada terduga.
Sehabis ini, masih banyak wahana lain yang pingin gue ceritain. Gue masih manjat tebing kayak di Jejak Petualang, lalu naik kapal terbang muterin Trans Studio, ketemu setan, belajar di Sains Center, jadi pembawa acara di Insert Investigasi dengan mulut yang gue goyangkan sedemikian rupa biar mencengangkan, dan yang paling seru gue bakalan liat Parade dan ketemu sama Mermaid yang cantik jelita!!!
Di sini aja, Trans Studio Bandung!!
*Teh Maya : Teh yang dibikin oleh Maya di Ini Talkshow, Net TV.
Harga tiketnya bisa buat makan berhari-hari. Walah, mahal tenan, yo.
BalasHapusSepertinya trans studio bandung emang kece badai bangetlah. Gue kapanlah bisa jalan ke sana.
Kak mey, kira2 kalo Pangeran naik salah satu wahana, mental seorang Pangeran bisa hilang gk?
Takutnya baru naik udh muntah. :D
ah kesel internetnya lagi lemot, fotonya gak bisa di liat deh T_T cuma bisa ngebayangin aja jadinya.
BalasHapuspermainannya bener-bener menguji andrenalin ya. kamu gak takut gitu? aku aja cuma ngebayangin udah ngeri. lutut rasanya udah lemes duluan.
btw madeni itu apa sih?
medeni kak, artinya menakutkan dalam bahasa jawa
HapusTrans Studio Bandung, tempat dimana temen2 pamer liburan selesai UN ke gue. Mirisss gue gak ikut :'
BalasHapusTapi kalopun ikut,, gue gak bakal berani deh buat naik gituan. Ngeliatnya aja serem, apalagi naik gituan
270ribu buat aku masuk trans studio sih mikir-mikir dulu, gede banget jumlahnya..Beruntung dh punya tante sama om yang baik, boleh melamar jadi ponakannya gak (?)
BalasHapusLiat foto-foto nya kak ike bikin ngiri nih, jarang main ke theme park. Terakhir pas smp. :(
Yang bikin penasaran dari trans studio itu gimana besarnya tuh tempat, kan mainannya banyak tapi tempatnya dalam ruangan. Roller coasternya juga bikin penasaran
biayay masuknya cukup membuat kantong menangis. hmm, gue pingin sekali-kali sih main keasana. kalau di jakarta, paling cuma dufan doang yang jadi tempat wisata kayak gini. transtudio itu menurut gue lebih bersensasi. terus sering dijadiin tempat syuting gitu..
BalasHapusliat foto-foto dan baca ceritanya bikin gue iri aja nih,gue belum pernah kesana. pengen banget kesana tapi liat ticket masuknya cukup mahal juga ya, ya mungkin kapan deh 4 atau 5 tahun lagi gue bakalan jajahin trans studio bandung.
BalasHapuscasandra gak diajak kak mey, kasian tuh dari pada dia galauin pacarnya melulu di kamar kosan :D
Seruuuuuu abizzzzzzzz bikiiiiin pengeeeeen kaaaaan iiiihhhhhh terakhir kesitu udah lama banget
BalasHapusFoto fotonya harus narsis narsis gitu ya biar puas ? :D harga tiketnya sekarang udah naik ya? Dulu gue masuk pas ada diskon sih hahhaa
Mungkin kalo aku naik roller coaster kejantananku akan berkurang lagi 20%, paling lemah sama wahana yang menyangkut ketinggian kayak gini, serem banget.
BalasHapusTapi kak Meyk, kok tiketnya mahal gitu, bisa buat beli bakso banyak banget tuh, tapi sebanding deng sama isinya, wahananya aja keren-keren gitu, tempatnya juga keren kayaknya, sebanding lah.
Kak Meyk kayaknya salah gaul nih, perginya ke Bandung make bajunya Jogja -_- Hahahaha
Pengen banget kapan-kapan kesitu, tapi ada nggak wahana yang nggak menyangkut ketinggian ? Aku nggak berani naik gian swing, atau roller coaster, hahahaha.
Iku crito ne nyebelin bgt si, lagi crito nanh trans studio bandung eh ana bahas2 cinta. Dadi kemutan something kie -_-
BalasHapusTiket e larang yo, 270rb. Tapi dilihat dari kandungan wahana nya jelas patut kie. La wong indoor, biaya perawatan dan fasilitasnya mesti gedhe. Nggo njamin kenyamanan pelanggan.
Aku belum pernah ke sana, huhu (sok sibuk)
Smoga nanti bs nyusul ke sna, aamin
Hahah.. Medeni tenan po, Mbak? Aku dadi penasaran.. :D
BalasHapusTiketnya mahal banget ya.. 270rb.. Harus naik semua wahana tuh, biar ngga rugi. Wkwkwk..
Seru juga ya TBS. BTW, di TBS itu emang keren ya? Gue mau kesana. Tapi gak tau mau main apaan, ntar. Soalnya gue takut ketinggian.
BalasHapusWaaah mbak. saya kan di bandung kok kita ga ketemu ya wkwwkk semoga lain waktu bisa ketemu ya. hihihi gimana rasanya sensasi bersenang2 di TSB? Asiiiiiiik kan? *eaaaa mampir lagi ke bandung ya hihi
BalasHapuskalo kebandung mantepnya wisata alamnya hehehe
BalasHapus