Banyak gedung berdiri
megah di berbagai titik. Ada hall A, B, C, D, dan juga D yang bersinergi satu
sama lain mengepung kawanan stand dengan rupa rupa produk yang berjajar apik
membentuk tiga jajaran di tengah tengahnya. Perpaduan stand indoor dengan outdoor
menambah keharmonisan para penjual yang menyentuh angka 2.650 perusahaan. Dari
produk tipe berat yang sekali beli harus merogoh kocek super dalam semisal
mobil dan motor berbagai merk hingga produk remeh yang sekali tegak langsung
katam.
“Silahkan ditukar kakak
boleh kakak Good Day 10ribu dapat tiga...”
Dengan tiket di tangan
kita bisa menukar tiket kita dengan berbagai produk yang tertera di situ.
Bahkan, dengan tiket itu kita juga bisa membeli salah satu merk HP China dengan
diskon mencengangkan, semencengangkan Cak Lontong tiap memberikan hasil survey
di ILK.
“Wawww,
mencengangkaaan!!!” Gue yang seumur umur emang baru berkutat di pasar malam di
lapangan Jenderal Sudirman, Ambarawa sana jelas jelas tercengang oleh nuansa
keramaian yang ditawarkan oleh Jakarta Fair ini. Bahkan, tempat ini didaulat
sebagai pameran multi produk terbesar, terlama, dan terlengkap se ASIA!!
-----
Perjalanan untuk mencapai
tempat ini bukannya tanpa perjuangan. Sebelumnya, gue dan Miss Dian mengayuh
perjalanan dua jam dari Bekasi menuju ke kawasan Jakarta Timur untuk membeli
beberapa baju di PGC, cerita asoynya di SINI. Gue dan Miss Dian sampai di PGC
tepat pukul 12. Bukannya langsung belanja karena memang PGC adalah surganya
tempat belanja, gue dan Miss Dian yang memang lebih suka makan malah salah
fokus. Kita dengan semena mena menghabiskan waktu 1,5 jam di salah satu Buffet
Resto yang hanya dengan uang 45 ribu, gue bisa makan apa saja, berapa kali
saja. Jelas dong gue sebagai anak kost Jeckardah yang gaolnya tidak terkira segera
menyambut angin syurga itu.
Pada akhirnya, gue dan
Miss Dian hanya muter muter di mall 7 lantai itu selama 45 menit saja
karena gue emang nggak begitu doyan beli
baju.
“Pet, kayaknya itu bagus
Pet!! Roknya bersusun susun kayak apartemen.”
“No, Mey. Noooo...inget
Mey, uang kost belum dibayar.”
“Peeeet, oh mennn tuh
baju roknya melambai bangettt, gue kalo pake, muter dikit tuh rok pasti udah
mengembang kayak balon udara. Gue mauuuuuu”
“Mey, berapa kali gue
harus ingetin lu?? Apa gunanya tuh rok merekah dibandingkan dengan sensasi
terhempas air bergelombang dengan nemo hilir mudik di antara karang di
Kepulauan Seribu sana??”
Gue terhenyak. Si Pepet
benar. Maka, sebenarnya hal yang paling memberatkan gue dalam acara berbelanja
adalah gue nggak suka buka Pepet. Pepet akan cemberut dan zippernya kadang suka
macet tiap kali gue mau ambil uang. Karena Pepet, gue bisa mengendalikan diri
dan hanya beli beberapa yang memang gue rasa perlu. Ang setelah gue pikir sambil kipasan di kost, tuh barang barang nggak perlu perlu amat.
Tapi, semua akan berubah
setelah –negara api menyerang- barang barang diskonan di tempat selanjutnya itu
menginvasi seluruh akal sehat gue. Dan sejak itu gue berpikir bahwa gue memang
manusia yang lemah hatinya. Sungguh..... *nangisbarengPepet
LET’S GO TO JAKARTA FAIR,
BEIBEEEEEEEEEEEEEHHH!!
Jam menunjukkan pukul
3.15 saat gue move on dari PGC.
“Miss, kite naik apah
sekarang??”
“Ehm... dari PGC ini kita
naik yang ke Ancol, Miss...”
“Owh, oke...” Gue yang
memang nggak tahu apa apa dengan takzim melangkah seirama langkah kaki Miss
Dian.
Tapi, dari TransJakarta
gue belajar banyak hal. Kita boleh berencana, Tuhan yang menentukan. Di benak
kami berdua, habis naik TransJakarta jurusan Ancol, lalu turun, selesai
perkara. Dan apakah kenyataan begitu??
*Berdiridipinggirshufflebusway
*panas
*mulailapar(lagi)
“Miss, yang mana kok
nggak naik naik?”
“Not this one. Ini ke
Harmony, bukan ke Ancol. Tapi ya udah yuk, kita bisa transit di Kampung Melayu
terus naik yang jurusan Ancol.”
Gue dengan sigap, happ!!
Meloncat ke bis jurusan Harmoni. Semua tempat duduk terisi penuh dan jadilah
gue dan Miss Dian berdiri. Gue lalu bergelantungan di pegangan berongga tepat
di atas kepala. Saat bis mengerem mendadak maka gue akan terhuyung ke depan,
dan saat bis mulai menarik pedal gas, gue akan terhuyung ke belakang. Macam gue
naik ayunan. Kadang gue taruh tangan kanan gue ke atas, lalu kalau capek
gantian tangan kiri. Capek lagi, dua duanya. Capek lagi, gue sedang
akan............
“Miss, jangan akrobat di
sini!!”
Miss Dian menatap nanar
gue saat gue bersiap siap menggantikan peran tangan dengan kaki. Karena dia mengancam akan pura pura nggak kenal kalo gue melakukan itu, gue mengurungkan niat
gue buat pegangan pakai kaki. Semoga Miss Dian tetep mau berteman sama gue, gue
berdoa dalam hati.
Akhirnya gue transit di
Kampung Melayu dan kembali naik TransJakarta jurusan Ancol untuk nantinya turun
di halte Jembatan Merah, Jakarta Pusat. Untungnya, gue mau naik berkali kali
pun gue hanya perlu mengikhlaskan uang 3.500 . Untuk naik bis ini, kita hanya
perlu membayar sekali saat masuk ke haltenya saja. Berikutnya, mau naik
TransJakarta sampe koleps juga kita nggak perlu lagi membuka zipper si Pepet.
Lagi lagi, gue harus
bergelantungan bersama dengan penumpang yang membludak. Setelah sekitar satu
jam bergelantungan, dan setelah ngecek lengan gue yang sudah berubah bentuk kayak
lengannya Agnes Mo dengan otot trisep yang menggumpal sangar, gue dan Miss Dian
akhirnya sampai juga di ‘dekat’ piarjeeeeh!!
“Ngeeeeeeeeeeeenggg...”
Angkot berwarna biru laut bernomor 53 mengantar kita dari halte Jembatan Merah
menuju ke pintu masuk PRJ!!
Untuk hari normal, setiap
pengunjung dikenakan tiket masuk sebesar 25ribu. Berhubung saat itu gue
berkunjung pada hari Jumat yang sudah tergolong weekend, gue harus membayar
30ribu.
Begitu masuk, gue ada di
dalam hall. Ada baju, kaos kaos etnik, aksesoris, produk produk usaha rumah
tangga dari berbagai daerah. Gue dan Miss Dian sempat membeli flatshoes etnik
dari Jatim yang bila dilihat sekilas hampir mirip dengan Hwahye, flatshoes khas
Korea yang biasanya dipadupadakan dengan Hanbok. Banyak sekali corak atau motif
bernuansa etnik yang bagus. Harganya?? 50 ribu sajaaa!!
Begitu keluar hall itu,
banyak sekali stand yang berjajaran dengan banyak SPG yang bertebaran untuk
menarik pengunjung!! Sepanjang mata memandang, gue hanya melihat stand stand
berdiri anggun dengan pengunjung yang menumpuk di sana sini.
source |
jajaran stand yang ada di tengah tengah areal PRJ |
See???
Apapun yang lu butuhkan
PASTI adaaa!!! Banyak juga stand stand makanan dan minuman yang bertebaran
dengan banyak customer yang sedang antri, salah satunya stand stand kopi ini.
Quote nya NENDANG abisss!! |
Gue udah kayak SPG kopi belum?? |
Sebagai penyuka kopi,
jelas gue kayak gini. Ini penting bangett!!
Saking gedenya, jelas
saja orang orang Jakarta dan sekitarnya tumpah ruah di sini. Pekan Raya Jakarta
ini diadakan setiap tahun untuk memperingati Ulang Tahun Jakarta. Tahun ini,
Jakarta berumur 486 yang jatuh di tanggal 22 Juni 2014. Pekan Raya Jakarta (PRJ) atau Jakarta Fair
Kemayoran 2014 akan digelar selama satu
bulan mulai 6 juni sampai 7 juli 2014. Acaranya sendiri akan dipusatkan di
Arena JIExpo Kemayoran, Jakarta. Tema JFK kali ini adalah “Shout The Spirit Within”. Selain bertaburan
produk apa saja ada berikut diskonnya yang spektakuler, acara ini juga
bertaburan artis loh. Nih, liat jadwalnya...
Nah, dan jangan lupa biar
nggak gaudet (gagal update), begitu masuk di area ini Miss Dian segera mencari
peta.
Penunjuk Jalan Pekan Raya Jakarta |
“Mana peta mana
petaaaa...” Lalu peta segera menyembul dari tasranselnya mbak mbak penjaga
Pusat Informasi.
“Kemana selanjutnya kita
akan pergi??” Gue melihat peta dengan seksama.
“Apakah kalian melihat
stand penjual tongsis??” Gue bertanya pada pemirsa Miss Dian.
“Ya, kamu benar, ayo kita
pergi. Ayo kita loncat, lebih tinggi,
lebih tinggi, loncat..” Gue dan Miss Dian dengan peta yang sudah di genggaman
mulai kembali berbaur dengan pengunjung yang ada.
"SWEEPER JANGAN MENCURI, SWEEPER JANGAN MENCURI!!" Gue mulai kebablasan.
"Ih, miss. Nggak malu??"
"Yaelah Miss, idup serius amat..."
Pada saat itulah gue dan
Miss Dian gelap mata!
Bayangkan!! Koper POLO
yang biasanya ratusan ribu dengan size medium bisa dibawa pulang hanya dengan
199 ribu sajaaa!! Banyak pula wedges dan sepatu wanita lainnya di stand
Matahari yang dibanting banting!! (harganya)
Gue sebagai anak manusia
yang lemah imannya jelas tergoda! Demi apa pula powerbank bisa seharga 50 ribu.
Gue ngiler maksimal saat ngeliat sebatang besi berongga segiempat di ujungnya
dijual hanya dengan 50ribu!! Nih tongkat lagi in bingittt!! Bahkan, gue juga beli
jaket jeans Carvil yang semula seharga hampir 300 saja menjadi 75ribu saja!!
Lolongan Pepet tak lagi
gue hiraukan.
“Diam kauuu
Peeeeeeeeeeet!!” Pepet sekejab pucat pasi.
Bahkan, gue dan Miss Dian
juga sempat photobox seharga 30ribu!! Muka kucel bodo amat. Capturing the
moment is number 1. Yang gue tahu, hari ini akan menjadi kenangan di keesokan
harinya. Tahun depan apakah gue bisa jalan asik lagi bersama Miss Dian membelah
jejalanan Jeckardah?? Belum tentu...
Jam menunjukkan pukul 8.30
malam. Itu artinya gue dan Miss Dian telah berpusing pusing di PRJ sepanjang 4
jam!! Gue yang sedari tadi mencoba membelah kerumunan dengan menyeret nyeret
koper segede gaban, kaki gue rasanya mau copot!! Gue dan Miss Dian tetap hilir mudik kesana kemari melihat satu per satu stand. Kita ngeliat stand kamera dan HP, modem dan tongsis, baju baju, make up juga, makanan makanan, dan masih banyak lagi. Walo nyeret nyeret koper lah bodo amatt, ini itu MUMPUNG!!!
Miss Dian di depan toko Cinderamata Turki. Uhuyyy.. |
“Miss, kita sudahi saja
Miss..” Gue menyerah. Rasa capek menyergap tubuh gue. Kita pulang.
Byeee Jakarta Faiiiiiiiiiiiiiiiirrrrr!! |
SAAT JALAN PULANG BERLIKU NAN PANJANG!!
Yang menjadi pertanyaan
adalah,
“Ini ngomong ngomong aku
bawa koper ini pulang gimana ya Miss?”
“ Ya tinggal dibawa,
nanti kita angkot dari sini ke halte Jembatan Merah, terus menuju ke halte BNN,
kita naik lagi menuju Pinang Ranti, terus kita naik angkot lagi dua kali.”
Membayangkannya saja gue
benar benar mau muntah. Dengan terhuyung huyung gue dan Miss Dian keluar dari
PRJ. Malam itu adalah kali pertama gue naik
BAJAJ BAJURI!!
source |
Yakkk, karena angkot 53
sangat langka, gue dan Miss Dian memutuskan untuk naik bajaj menuju halte
terdekat. Sepanjang perjalanan gue membayangkan bis TransJakarta yang sesak
dengan pegangan berongga yang bergoyang goyang.
Dan bayangan gue menjelma
menjadi nyata!!
Bahkan, kini lebih parah
dari sebelumnya. Saat pintu bus terbuka, penumpang sudah penuh sesak. Namun,
gue dan Miss Dian yang sudah kepalang capek segera hinggap di pintunya dan
merangsek masuk sebisa bisanya. Gue tetap dengan membawa koper gue segede
gaban. Satu lagi, ini adalah kali pertama gue naik bis TransJakarta paling
panjang, TRANSJAKARTA GANDENG!!
Bis paling panjang dan paling SESAK yang pernah gue tumpangin seumur hidup gue! |
Nih bis sudah panjang
begini, penumpang nya jangan ditanya! Bahkan, gue untuk meletakkan koper gue ke
lantai saja benar benar tidak ada celah. Ini serius!! Pada akhirnya gue harus
merelakan kaki gue diinjak oleh koper gue sendiri. Ahhh, ini adalah bis paling
sesak yang pernah gue tumpangin seumur hidup. Manusia dengan berbagai ras
tumpah ruah saling bergelantungan di bis ini. Bahkan, untuk berpegangan pun gue
nggak kebagian jatah pegangan berongga. Gue yang dianugerahi tangan lebih
panjang akhirnya bisa menggapai tiang pegangan dengan banyak orang yang rasanya
melekat di tubuh gue dari berbagai arah mata angin. Kadang kita terhuyung di depan lalu ke belakang secara berjamaah. Kalau saja gue nggak inget kalau gue beli tongsis baru, rasanya gue
mau pingsan!!
Sesampainya di Pinang
Ranti dan jalan sedikit di depan Tamini Square, gue mendelik melihat jam di
tangan.
“Jam 11 malem!!!” Tubuh
gue benar benar butiran debu. Kita sepakat menyetop taksi karena dirasa kita
nggak akan sanggup naik angkot dua kali. Kerasnya hidup ini.
Begitu sampai di dalam
taksi, gue dan Miss Dian langsung duduk leyeh leyeh tanpa sepatah kata pun.
Bahkan, untuk menggerakkan jari pun rasanya gue nggak sanggup. Kepala pusing,
perut mual, kaki tangan sakit semua. Satu lagi, dompet kering. Hati??? Jangan ditanya!
Sepanjang gue tinggal dan
memutari Jakarta, ini adalah perjalanan paling mematikan yang pernah gue alami.
Pada akhirnya, gue
menginap di rumah Miss Dian karena gue nggak berani pulang malam malam. Toh,
gue nggak sanggup naik motor sendiri. Badan gue sudah remuk di tingkat redam.
Hati gue?? Jangan ditanya episode 2.
Apakah gue menyesal??
Apakah gue kapooook??
TIDAK. Walopun malam itu
suara gue berubah jadi kayak suara kodok karena banyak lendir yang menggumpal
di pita suara gue dan gue terserang batuk, I am looking forward for the next
mission!!
Gue dan Miss Dian
selanjutnya berencana untuk ke Dufan di pagi buta dan mencoba semua wahana yang
menantang!! Gue dan dia juga akan bergabung di Open Trip untuk travelling ke
salah satu pulau di Kepulauan Seribu.
Will we make it?? Let’s
seeee!!
Oh ya, yang ingin
menyaksikan kemeriahan acara ini dapat datang mulai pukul 15.30 - 22.00 WIB
setiap Senin-Kamis, pukul 15.30 - 23.00 WIB pada Jumat, dan pukul 10.00 hingga
23.00 WIB pada akhir pekan. Masih dibuka sampai tanggal 6 Juli lho, don’t miss
it :D
Perjalanan gue bersama
Miss Dian sebelumnya :
MENGARUNGI JERAM DI SUNGAI PALAYANGAN!! Part. 2
MENGARUNGI JERAM DI PELOSOK BANDUNG!! Part. 1
Menyelami Lautan Buku di Istora Senayan, Jekardah!!!
So, thank you a lot for my friend, Dian who took me out and led me to PGC and PRJ!! Without my friends here, I am not more than a butiran debu. So glad to meet such a nice friend. I'm looking forward to the next travelling!! Where will we go then??? Can't waittttttt!!
lagi? . . . . . . . ah sudahlah
BalasHapusAsik jajan-jalan aja ya kak mey,, seru banget deh ...
BalasHapusWaduh asyiknya. Tapi apa ada rasa nyesal? Mestinya cukup ke PRJ dulu? Hehe, kalau di PRJ belum tentu ada tempat makan ala bufet kayak yang di PGC. Sebegitukah Jakarta kalau lagi ngadain PRJ? Gak minat datang ke sana kalau desak-desakan gitu meski pengen juga coba belanja dan cuci mata, huhu. Paling ngeri keramaian super duper.
BalasHapusBenaran koper POLO-nya asli? Jadi ikut kalap pengen beli, hihi. PRJ sana barangnya merek asli atau dudulan (boongan)?
Seperti biasa, Mey, bagi kaum hawa yang namanya kalap mata emang biasa meski dompet meraung-raung. Habis asyik banget dan itung-itung buang stres. Tapi jangan sampai shophaholic, ya. Bisa kelaparan entarnya, haha.
Selamat betualang lagi, Mey. Beruntung nian punya sobat sebaik Miss Dian yang bisa diajak pelesiran.
oh tidaaaak, makin banyak fotoku terpampang deh ):
BalasHapuskak meyyyyy :3 itu seruu bangettt.. jemput via kesana dong .... aaaaaakk :3
BalasHapusHeboh banget sepertinya.. dan awesome amazing excited dan blablabla ..
aaaaaaaaaaakkkkkkkk :3
bawa vina ke kepulauan seribu jugaaaa ..hiks :|
wanna go there kak mey :(
aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaakkk .. emang enak kalau jalan ada yang nemenin :) langgeng ya kak mey :) *lah
Oh ini lanjutan cerita seru bersama Miss Dian. Ah, kalian kompak sekali dan aku ngiri. Selain ngiri sama Kak Mey yang menghabiskan belanja di PRJ, juga ngiri karena punya partner asyik banget sama Miss Dian. Udah sama-sama suka makan, suka kembaran, ah pokoknya kompak banget kalian!
BalasHapusIya bener sih, sebanyak apa pun uang yang dikeluarkan demi kepuasan hati mah nggak papa. Seneng-seneng aja rasanya. Yang jelas udah dapet koper, siap-siap pulang kampung, siap-siap juga diceritain cerita di Ambarawa sana nih kayaknya haha
Kalo orang Jakarta, kesana udh males. Dari harga tiket masuknya aja udah mahal. Dan bosan karena brand-brandnya pasti itu-itu aja. Harganya juga kadang murahan di luar PRJ daripada di PRJ.
BalasHapusTapi, kalo bukan orang Jakarta, ke PRJ kayaknya pada seneng banget. :)
Kayaknya sih bukan TransJakarta namanya kalo gak desek-desekan. :D
Kewreen! Aku baca dari awal sampe ke bawahnya monitor rasa-rasanya mata tak mampu berkedip sedikit pun, merasa setiap kata adalah batangan emas yang perlu dihitung cermat-cermat, energi gembira mengalir di spasi-spasi yang memberi batas antar satu kata dengan yang lain, menggambarkan perjalanan menuju PRJ--salah satu pameran multi produk terbesar, terlama, dan terlengkap se-Asia--dengan sangat elegan disertai dengan percakapan absurd tak masuk akal tapi masih bisa dipikirkan dan memancing tawa dengan dompet dan peta, ah kerwen!!!!!!!
BalasHapusKayaknya aku gak bakal ke sana deh mengingat ngantri kamar mandi saja sudah begitu dekat dengan ajal rasanya, apalagi berdesak-desakan macam itu, tak ada pendamping hati, tak ada pengisi dompet, aaaakkk... cukuplah aku membaca dan mendengar cerita orang seputar PRJ.. wwlwlwl
aseli panjang banget, dan kerennn abisssssss.
BalasHapusPEKAN RAYA JAKARTA emang selalu bikin petcahhh. tiap tahun perasaan makin keren, makin rame makin penuh dan jakarta makin macet. gue mau kesana juga ahh tahun depannnn, biar tambah rameeeeee