Lautan genteng tampak
berserakan semrawut. Mau dimana? Semuanya penuh genteng dari ujung kanan hingga
ku menyapukan pandangan hingga ke ujung kiri. Di belakang tumpukan genteng,
berdiri megah banyak bangunan persegi panjang yang tampak ramping namun tinggi.
Secara serempak mereka menyundul langit langit kuning keemasan dengan semburat
oranye bagai lautan kapuk. Ah, lihat!! Raja siang sedang bersiap menyusup di
sela sela bangunan orang orang berdasi itu dengan menyisakan warna kuning yang
berhamburan secara acak. Sore itu, dengan diangkut barang persegi panjang
beroda raksasa sejumlah empat aku menatap tanpa henti, menghamburkan pandangan
ke kanan dan ke kiri sambil menikmati senja terakhir di sisi lain ibu kota yang
sebentar lagi akan lengang, walau sekejab saja.
Sore itu gue kembali
mengarungi jarak beratus ratus kilometer naik gunung, turun lembah, lewat
jembatan dan menyeruak di sela sela pematang sawah demi satu misi. Orang orang
kerap menyebutnya MUDIK. Gue menyebutnya mengurai rindu yang sudah menggumpal
kaku serupa mie kuning sebelum dikenai air mendidih dan dicampur bumbu juga
serpihan daging ayam, tak lupa kaldu beserta pangsit dan bakso babat. Ahh,
mengingatnya gue jadi lafar. Gue kembali menatap nanar jam tangan dan mengerjab
beberapa kali, siapa tahu gue salah liat. Tapi ternyata nggak. Masih jam
setengah lima sore. Jelas saja bedug belum ditabuh, malah perut gue yang serupa
dikenai bedug dan serumpun gendang, dangdutan.
Hari yang gue nanti
nantikan akhirnya datang juga!! Gue pulang kampung! Jangan ditanya betapa
senangnya hati ini. Terakhir gue menapakkan kaki di Ambarawa adalah bulan
Januari lalu, setengah tahun yang lalu! Dan sekarang, I am on my way back
homeeeeeeeeeeeeeeeee!!!
Jangan tanya gue
bersemedi dalam bis itu selama berapa jam!! Rasanya gue mau mati kalau setelah
gue itung itung gue duduk setengah tidur di bis itu selama 25 jam. Iya, lu
nggak salah baca. Gegara tuh si Com putus sama si Mal di Pemalang sana, gue
jadi kena imbasnya.
"Hallo?? Mal?"
"Yess Mey, what?? Jangan tanya lagi kenapa aku begini."
"What's wrong?"
"No, I just can't hold on. I did my best, but then I realize that the best way is...."
"Apa Mal?? Tidak bisakah kalian bertahan barang sebentar?"
"Terlalu banyak hal yang menggerus kami berdua, banyak hal yang memaksa kami untuk akhirnya.....ahhh, putus."
"Well, I hope you two get back together. Banyak orang membutuhkan kalian, termasuk aku." Terdengar isakan di ujung telepon. Pasti si Mal sedang galau hebat hingga banyak pihak yang sedang menolongnya menghadapi ini semua. Sabar ya Mal, aku yakin Com menunggu uluran jembatanmu menjadi jembatan Comal. Kalian berdua comel sekali kok. Xoxo.
Emang dimana mana tu putus bikin sakiiiiittt. Sakitnya itu
di sini *tunjukpantat. Orang duduk selama 25 jam. Kerjaan gue cuman tidur,
terus kebangun, tidur lagi, bangun, tidur lagi, bangun, tidur lagi. Kalau bis
lagi berhenti, tak lupa gue turun dari bis sekedar buat muterin bis 7 kali
terus lempar jumrah sekalian. Tapi, setelah gue nabung pengalaman pas gue
pernah melakukan perjalanan “Susahnya Merantau” dan “Susahnya Pulang Kampung”
yang harus memikul sendiri ransel dan juga tas segede gaban yang tinggal
dikasih kuncup udah kayak rudal jam 3 dini hari di antah berantah sana! Nah,
kali ini gue telah meringkas hal hal yang penting banget buat dilakuin di bis
saat melakukan perjalanan panjang!! Ini penting banget ini.
1. Baca buku sambil
dengerin musik
Ini asik banget. Saat
melakukan perjalanan jauh, lu harus punya ini.
Dan juga ini.
Saat itu gue bingung. Nih
bis masih pusing pusing di sekitaran Jeckardah, menclok dari satu terminal ke
terminal yang lain demi menaikkan penumpang. Karena tidur gue belum ngantuk,
maka gue mengambil buku dari tas gue, lalu membacanya. Nah, biar sensasi perjalanannya
lebih terasa, maka gue memilih buku bertajuk travelling. Olehnya gue dibawa
menuju Lombok, lalu Aceh, berpusing pusing ria di banyak pantai. Kalau sudah
membaca, enaknya sambil dengerin musik. Duduk tepat di samping jendela dengan
sesekali mengamati kemacetan dengan banyak bis sebagai pelakon utamanya. Gue
menyegarkan diri dengan membaca dan mendengarkan musik. Sensasinya tu asoy
bingit, udah kayak scene di dalam drama Korea. Coba deh!
2. Liat bulir bulir air
hujan
Ahh, ini jangan sampai
dilewatkan. Beberapa kali selama perjalanan, hujan meruah ruah dari langit,
menyisakan buliran buliran yang meliuk liuk mengalir dari balik kaca.
Sensasinya akan sangat terasa saat kita mematung sambil meneliti satu persatu
butiran air seakan setiap butiraanya mewakili setiap cerita hidup kita, scene
scene yang berkelebat cepat serupa adegan DVD yang dikenai tombol fast
forwards, atau pun tiap tiap butirannya mewakili setiap ide dan gagasan tentang
awang awang masa depan. Duh, asek banget gue. Ha ha ha. Well, rain is indeed amazingly beautiful!!! Membawa kita ke satu sensasi yang bahkan susah dilukiskan dengan kata kata dan diuraikan dengan goresan gambar.
3. Memikirkan masa depan
Saat kita di bis, yang
bisa kita lakukan hanyalah satu perkara. Duduk di seat. Itu adalah yang utama.
Dan kerja sampingannya memang ada banyak. Salah satunya adalah menerawang masa
depan. Iyess,, nggak salah lagi. Atau bahasa asiknya melamun. Akan ada banyak
waktu untuk kita memikirkan banyak hal saat ada di dalam bis. Lalu wusssss!! Serupa
peluru yang dimuntahkan dari balik corong pistol, semua hal yang terjadi dan
ingin terjadi terus bergiliran menampakkan diri. Tapi satu hal yang harus
diingat, saat pikiran mundur beberapa langkah ke belakang, jangan terlalu lama
menyesapi moment demi moment yang bikin galau. Itu tidak bagus untuk kesehatan.
Jadi, saat galau sedang akan mendera, langsung saja arahkan pikiran untuk
menambah kecepatan dan melangkahi masa sekarang yang lalu menembus masa esok
dengan semangat yang berapi api. Di bis, gue banyak melahirkan banyak ide
mengandung semangat tentang masa depan. Banyak harapan dan mimpi. Banyak angan
angan dan rencana rencana masa depan. Jadi, ini harus dicoba!
Jadi, sejauh ini ada tiga
perkara yang harus dicoba banget saat ada di perjalanan ya. Tunggu perkara
perkara lainnya di next episode!! Ini jelas penting banget ini.
25 jam didalam bis itu berarti kaya seharian dong? aku gak pernah jalan sejauh itu sih mbak, mentok-mentok jalan jauh paling lama cuman 6 jam itu juga udah kesemutan dimana-mana.
BalasHapushha
dari pada baca buku atau main hape baiknya mbak jualan asongan aja di dalam bis, lumayan kan dapat beberapa rupiah sambil keliling-keliling di bis daripada duduk nungguin kesemutan,
oh iya mbak meykke hapenya lenovo ya? wah memang ko merek lenovo itu keren wkwk. #salamPengunaLenovo
jual asongan?? wahhh, ide yang bagus Dis. Bagus lagi kalo jualannya sama kamu. -.-
Hapusiya, Lenovo is cooool, murah cuyyyy!!
Serius itu 25 jam ?
BalasHapusKalo cuma baca buku sih kurang efektif, kenapa gak bikin kue lapis sekalian ?
Lama banget -_-
Ah, ide yang bagus. tapi aku sukanya kue brownies, gmana Nu?? hehehehe
Hapusya, hidup emang keras Nu
cie mudik cie haha
BalasHapusmbak masih mending naik bus 25 jam, aku waktu itu sampe 3 hari. rasanya beuhh pantat ini kayak enggak nempel di badan.
suka baca buku TNT mbak? aku juga, TNTku sampe kumel saking seringnya aku baca
wawwww, dahsyat bengt 3 hari bisa dbkin novel tuh Tif, hehehe...
Hapusiya, itu juga minjem temen kantor Tif bukunya,hahaha
25 Jam, bagus dibikin novel, 'kan pasti banyak yang terjadi selama perjalanan itu. Masih mendingan 25 jam karena pernah kualami mudik sampai 10 jam, padahal dari Cigombong, Bogor ke Limbangan, Garut. Gegara busnya lewat puncak bukan tol. :(
BalasHapusSampai bagaimana perjalanan panjang itu, Mey. Adalkah hikmah terpendam? Semoga gak mabuk jalan.
Yang penting tiba dengan selamat di tujuan.
hahaha, bkin novel ya mbak? heh
Hapusowalaaah, padahal itu seharusnya deket ya Mbak? ada hikmahnya mbak, dibaca terusannya ya mbak, hihihi
iya, alhamdulillah selamat
hal yang paling nyenengin pas mudik itu , selama perjalanan kita bisa ndengerin musik sambil liat" jalan raya :D
BalasHapusiyaaa, I love it!!
HapusInikah yang disebut perjalanan. :D
BalasHapusKeren dan tangguh kamuhhh.
Kunjungan pertama Pangeran Wortel
iya, inih hehehe...
Hapuswah, makasih lo, aamiin :D
Yah, mau menyergap awan dan berteriak, "Kapan gue sampai??!!!" juga enggak mungkin 'kan, Mey? So, nikmati aja perjalanannya. :D
BalasHapusBaca buku dan denger musik itu oke. Ngelamun juga oke. Lebih keren lagi, dapet temen duduk yang asyik buat ngobrol, manis, dan masih jomblo. Bisa tuh jadi temen perjalanan yang asyik. Hahaha. *pisssss
Mungkin kalau aku yg jadi Mbak Mey, aku sudah melambaikan tangan di depan muka pak supir sambil memasang wajah memelas dan berkata dengan lirih... "Pak berapa abad lagi kita akan sampai pada ujung perjalanan kita, Pak...??" Hehehee...
BalasHapusSalam kenal yah mbak.. :)
wow....... 25 jam, kalau pantat orang gemuk si agak ndak masalah, lah kalau pantat orang kurus ??? sakit :D .
BalasHapusitu 25 jam ndak pake ke kamar kecil ? wo hebat :D .
dari 3 itu memikirkan masa depan itu hal yang paling penting kalau sudah punya pacar, lah kalau jomblo menjadi hal yang paling menyebalkan.
Haaahaa 25 jam? Aku jadi keinget pas lagi liburan perpisahan smp ke bali :3 Itu sensasinya bener-bener amazing :D Punggung serasa pegeeel banget -_-
BalasHapusNah ya, yang nomer 3 itu biasanya yang paling sering terjadi :3 Gak ada yang bisa dilakukan selain melamun :v wkwkwk