“Yaya! Ayo kita naik
itu!!” Gue menunjukkan sebuah benda berbentuk balok berjendela yang wara wiri
membelah angkasa Indonesia mini dengan hanya seutas tali bertumpu pada tiang
tiang panjang nan kuat.
Begitu lepas landas gue
bisa melihat seantero Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Lihat!! Rumah rumah
berjejeran dengan bentuk beraneka ragam. Lihat!! Banyak sekali bangunan antik
yang menggambarkan wajah rupa rupa Indonesia yang jelas jelas rupawan. Bahkan,
di tengah perjalanan gue seolah melewati kepulauan Nusantara hanya dengan
sekali kayuh, bergelantungan menembus provinsi demi provinsi yang telah dengan
brilian digagas oleh Ibu Tien Suhartoe di tahun 1970!! Jelas saja muka gue
penuh binar dengan girang yang berkecipak seantero hati.
“Kita dimana Yaya???”
“Taman Mini Indonesia
Indah!!”
“Uuuuu yeaaaaaahhh!!”
----
Rencana untuk berkeliling
Indonesia hanya dalam sekali putaran udah kayak pemilihan Presiden ini bukannya
tanpa kerikil tajam dan semak belukar. Rencana pertama gue gagal total dihadang
macet luarrr biasa. Waktu itu sahabat gue, Uma bela belain tidur di kost gue
dan berencana untuk bisa mengitari Indonesia bersama. Untung tak dapat diraih malang
tak dapat ditolak, rencana itu berubah menjadi butiran debu karena INI.
Rencana kedua pun tak
lebih baik dari rencana pertama. Gue dan teman teman kerja gue sudah berencana
untuk ke TMII. Dan apa yang terjadi tiga hari sebelum tanggal merah itu?? Pipi
gue menggembung sebelah dan virus Mumps telah menginvasi kelenjar Parotis gue.
Istilah bulenya, gue....gondongan!
Pada akhirnya Tuhan
menjawab doa gue, di rencana ketiga yang adalah rencana dadakan, akhirnya gue
bisa berpijak ke tempat ini. Bahkan gue lupa kapan gue terakhir ke sini. Apakah
saat study tour SMP sekian tahun yang lalu?? Atau saat SD bersama nenek gue
yang piknik bareng temen arisannya itu??? Entahlah. Yang jelas gue ke TMII
dengan mengemban sebuah misi.
Mentari sudah menukik di
ujung ubun ubun saat gue dan Yaya pada akhirnya berdiri di depan Gerbang Utama
TMII. Sebelumnya Yaya yang baik hatinya telah menjemput gue di kost gue. Gue
masih pemula atau newbie dalam hal naik busway. Pun dompet gue melipat wajahnya
tiap kali gue bertekad untuk naik taksi.
“Pet, gue kehilangan arah
jalan pulang....Apakah naik taksi adalah pilihan yang terbaik??”
“No, Mey...jangan lakukan
itu... tanggal 25 masih setengah bulan lagi. Apakah kau tidak tahu kalau naik
taksi di Jeckardah ini pun haram hukumnya untuk kehilangan arah jalan pulang.
Bisa jadi kita diantarkan sampai ke Ragunan padahal seharusnya ke Cibubur.”
“Tapi, Pet...” Galau
menginvasi hati gue.
“Ya sudah Meykke...aku
punya ide!! Bagaimana kalau kita, katakan peta!! Katakan petaa!!”
“Tapi Pet, dimana Boots
berada?”
Setelah suara jangkrik
berkicau, gue pada akhirnya nggak suka naik taksi. Yaya yang sudah menginjak level
advance sebagai penumpang TransJakarta menjemput gue ke kost.
Now, kita ada di ujung
Taman Mini Indonesia Indah!!!
Hal pertama yang kita
lakukan jelas beli tiket dulu. Gue rasa untuk bisa menjelajah Indonesia
berprovinsi 33 buah dengan luas
150 hektare dalam satu kayuhan kaki dengan durasi tak lebih dari hanya sehari,
harga 10ribu adalah harga yang terbilang super muraaaah!!
Hal yang gue sesalkan
adalah kenapa gue nggak mampu berpetualang bersama Sera di areal yang kalau
ditempuh dengan sebatas kaki bisa terjadi gempor ini?? Ohhh mennnn, apa lo
sanggup mengitari areal yang luasnya 150 hektar atau kalau diukur dengan kata
kata adalah juauuuuuh bingits!! Jelas saja jauuuh, orang banyaaaak sekali hal
yang bisa lo lihat dan kunjungi di TMII ini. Lo bisa ke buanyak anjungan daerah
atau rumah adat yang dibagi atas enam zona : Jawa, Sumatera, Kalimantan,
Sulawesi, Bali dan Nusa Tenggara, Maluku dan Papua. Tiap anjungan menampilkan
bangunan khas setempat. Anjungan ini juga menampilkan baju dan pakaian adat,
busana pernikahan, baju tari, serta artefak etnografi seperti senjata khas dan
perabot sehari-hari, model bangunan, dan kerajinan tangan. Semuanya ini
dimaksudkan untuk memberi informasi lengkap mengenai cara hidup tradisional
berbagai suku bangsa di Indonesia. Setiap anjungan provinsi juga dilengkapi
panggung, amfiteater atau auditorium untuk menampilkan berbagai tarian
tradisional, pertunjukan musik daerah, dan berbagai upacara adat yang biasanya
digelar pada hari Minggu. beberapa anjungan juga dilengkapi kafetaria atau
warung kecil yang menyajikan berbagai Masakan Indonesia khas provinsi tersebut,
serta dilengkapi toko cenderamata yang menjual berbagai kerajinan tangan, kaus,
dan berbagai cenderamata.
Tidak hanya rumah adat
yang gue pikir sebagai daya tarik paling utama, di TMII lu juga bisa lihat
sepuas puasnya buanyak museum, juga buanyak taman dan juga tempat ibadah dari
semua agam di Indonesia. Kurang gahoool apa coba??? Kalau lo penasaran, ke SINI aja dan lo akan tahu informasi lengkap tentang salah satu ‘harta’ Indonesia
ini.
Lo harus berbekal peta saat lo siap menjelajah Indonesia di sini!! |
Nahhh, masalah akan
datang saat orang orang macam gue ini ke sana hanya berbekal kaki dan cinta
doang. Andai gue mampu mengarungi jejalanan Jakarta dan mengelilingi TMII
bersama motor kesayangan gue, maka perjalanan gue kali ini akan jauh lebih
mudah dan indah!! Masalahnya gue nggak tau jalan dari kost sampai ke TMII. Gue kurang belajar.
Tapi jangan panik dulu.
Santay....santay... Lo bisa kok sewa sepeda onthel dari yang single sampai
sepeda couple. Lo juga bisa pinjem skuter. Bahkan, lo juga bisa dewa motor
dengan tarip 50ribu/jam atau kalau 2 jam jadi 80ribu/dua jam. Untuk sepeda, gue
baca di poster bisa sampai 15ribu saja per jam. Tapi, masalahnya adalah, apakah
cukup waktu sejam atau dua jam saja untuk bisa mengarungi Indonesia yang kaya
akan budaya ini menn??? Noooo....
Lalu, gue datang dengan
satu misi yang udah gue emban sejak kunjungan ini masih berlabuh sebatas angan
angan.
Setelah makan unyu di
salah satu makanan fast food di dalam TMII, gue dan Yaya antri dengan memegang
tiga lembar uang bergambar rumah limas. 10ribu berkali tiga!!
Begitu katam membayar,
gue dan Yaya lalu segera antri di tangga menuju puncak gemilangcahaya yang
berkelok kelok. Behhhh, cuman antri saja panjangnya bukan kepalang!!! Maklum,
gue dan Yaya berkunjung ke sana di hari Minggu, tertanggal 8 Juni 2014!!
antrinya udah kayak antri sembako murah plus susu gratis! |
Begitu gue berada di
dalam balok berjendela itu gue girang bukan kepalang!! Gue BBM sahabat gue, Uma
yang juga pingin bingit ke TMII. Mau norak bodo amat. Orang emang norak. *sikap
“Seeeeeph, mimpi gue
terlaksana, seeeeph!!! Gue telah mengatamkan mimpi kita yang tertunda untuk
bisa bergelantungan mengitari bumi pertiwi walau dalam wujud mini!!!”
Gue tunggu sekian lama,
cuman centang doang. Mungkin signal nggak mampu menelusup masuk ke balok ajaib
ini.
Gue tak henti hentinya
tengok kanan dan kiri. Di kanan gue, gue bisa melihat begitu banyak bangunan
dengan sentuhan budaya beraneka rupa berdiri megah berjejeran. Di kiri pun juga
sama. Jalanan berkelok kelok dengan taman taman yang tertata indah. Yang paling
membuat gue tersepona, eh terpesona adalah bangunan ini!!
bangunan unik di belakang gue ini apa yaaaa.... |
sumber |
Ternyata ini adalah
Instana Anak Anak Indonesia yang dinamakan Graha Widya Tama, berbentuk serupa istana
dalam dongeng Cinderella. Ini istana bukan istana biasa. Lo bisa lihat khan
menara yang menjulang tinggi ke angkasa menggambarkan tentang lambang
kebersamaan anak laki-laki dan anak perempuan dalam menggapai prestasi setinggi
langit!! Istana Anak-Anak Indonesia dibangun dengan dasar pemikiran bahwa
pendidikan anak-anak untuk menyongsong hari depan sangat penting. Istana ini
dilengkapi benda-benda peraga ilmu pengetahuan dan teknologi, alat musik
diatonik dan pentatonik, medan permainan sehat dan mendidik, serta alat peraga
lain yang menumbuhkan keinginan untuk tahu lebih banyak. Itu sebabnya hal yang
gue suka dari melakukan perjalanan adalah gue bisa menggapai inspirasi darimana
saja. Kali ini bahkan dari sebuah bangunan dengan pesan unik dan inspiratif di
dalamnya. Sebagai anak Indonesia, gue juga sedang menggelantungkan banyak mimpi
di langit langit hidup gue. Kata orang bijak, mimpi kita hanya sejauh do’a. Yang
jadi masalah, do’a itu sejauh apa. Tapi akhirnya tak masalah, selama do’a dan
usaha berjalan berdampingan, segala mimpi akan terjamah, InsyaAlloh....
Bagi gue, naik railway
atau kereta gantung ini adalah tujuan paling utama. Gue bisa seolah membelah Indonesia
yang cantik jelita ini hanya dengan seutas tali saja. Gue bisa melihat betapa
indahnya pulau Jawa, betapa seksinya Kalimantan dengan lekukan lekukannya,
betapa eksotisnya Papua dan eloknya pulau Sumatra yang seolah setiap pulaunya
saling berhadapan dan bersinergi menjadi Nusantara!! Itu khan asik.
walau mukanya kayak gitu, yang penting gue sedang menjangkau Sabang sampai Merauke!! Look at behind me!! |
Gue ‘mengudara’ selama
sekitar 15 menit, dari ujung depan menuju ujung belakang, dan kembali lagi ke
ujung depan. Dalam 15 menit ini gue disuguhi begitu banyak penorama penuh
budaya dan kental akan nuansa Indonesia.
Sayang seribu sayang, gue
rasa pengelolaan danau ini agak terbengkalai. Gue liat di Google, banyak orang
bahkan bisa menjamah setiap pulau dengan kapal kayuh bebek.
dilihat dari awang awang (sumber) |
iming iming saat lihat di Google |
Namun, saat gue
kesana, banyak bebek menggelepar di di sisi jembatan dengan dermaga yang sudah
rusak maksimal. Sekarang para pengunjung tidak bisa lagi mengitari danau itu
dengan si bebek. Padahal gue udah siap siap update status di Instagram bareng
bebek warna biru.
liat di pinggiran danau banyak bebek menggelepar dengan dermaga yang rusak berat. Ahhh, gue nggak jadi mendayung menjelajahi Nusantara :( |
“Gue dari pulau Sumatera,
sekarang mau menuju pulau Kalimantan, dilanjutkan Papua.” Lalu gue ngepost foto
sedang nggenjot bebek warna biru di tengah tengah danau. It’s gonna be huge!!
Tapi gagal.
Dan khayalan gue
terganggu dengan mentari yang sudah mulai menguning, tanda Minggu akan segera
berakhir. Gue yang baru menginjakkan kaki ke beberapa rumah adat harus menelan
kenyataan kalau gue harus cepet cepet pulang.
Tapi gue dan Yaya masih sempat mengunjungi beberapa rumah adat dan rumah ibadah like this!!
Liat tulisan di belakang Yaya bikin gue inget Ayah gue. Ayah gue selalu mewanti wanti sama gue satu hal. OJO DUMEH!! |
"Pliss deh mase ngikut pose aja." |
Dan beberapa lainnya yang tidak sempat terabadikan!!
But, it’s okay anyway.
Masih ada hari esok. Siapa tahu gue akan ke sini lagi dan bisa menjamah setiap
sudut TMII?? Kali ini cukup sampai di sini. Kali ini cukup mengobati kekecewaan
gue karena melewatkan tanggal merah di hari Selasa dan Kamis karena lagi lagi
virus Mumps. Bahkan, lo bisa liat di hari Minggu itu pipi gue masih
menggembung.
Dan akhirnya gue dan Yaya
pulang ke kost masing masing dan bersiap menghadapi kenyataan lagi. Kembali gue
bergulat dengan para penumpang bis Trans Jakarta yang wajahnya banyak dihiasi
oleh masker dengan banyak variasi, tidak ketinggalan pula gue. Kembali gue
menjalankan rutinitas gue sebagai guru. Eitssss, tapi perjalanan gue belum
selesai sampai di sini.
Di Jakarta ini, masih ada
dua tempat lagi yang pingin bingit gue kunjungi. Yang pertama adalah Monas hingga
naik sampai ke atasnya, dan yang kedua adalah Dufan hingga naik wahana yang
paling ekstrim di sana!!! Ahhhh, gue nggak sabarr!! Apakah tahun ini gue bisa
ke kedua tempat yang juga merupakan icon Jeckardah itu??? Let’s see!!
Akhirulsalam, anak gaol Jeckardah asal Ambarawa dan Tuntang harus foto kayak gini.
References :
asik.. jalan-jalan lagi... kapan yah gue bisa?
BalasHapuswaah asik nih ceritanya. (y)
BalasHapuspengen kesana jugaa. kapan bisa ya? haha
Cuman bisa bergumam "ohh, keren, kapan kesana?"
BalasHapusUdah ah, bikin ngiri aja. di Riau sedikit banget tempat rekreasi, itupun belum ada yang pernah dikunjungi :D.
aaaaak tmii emang gapernah bosen di kunjungin.. pengen balik lagi kesana.. bikin iri aja ah ka mey mencuri start jalan2 haha ._.
BalasHapusah tidaaaak aku mau aku mau , ajakin dong kesana hehehehehehehehehehe
BalasHapusbtw itu pulau nya kecil bener dah :3 kayak lapangan golf sepertinya.
aku mau yang rumah disney itu loh >.<
emang cakep kalo diliat dari atas, pulau2nya jadi keliatan. meski sekarang ga sehijau dulu.
BalasHapusbtw belum pernah ke monas sama dufan ya? anak gaholkah? hahahaha *guepuas
Kak, btw gimana kabar pipinya? udah sehat kan? udah agak kempes gitu, tapi masih agak besar juga sih hehe.
BalasHapuslagi-lagi dibikin ngenvy sama postingan jalan-jalannya Kak Mey. kali ini enak banget yaa, bisa mengitari Indonesia mini dengan kereta yang menggantung diseutas tali itu. meskipun antrinya panjang banget, tapi tentu terbayar pas udah naik kereta itu. selain lihat Indonesia mini, juga bisa liat bangunan-bangunan dan tempat ibadah yang beragam disitu. ahh asik banget!
kapan yaa gue bisa kesanaaaa?
oh iya, semoga keinginan Kakak yang dua itu bisa tercapai juga hehe
Aaahh... Postingan jalan-jalan... Ini membuat banyak dilema antara pengen kesana, tapi belom bisa, nggak sempet. Btw, ini asik banget ceritanya, ngalir dan keseruannya dapet. Apalagi pas naik kereta gantung... Asiiikk sumfeh.
BalasHapusSempet ga percaya istana anak indonesia ada di tmii, bangunannya bagus banget kyk disneylalnd gitu
BalasHapusEh ini bisa enggak sih bikin postingan tentang destinasi liburan kek gini tanpa harus bikin yang baca kepengen? >,<
BalasHapusAaaak ceritanya hidup, aku jadi berasa bergelantungan sungguhan! Jadi mungkin kalo kita pengen keliling Indonesia, mending dateng dulu ke miniaturnya aja dulu ya.. kayaknya lebih asik, bisa tahu budaya-budayanya juga. Nc post