“1...2...3...”
Wussss.....sekonyong konyongnya badan gue seperti terhempas di awang awang.
Hidup gue sepenuhnya gue percayakan kepada seutas tali yang mengikat gue di
beberapa titik. Gue buka lebar lebar lengan gue. “I believe I can fly” adalah
theme song yang kali ini gue usung. Jelas saja gue senang buka kepayang. Dengan
tubuh yang terus menukik turun gue benar benar bisa merasakan udara yang seakan
menabrak gue berulang kali. Lalu sejurus kemudian gue melemparkan kedua tangan
gue ke bawah dengan kepala yang menghadap ke atas, posisi santay kayak di
pantay dengan mata tertutup. Ahh, sensasi ketinggian yang dikolaborasikan
dengan kecepatan selalu menerbangkan gue ke awang awang. Iyeee, gue memang lagi
di awang awang!!
FIELDTRIP (again) !!
Yapp, setelah gue dan anak
anak Steps2Success, tempat gue mengajar puas memandang betapa kekarnya zebra
dan gajah, lalu melihat burung beo dan beruang laut yang bisa bergoyang, pula
gorilla yang tatapan matanya tajam kayak Kim Soo Hyun di drama Korea My Love from Another Star di kebun binatang Ragunan, kini
giliran kita bersinergi dengan alam dan mencoba berbagai permainan
tradisional!!
23 Juni 2014!!
Begitu sampai di Taman
Budaya, Sentul mata gue langsung dimanjakan oleh pepohonan dengan lapangan luas
berumput lebat dan juga banyak outbond stuff yang bisa memacu adrenalin, serupa
meniti jembatan di ketinggian, lalu meniti serupa blok blok dan masih banyak
lainnya. Areal Taman Budaya ini luas sekali dengan banyak pendopo. Setiap
pendopo atau hall nya memiliki fungsi tersendiri. Bahkan banyak pula mobil
mobil pribadi yang terparkir di halaman Taman Budaya dengan banyak para pekerja
kantor yang sedang mengadakan meeting dengan koleganya di sana.
salah satu spot Taman Budaya Sentul City |
Group Real Madrid cakep cakeeeep |
Taman Budaya Sentul ada di Jl. Siliwangi No. 1, Sentul City, West Java. Banyak kegiatan menarik yang ditawarkan di tempat ini untuk bermacam acara serupa jalan jalan, piknik, training dan team building dan bahkan meeting. Bahkan, para peserta bisa memilih sendiri paket yang diinginkan dengan rincian harga. Bisa tuh cari di Google untuk informasi lebih lanjuuut :)
Setelah sempat minum teh
dan makan snack yang disediakan, kita langsung beranjak ke sebuah lapangan yang
bersisian dengan pohon pinus. Grup yang sebelumnya dibagi menjadi tiga grup
dengan nama masing masing adalah Arsenal, Real Madrid dan Chelsea sudah mulai
dengan satu set tenda berikut trainernya. Grup gue, Real Madrid yang memang
anaknya sudah gede gede langsung berbagi tugas untuk mendirikan tenda. Gue
sebagai Miss yang –alay- baik jelas tidak ketinggalan untuk membidik setiap
gerak gerik mereka. Gue ambil dari angle yang berbeda beda, dari Utara, Timur,
Selatan barat daya, barat barat laut, komplit. Gue juga tak henti hentinya
meneriakkan semangat kepada ke-14 murid murid gue yang unyuk unyuk ini.
Miss Ika, Miss Mey, Miss Shaky siap beraksi!! |
Groupnya Miss Mey, cemunguthhhh!! |
“Cemunguddddddh eaaaaa
kakaaaaaaakkk” Sebenarnya gue mau menyemangati mereka serupa ini sambil goyang
Morena. Namun, sedetik sebelum gue melakukannya, Tinky Winky tiba tiba muncul
dan mendekati gue.
“Hehh Mey, kalo gurunya
kayak gituuu, mau jadi apa bangsa ini??” Gue tersadar. Setelah istighfar selama
33 kali pake ruas jari kanan, gue melanjutkan sesi foto foto gue sambil
sesekali berujar.
“Come on, fighting!!”
Violaaaaa....Real Madrid
was the winner!!
Selesai mendirikan tenda,
acara selanjutnya adalah bakar bakar. Ehhh no, kite nggak lagi mau bikin rusuh,
ini bakar bukan sembarang bakar. Setelah capek mendirikan tenda, juga
menyalakan api unggun yang 7 hari 7 malam gue berfikir keras untuk mencari
esensinya dari bakar kayu di siang bolong itu apa juga nggak nemu nemu
jawabannya, akhirnya kite bakar jagung dan juga nugget campur sosis. Orang
jekardah bilang, ini barbeque.
Anak anak menyerbu jagung, nugget dan juga sosis bakar. Nyummiiii! |
Tansyah dan Dafa yang kemana mana selalu berdua. |
Saking banyaknya pasokan
sosis, gue sampai nggak sempet ngitung gue ngabisin sosis berapa. Sejak saat
itu juga gue berasumsi kalo sosis bakar itu paling enak dibandingkan dengan
penyajian sosis lainnya. Entah emang enak entah gue emang lagi kelaperan,
Allohualam. Yang jelas, gue dan miss miss lainnya, juga anak anak bisa makan
jagung, sosis, nugget sampai kenyang, pake bingit. Beberapa di antaranya sempet
banget main kejar kejaran, atau makan sosis sambil kayang tapi boong, juga pose
di sana sini dengan mama mama masing masing sebagai pengarah gaya, gue dan miss
miss lainnya sepakat untuk menikmati sosis dan temannya di tempat paling teduh.
Sumpeeeh, panas bangeeettt!! Apalagi saking pintarnya, gue pake baju dengan
warna mayoritas item. Tuh baju begitu diterpa sinar mentari, si baju dengan
sekonyong konyongnya langsung menyerap 90% UVA dan UVB.
“Noooo, don’t do thatt!!”
Larangan gue cuman masuk kuping kanan, keluar kuping kiri.
Asoynya lagi adalah
setelah puas menikmati bakar bakaran, kita harus kembali ke hall dan di sana
sudah menanti ber dus dus nasi berikut lauk pauknya yang menggoda. Saatnya
makan siaaaaaaang!!! Gue yang memang punya perut yang fleksibel langsung
membabat habis makanan gue tak bersisa. Ingatt, di belahan bumi yang lain jutaan
manusia bahkan menganggap sesuap nasi seberharga emas berlian.
Perut sudah kenyang, tapi
eitssss!! Ini belum selesai, sodara sodara. Mendirikan tenda, menyalakan api
unggun, dan barbeque baru permulaannya saja.
Masih banyak kegiatan
yang harus kita lakukan! Yaitu,
1. MEMBUAT JANGKRIK DARI
JANUR DAN WAYANG DARI BATANG KETELA POHON
Kita bergantian membuat
jangkrik dan wayang ini. Trainernya dengan sabar dan cekatan memberikan arahan
bagaimana caranya meliuk liukkan lalu menelusupkan janur yang sudah dibagi
menjadi dua.
“Is it like this, Miss??”
Alif, salah satu murid gue tanya sambil menunjukkan hasil lekukannya. Gue liat
dari beberapa angle dengan mata begitu fokus. Aliq mulai curiga.
“Coba liat punya Miss...”
Lalu Alif memusatkan pandangannya ke dua bilah janur yang sedari tadi gue
pegang.
“I lost my way...” Janur
yang terbelah itu baru diliukkan di ujung kanan satu kali, di ujung kiri satu
kali. Itu pun dilakukan oleh traineernya. Sisanya, gue kehilangan arah. Bahasa
gaolnya, aku ora iso.
“Miss, kalo menjalin
janur saja nggak bisa, gimana mau menjalin cinta dengan calon pasangan yang
lalu dilanjutkan menjalin masa depan bersama, Miss??”
Ahh, untung kalimat itu
nggak diucapkan oleh Alif. Dia masih polos, dan manis. Tuh liaaaat...
Lain cerita dengan
kelompok sebelah, Arsenal yang terlihat begitu semangat membuat wayang dari batang
ketela pohon!! Mungkin, seumur hidup mereka bermain dengan batang ketela pohon
juga baru kali ini. Hal itu tampak dari mata mereka yang berbinar binar dengan
senyum yang merekah. Senaaaaangg!!
Ngomong ngomong soal
batang ketela pohon, saat gue kecil gue puas mainan itu. Entah gue masak
beneran sama kompor dan alat masak mainan dari seng lalu gue makan beneran terus
diare, atau gue ubah menjadi kalung berliontin daun lima jari. Kali ini gue
akan memberikan tutorial bagaimana cara membuat kalung daun lima jari ala Miss
Mey.
Pertama, ambil satu batang lalu pisah menjadi dua bagian. Bukan, itu bukan dipatahkan tetapi batangnya dibagi dan dipisah menjadi dua bagian secara vertikal, menghasilkan dua batang yang masing masing bagiannya telah dipisah menjadi separo. Tapi ingat, hanya dipisahkan menjadi tengahnya, jangan sampai ujung ujung putusnya. Dia tetap menyatu. Nah, bentuk kalung sudah jadi. Sekarang, patahkan masing masing batang yang sudah separo tadi, tapi tidak sepenuhnya patah, akan ada semacam serat yang muncul begitu dipatahkan sepanjang sekitar 1 cm. Nah, patahkan semuanya dan hingga menjadi gambar serupa ini... -----......------......-----.... garis untuk batang, dan titik titik untuk seratnya. Mudah bukan??
2. BERMAIN CONGKLAK
Nahhh, ini dia..kalo di
Jawa disebutnya dakon. Mereka dengan antusias bermain congklak setelah
diajarkan cara bermain oleh traineernya. Dari murid balita hingga murid remaja
dengan semangat ingin menang terus memindahkan rumah keong kecil kecil itu dari
lekukan satu ke lekukan lainnya. Senyum mereka akan semakin merekah begitu
mereka bisa ‘menembak’ sejumlah biji milik lawan dan menumpuknya di lumbung
masing masing, lekukan paling besar di masing masing ujung congklak.
Miss Dian dan murid muridnya serius abiss |
Gran dan Gamma yang biasanya main bidang datar bisa diusap sekarang main congklak.. Mungkin nanti bisa ada congklak versi mobile. |
Nah, congklak ini juga
mainan yang sudah sangat familiarrr buat gue. Cuman, kalo dulu gue dan teman
teman gue lebih kreatip. Kita nggak butuh rumah keong atau pun papan
congklaknya. Gue beserta teman teman lainnya akan membentuk formasi dua dua,
lalu berjongkok di tanah lapang tak berumput. Hanya dengan bermodalkan sebatang
kayu untuk menggambar pola dan banyak kerikil untuk bijinya, kita sudah bisa
bermain congklak massal. Indahnya dunia ini....
3. FLYING FOX!
Menurut gue, ini adalah
bagian yang paling disukai oleh anak anak yang berani naik. Dengan berurutan
mereka antri dipasang pengaman lalu serempak jalan ke sisi areal lainnya yang
lebih tinggi demi meluncur cepat di udara!!
“ I want again,
Miss...again...” Bahkan, beberapa murid ingin megecap sensasinya berulang kali.
Tak kalah dengan yang
lain, gue dan Miss Miss lainnya pun juga ingin merasakan sensasi terhempas ke
udara dengan seutas tali sebagai penyokong nyawa. Asiknya lagi, kalau anak anak
meluncur dari lantai kedua, kalau kita meluncur dari lantai paling atas!!! Walau
pun flying fox ini masih biasa dibandingkan dengan fying fox yang pernah gue
coba di Sidomukti, Bandungan Jawa Tengah, tetapi sensasinya cukup asoy karena
jaraknya juga yang lumayan jauh. Gue yang begitu semangat langsung meluncur
kloter pertama, disusul oleh miss miss yang lainnya.
To be honest, flying fox
is indeed relaxing and refreshing!!
3. MELUKIS LAYANG LAYANG
DAN MENERBANGKANNYA!
Ini adalah acara
pamungkas, tepat saat sinar mentari yang membara tadi sudah mulai melunak.
Sinarnya mulai menguning dan begitu selesai melukis layang layang, kini
lapangan luas yang membentang di hapadan kita sudah menunggu untuk dijamah.
Anak anak yang sudah
katam melukis langsung berhamburan!!
“Miss coba dibantu Miss,
dia baru pertama kali main layang layang. Nggak tahu caranya...” Ucap salah
satu nenek yang mengantar anaknya.
Beberapa kali gue
membantu mereka memegangi layang layang. Dalam hitungan ketiga gue angkat
layang layang begitu tinggi dan gue lepaskan. Mereka berlari sekencang
kencangnya mengitari lapangan demi layang layang yang mengangkasa tinggi.
Nih anak dari awal sampai akhir kerjaannya lari muterin lapangan. Demi apah??? Demi layang layangan bertuliskan Gamma yang terus mengangkasa. Luar biasa, Semangaaaaat Gammaaaa!! |
Layang Layang tertinggi, layang layang milik Tansyah!! |
Bahkan, sekarang papa dan
mama mereka ikut andil dalam menerbangkan layang layang sekalian mengingat masa
kecil mereka. Gue yang kehabisan stok layang layang dan nggak punya layang
layang untuk diterbangkan langsung mencari posisi di tengah lapangan dan
memegangi layang layang siapa saja yang membutuhkan. Posisi gue mulia sekali.
“Miss...help me Miss..”
“Miss, I cannot Miss...”
“Miss...benangnya
ruwet...”
“Miss....I’m
tired...gantian Miss yang lari...”
“Baby, 23 my age...masa
Miss lari lari nerbangin layang layanggg...” Gue akhirnya kayang.
Tapi nggak papa, sewaktu
kecil pun gue sudah sangat puassss bermain layang layang di pematang sawah yang
anginnya super kencang. Di sana, dulu, gue nggak perlu lari lari karena selain
nanti kecemplung di sawah juga anginnya bisa sangat diandalkan. Dulu, sepulang
sekolah di SD Isdiman saat layang layang sedang naik daun, gue dan teman teman
langsung nyanyi,
“Kuambil buluh sebatang
Kupotong sama panjang
Kuraut dan kutimbang dengan benang
Kujadikan layang-layang
Bermain berlari
Bermain layang-layang
Berlari kubawa ke tanah lapang
Hatiku riang dan senang”
Walo akhirnya demi save
energy and time kita beli jadi di warung Mbak Sih dengan banyak varian gambar
seperti Power Rangers, Ultraman, juga Batman. Berbondong bondong kita ke
pematang sawah yang berdekatan dengan Mesjid Isdiman. Kadang kita juga bermain
layang layang di jalan desa yang masih langka sepeda motor. Dulu, anak SD lebih
suka berlarian atau bersepeda. Kini, anak anak TK sudah mahir menarik gas di
ujung tangan kanan dan kebut kebutan.
Seru khaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaannn,
it is our holiday activity!!
Setelah muka dan tubuh
mereka dibanjiri keringat sehabis lari lari mengitari lapangan sebanyak tujuh
kali dilanjutkan lempar jumroh, akhirnya mereka kehabisan energi. Lalu, kita
pulang dengan mengulum senyum penuh kepuasan. Mereka juga dengan membawa oleh
oleh berupa jangkrik, wayang, dan tak lupa marterpiece mereka, layang layang
warna warni!! Hopefully they have a colorful life as their kites. Hopefully
they can soar and fly just like the kites. May my students have a wonderful
life. I love them sooooo much!!
Kapan kapan lagi eaaaaa :) Kemana lagi kitaaaaaaaaaaaahhh?? |
Wah seru kayanya ya di taman budaya sentul. Jadi Pengen kesana. Sungguh keadaan alam yang bagus tuh buar bermain sambil belajar . Great Moment!!!!
BalasHapusthank you ini memang greaaaaaaaaaaaaaaat :)
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusinget jaman kecil pas main dakonan
BalasHapusjadi pengen main dakonan lagi
*u know what i mean
semoga aja tempat seperti ini terus ada dan makin benyak
agar permainan2 keren ini tetap ada dan ga hilang
maksutnya jadi pingin kecil lagi??? ntar lomba dokter kecil lagiii??? hahahaha
Hapusaamiin, ntar lu kalo udah punya anak jugak, ajarin noh mainan dakoon
Seru yah tempat jalan-jalannya apalagi bareng anak-anak kecil yang masih unyu-unyu...
BalasHapuskeren yaa wisatanya.. :3
BalasHapuseh itu kok jangkriknya mirip belalang yaa? bisa gak ajarin aku buat begituan?.. aku bikin ketupat sayur aja gak bisa soalnya :(
Indahnya berwisata :D berwisata menyegarkan otak, kapan-kapan gue kesana lah :)
BalasHapusAs always ini Miss yang umurnya udah 23 selalu bikin ngenvy tiap jalan-jalan sama anak-anaknya. Kayaknya sering banget kalian piknik ya Kak?
BalasHapusFieldtripnya emang seru. Apalagi bareng anak-anak. Mereka antusias banget bikin jangkrik dan yang lainnya. Viewnya juga bagus Kak. Tempat itu kayaknya emang cocok buat bawa anak-anak karena selain main, juga ada edukasinya.
Btw liat foto Kak Mey naik flying fox, huhuu jadi kangen naik itu. Udah lama banget gak ngerasain terbang lagi. Huh :(
Asyikk yah jadi guru gitu jadi ada kesempatan fieltrip sama murid-muridnya... keliatannya seru banget deh... aaakkk kak Mey selalu bikin envy saja dengan foto jalan-jalannya...
BalasHapusoh ya Dari semua kegiatan di ataas... cuma no. dua dan tiga aja yang saya tahu... jadi keinget dulu saya hobi banget main congklak... trus yang layang-layang itu gak tahu main sih cuma suka liat ank2 yg main layang2 sama suka banget dengan lagunya... asli klu dengar lagu itu pasti efeknya saya langsung kayak diseret ke masa lalu dan jadi keinget deh dengan masa kecil saya yang unyu2 gimana gt, hehehe
haloo ka meyy.... long time no see. baru sempet main ke blognya lagi nih. hahhaha
BalasHapussekarang udah resmi jadi guru gaul. mengajarkan anaknya berbagai pengalaman. yang sebelumnya dikiran mengajar kesesatan *eeh *kidding. tapi nggak di ragukan lagi yak. udah gitu jalan'' kemana-mana lagi. keerrn banget jadi guru. selain ilmunya sebagai amal jariyah, bisa jalan'' baareng sama murid'' lagi. mantabbb.
kayaknya yang paling enak sih, main flaying fox. dan gue sama sekali belum pernah naik gitu. kampreet. padahal seru banget tuh yak. sebenernya gue takut ketinggian sih, tapi penasaran juga mau liat viewnya ketika naik flaying fox. besok'' harus bisa naik gituan ahhh.
kalo liat layang'' gitu, kadang'' kangen masa'' kecil. biasanya main layangan gitu pas kecil. dan sayangnya, anak'' kecil zaman sekarang lebih milih main gadget ketimbang main layangan. bersyukur banget, bisa main layang''an d tempat yg luas kayak gitu.
woooooooohhhhhhhhhh ~~ indah banget dan merasa free bisa kembali ke alam..
BalasHapusitu seru banget kak mey outbondnya aaaaaaaaaaaakkkkkkkk *kibar kibar badan*
bisa main di alam bebas sama anak-anak lagi..
teriakan dan tawa mereka uwuwuwuwu ~
belum lagi pada saat main bersamanya ..
main layangan juga, aaaaaaakkkk nggak ada kata selain AWESOME!! mbak mey :)
Ini Miss Mey kerja apasih?
BalasHapuskok bisa jalan-jalan sama anak-anak gini?
pengen daftar kerja kayak gini aja..
biar asoy..
waaah pembina di klub Real Madrid nih, aku suka klub sepak bolanya loh Kak hehe. maaf kalo gak nyambung. tapi kalo jadi pembina itu emang asik sih. kita bisa nyuruh-nyuruh murid buat bangun tenda dan kita cuman mantau dan teriakin semangaaat hehe. apalagi setelah itu ada acara bakar-bakar jagung dan sosis, hmmm mantap lah.
BalasHapustapi itu masih permulaan aja sih, acara selanjutnya justru malah gak kalah keren. mereka kreatif banget bisa bikin Jangkrik dari janur. waah aku yakin nih kalo musim hari raya ketupat nanti, pasti janur-janur ibu mereka bakalan di buat menyerupai jangkrik semua wkwk.
tapi kayaknya yang paling seru itu nerbangin layang-layang deh. anak-anak bisa berlarian bebas di lapangan sambil memegang senar layangan mereka masing-masing kemudian berusaha menerbangkan layang-layangnya. aku jadi inget masa kecil dulu waktu aku kesulitan buat nerbangin layang-layang. mungkin mereka juga kesulitan pas nerbangin layang-layang, sampe-sampe Gamma rela muterin lapangan demi layangannya agar bisa mengudara di angkasa. kamu keren Gamma.
Wah hidup ka mey selalu menyenangkan gini ya, kok beda sama aku ( ._.)/|
BalasHapusKarya wisata bareng muridnya, keren banget. Mau dong di ajarin sama miss mey... :3 #ehh
Kegiatan kayak gini emang lagi trend ya... Ngajak anak belajar sambil bermain, kalo dulu mah main..ya main aja.. Gak usah belajar. Hahaha xD
Belum pernah bikin jangkrik dari janur. Jadi pengen banget, ajarin aku dong, Mey. Buat Palungku, hihi.
BalasHapusSeru jalan bareng anak-anak itu, bakat banget jadi emak-emak nantinya. Butuh kesabaran.
Di kampungku anak sini main sambil belajar, kok. Kayak bikin momobilan yang bisa didorong, bahannya kaleng susu atau sarden bekas plus bambu dan karet gelang. Gak ada flying fox, yang adanya ya naik pohon untuk apa saja gitu.
BTW, lain kali jangan pakai baju itam, 'kan matahari akan bandel tetap menjatuhkan teriknya pada pemakai hitam, mangsa empuk, mending taruh telur mentah di atas baju warna hitam, siapa tahu matang, hehe becanda.
iburan terus kayaknya..kemarin main...ini main kayak gini lagi..keren banget deh...apalagi permainannya tradisional gitu...keren...ini bakal jadi cerita buat nanti gede...dan sekarang nggak ngelupain budaya sendiri....
BalasHapusakakakaka..kan nggak apa-apa kak meikke..masa muridnya dong yang lari-lari nerbaingin layangan,,,,gurunya kan juga mesti nyoba..meskipun udah 23 tahun...harus tetep kuat lari ekekeke