“Dany! Bilang satu dua
tiga nanti aku lompat ye..”
“Iyeee...”
“Dany, now!”
“One.two..threee..”
Dan dengan kekuatan
sekuat kuatnya gue menolak bumi dan seakan terbang beberapa detik dan ceperet!!
Lensa kamera mengabadikan lompatan gue. Ini bukan lompatan biasa. Walopun
lompatnya keliatan maksa, tapi gue bangga. Gue lompat di depan sebuah monumen
kece dengan background hewan paling disegani di Indonesia, Sang Garuda!! Alih
alih ingin menyamakan tema, gue pose ‘terbang’ atau kerennya levitation.
Dan berkiblat pada
levitation awesome kayak gini,
Gue mencoba sekuat
tenaga, dan begini jadinya.
Tapi nggak papa, kapan
kapan coba lagi. Yang terpenting, sekarang setelah mengatamkan langkah
menyaksikan kawah menganga di Kawah Gunung Tangkuban Perahu, sekarang gue
menginjakkan kaki di pelataran monumen dengan ‘bambu’ runcing raksasa di kanan
kirinya sebagai lambang perjuangan fisik rakyat Bandung melawan penjajah.
Filosofi bambu yang tumbuh sebagai rumpun-rumpun yang berserakan juga menggambarkan
pluralitas budaya Sunda (Banten, Bandung, Kuningan, Sumedang, Garut, dll.). Ini
jelas keren banget dah.
Dan yang bikin gue takjub
meletup letup adalah letak monumen ini. Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat
(MPRJB) terletak di kawasan terbuka sisi Utara Gedung Sate, bergaris bentang
lurus antara Gedung Sate, Lapangan Gasibu dengan "MPRJB" sehingga
membentuk sebuah sumbu garis lurus dengan komplek kantor walikota (Gedung Sate)
dan DPRD tersebut. Kalau pandangan diteruskan lagi ke Utara, bertemulah kita
dengan Gunung Tangkuban Perahu. Widiiih...
sumber : Google |
---------------
4 Januari 2013.
Pukul 10 tepat gue
beserta bos menuruni Lembang dan melajukan mobil menuju Bandung. Kali ini gue
ikut bos gue dengan dalih gue pingin ikut sampai Pasteur dan setelah turun
nanti akan gue pikirkan bagaimana caranya bisa sampai Ciwalk yang bentuknya
kayak apa, ada atapnya apa nggak juga gue nggak tau. Yang terpenting, gue bisa
bersua dengan Dany dan mulai menjelajah sudut kota Bandung bersamanya. Itu
tekad gue.
Dan Alloh Maha Baik,
mempertemukan gue dengan orang orang yang begitu baik. Bos gue dengan baiknya
nganterin gue sampai ke Ciwalk walopun mereka sebenarnya nggak ke sana juga.
Dan gue akhirnya tau kalau Ciwalk itu mall. Mall dengan berjuta outlet yang
berjejer di sekitarnya. Mall yang bisa gue bilang mall rimbun karena di
dalamnya ada tumbuhannya. Dan gue dianterin bahkan sampai parkir dalamnya dan gue
nggak perlu panas panas cari tuh mall dari depan. Gue dianterin sampai di depan
pintu samping mall. Begitu gue turun dan mengucapkan terimakasih banyak beserta
semoga pahalamu besar di syurga, akhirnya gue melangkah masuk.
Widih, begitu masuk...gue
bertemu dengan mojang mojang cakep asli Bandung. Ada yang pake dress bunga
bunga selutut dipadu padankan wedges yang kemudian diserasikan dengan canvas
tote bag. Gue toleh ke kanan, widiiih..ada teteh geulis pisan pake maxi dress
yang berkibar kibar dengan high heels 7 cm bertahtakan jilbab model hana tajima
yang dilekuk lekuk sedemikian rupa. Nah, gue toleh ke bawah, ada flatshoes lalu
naik sedikit ada jeans yang kemudian T-shirt biru membalut tubuh bagian atas
dan dilengkapi dengan jilbab langsung pake warna coklat. Tak lupa di
punggungnya menempel manja backpack segede gaban dan pundaknya bergelantungan
shoulder bag gemuk dan tak lupa jaket putih tebel menggelayut di antara lengan.
Gue nggak ngerti lagi ini mau ngemoll apa mau naik gunung apa mau urbanisasi.
Setelah kayak anak ilang
salah kostum di mall, akhirnya Dany datang dengan riang gembira. Kita lalu
berpelukan kayak ibu ibu arisan dilanjutkan nari Teletubbies sambil memaju
majukan perut dengan kedua belah tangan berpegangan pinggang, tapi bukan goyang
oplosan. Nanti kena sensor.
Makanlah kita berdua tak
lupa foto foto demi serpihan masa yang bisa dikenang di lain masa.
Nah, puas mengisi dahaga,
gue dan dia move on ke kostnya. Begitu istirahat barang 15 menit, kita kembali
memakai tas ransel dan melangkahkan kaki ke Jalan Dipati Ukur No. 48, Bandung.
Enaknya lagi, dari kost
Dany menuju ke monumen ini, kita hanya butuh kaki, nggak butuh duit. Begitu
memutari monumen karena pintunya yang terselubung dan tersamarkan, akhirnya
sampailah kita ke dalam monumen yang berdiri megah nan artistik ini.
Sahabat gue, Lee Suhi
segera gue keluarkan untuk menangkap moment perjalanan gue kali ini. Gue dan
Dany pun kalap dibidik. Nempel di dinding kayak cecak, pura pura menangkap
angin dengan wajah, ngomong sama relief, dan berbagai pose kita lakoni.
di samping monumen |
menikmati kesejukan kota Bandung dengan background 'bambu' |
Gedung Sate samar terlihat
|
Mungkin, bagi masyarakat
luas, monumen ini terdengar asing. Begitu pula dengan gue. Yang gue tahu
sebelumnya hanyalah gedung sate yang memang merupakan icon kota Bandung nan
sejuk ini. Tapi, monumen ini juga sangat layak untuk dikunjungi sebelum
melanjutkan langkah ke gedung sate.
Dan lu tau, gedung ini
umurnya sama kek gue! Dia dibangun pada tahun 1991 dan selesai pada tahun 1995
yang dirancang oleh arsitek Bandung Slamet Wirasonjaya dan perupa Sunaryo.
Well, it is worth-going.
Trust me!!
simbol kota Bandung |
Puisi untuk para pemuda Indonesia dari Saini K.M "Siappp!!! Laksanakan!!" |
Relief bukti perjuangan Rakyat Bandung Jadi inget relief di Monumen Palagan, Ambarawa-Semarang! |
Begitu kita keluar area
monumen, tepat di depannya, ada sebuah taman memanjang yang mengarah ke gedung
sate. Di taman ini, ada beberapa orang yang mancing di sebuah kolam berair
hijau, lalu anak anak berlarian, para keluarga santay sejenak menikmat belaian
angin sore yang sejuk, dan para muda mudi tampak berbicara serius sambil duduk
di tempat duduk keramik yang memang disediakan di beberapa titik. Mungkin
mereka sedang membicarakan tentang masa depan hubungan mereka, tentang mau
dibawa kemana hubungan kita dilanjutkan aku tanpamu butiran debu.
Dan kita berdua, ya jelas
seperti ini.
ngejar burung, berasa kayak di Belanda. Cuman, kalau di Belanda itu burung Merpati, kalau yang ini burung Emprit. Tuh liat, banyaak di depan gue.. |
Puas menjamah setiap
sudut monumen, akhirnya kita akan ke icon terkenal di kota Bandung, bahkan di
sekujur Indonesia.\
Iye, kita
keeeeeeeeeeeeeeeee....... Gedung Sate!!
Reference : http://wikimapia.org/18406774/id/Monumen-Perjuangan-Rakyat-Jawa-Barat
Boleh lah ini, kalau ke bandung ngajak sekeluarga ke tempat ini. :)
BalasHapusLagi liburan ya mbak meykke?
BalasHapusHahaha tak ku sangka, ternyata mbak meykke narcis juga... tapi seru banget kan mbak??
Doyan liburan kayaknya mbak meyke. banyak hal yang di ceritakan di blognya: dari Tangkuban perahu (kemarin), Monumen perjuangan rakyat bandung, Monumen palagan Ambarwa, semarang. hebat banget.. kapan ni ke Surabaya?. Kopdar sama anak surabaya gitu. hehe..
BalasHapuswidiiihhh ini dia sambungannya ya, setelah jalan2 di sekitar kawah hihihi
BalasHapuskeren monumennya, itu foto melayangnya bagus banget, bisa tetap gaya walau lagi loncat, keren.
pengen kesana, itu kata2 di monumen, luar biasa ;D
tambah banyak aja jalan2nya non! heheee.
BalasHapuspalagi di sana hawanya seger, asik buat jalan2 outdoor.
mudah2an kapan2 aku bisa bolang ke bandung :-D
Aww dokter dany.. :3 #GagalFokus
BalasHapusWah baru tau monumen itu, Biasanya kan yg terkenal itu Gedung sate. Pantesan dindingnya udah kek gitu, jarang dirawat pasti. Eh mau dong ke ciwalk.. Pengen lihat teteh-teteh geulies.. :'3
awewe , itu ada foto yang blur ya mey? walah walah , mauu dong jalan jalan :v
BalasHapusgue kepengen banget ke sana , tapi gak ada duit -.-
wuiiihhh asyikkkk kak Mey kerjaannya jalan-jalan mulu jadi ngiri deh liat poto-potonya,, aaakkkkkk saya juga pengen ke sana ,, pengen injakin kaki di kota Bandung dan berpose juga di depan monumen itu tapi kapan?? *upst^^
BalasHapuswah wah kak mey ini bikin iri aja :D
BalasHapus