24 Agustus 2013
13.30 WIB
“Mbak, karena ini
waktunya tidak cukup, dengan terpaksa semua penumpang diturunkan di sini
mbak...”, ujar pak kondektur dengan tengik takzim.
“Pak, ini di Indonesia
bagian mana ya pak?”
“Ini di Jagorawi mbak...”
“Pak, saya sering denger
jagorawi tapi cuman di tipi pak, ini mananya Cicadas pak?”
“Itulah misteri kehidupan
yang harus mbak pecahkan sekarang...”
“Pak, jangan lakukan ini
pak! Salah saya apa paaaaak...”
“Tidak pak, ini tidak
mungkin terjadi. Tidaaaaaaaaaaaakkkk!!!”
Gue bak bayi kura kura
yang dilepaskan di tepi laut menjelang subuh...mau selamat atau tidak,
Allohualam.
Gue panik! Ini dimana aja
gue nggak paham, dan bahkan di kota yang katanya kejam ini gue akan dilepas dengan semena mena di
tepi jalan oleh bis yang gue tumpangin dari asal gue.
Nanti kalau gue diculik
gimana? Ato dibius? Ato barang gue yang sejagad raya ini dirampok gimana?? Coba
bayangkan gimana???? Gue baru hidup seperlima abad ditambah dua strip.
Gue turun dengan sempoyongan.
Muka gue udah buluk, hati jangan tanya. Ransel menggelayut mesra di punggung
gue, tas samping menempel erat di dada gue, tangan kanan gue mencengkeram tas raksasa
berisi baju , sedangkan tas kiri gue memegang dengan mahfum sekresek oleh oleh
untuk tante gue. Kaki gue bengkak kebanyakan duduk karena nggak mampu selonjor selama
19 jam!!!
“Miapah banget ini ya
Alloh...nggak beban barang nggak beban hidup sama semua....sama sama....BERATTTT!!!.”
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الأَمْوَالِ وَالأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepada kalian, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (Al-Baqarah:155)
Aamiin ya robbal alamiin...
------------------------
20 jam sebelumnya...
Alih alih ingin keluar
dari lingkaran yang gue ciptain selama bertahun tahun, alih alih tidak ingin
bak lari di treadmill, no matter how hard you run, no matter how fast you
struggle, even one step you won’t ever move on!! Alih alih mumpung muda, sehat,
mampu, dan hidup, gue ingin mencoba melewati garis pembatas zona aman gue, dan
mencoba hidup di segala ketidaknyaman dan ketidakamanan yang mungkin menghadang
di jalan nantinya. Alih alih capek ......galau.
17.00 WIB 23 Agustus 2013
Dengan suka cita gue
mulai berbenah. Perjalanan kali ini beda. Gue akan sendirian!! Gue akan menembus
kota Semarang, jauh keluar selama berjam jam, menembus Kendal, lalu Brebes,
hingga nantinya gue akan berlabuh di kota yang sejak lama gue tulis di Bucket
List gue. Tujuh taun bergumul di kota yang sama sudah sangat lebih dari cukup.
Sudah terlalu banyak kenangan yang berserakan di tiap tiap sudutnya, gue susah
bernapas.
Dari Ayah, adik berikut
kakek dan nenek semua nganterin gue ke terminal.
Mereka bak menggiring
bayi kura kura ke tengah lautan di ambang subuh.
Bis yang dijadwalkan
sampai terminal pada pukul 6 pada akhirnya muncul pukul setengah 8, sodara
sodara!
Akhirnya mereka ngelepas
gue. Ini adalah kali pertama gue dilepas, sejak gue tercipta sampai sekarang,
belum pernah sekali pun gue jauh dari Ayah dan Ibu. Gue nggak pernah nggak
pulang lebih dari seminggu.
Udah, gue duduk bersebelahan
sama om om!!
Di perjalanan, gue liat
jalanan sambil dengerin musik, biar keren, kayak di soundtrack film. Sampai di
Semarang, di kayak tol gitu gue bisa liat kelipan lampu lampu rumah penduduk
yang menempati kayak bukit kecil di seberang tol. Bagus!!
Lalu, gue mulai ngantuk
dan gue tidur, nanti bangun, tidur lagi, bangun lagi. Bukannya apa apa, pantat
gue mulai kesemutan dan dengkul gue mulai nyanyi lagunya SMASH.
“Kenapa dengkulku cenat
cenut tiap duduk lama”
Waktu gue lagi tidur
dengan sentosa, tiba tiba bis berhenti di tepi jalan.
“Ada apa ini? Sopirnya
kebelet pipis?”
Owh ternyata bukan. Dia
kemudian membuka mesin belakang, dan firasat gue....biasa aja. Gue jarang ada
firasat, kalo pun ada suka salah firasat.
Jam 12 akhirnya kita
sampai di restoran Gerbang Elok, banyak bis bis yang parkir di sana buat istirahat.
Seharusnya jam 10 nih sampa di sini!
Cekring!!
Delapan ribu gue menguap
bersama kemebulnya Pop Mie yang disiram air panas. Udah gitu doang.
Jam 1, jam 2, jam 3. Bis
nya nggak jalan jalan. Biasanya juga seperempat jam udah jalan, lah ini 3 jam,
bayangkan!!!
Dan tepat pukul jam 3,
kondektur berkata dengan takzim.
“Maaf bapak bapak ibu
ibu, berhubung ini bisnya rusak, oper bis yang satunya..”
Di dini hari, dimana mata
lagi lengket lengketnya, disuruh pindahan!!! Guenya pindahan dengan setengah sadar.Rasanya.... dan lo tau gue bawa
berapa barang? 4 barang. Jadi segala bidang tubuh gue kepake. Punggung, dada,
dan dua tangan gue. Udah tas gue beraaaat banget yang isinya baju. Nih liat
nih...
Ya syudah nggak papa...
Gue nggak SMS siapa siapa. Bisa bisa Ayah Ibu nenek gue nggak tidur semalaman doain gue
Gue akhirnya pindahan ke
nomor duduk yang sama, dan tidur dengan berbagai style.
Kadang kaki gue ongkang
ongkangin, kadang gue lipat terus gue atasin bertumpa pada sandaran punggung
seat depan gue, kadang gue miring terus kaki gue selonjorin, kadang gue lipat
tiga lipatan ke dalem, kadang gue lipat masukin tas. Paginya, belum juga
nyampe.
Jam 7 lewat....
Seharusnya menurut
prediksi pukul 7 gue udah menginjak tanah Gunung Putri, tempat dimana tante gue
tinggal. Yap, tapi manusia boleh merencanakan dan berusaha, Alloh lah yang
memutuskan dan menetapkan.
Pukul 7 gue masih sampai
Cirebon.
“Waalah..masih setengah
perjalanan itu Ke...”, sayup sayup suara tante gue di ujung gagang telepon
genggam.
Masih dengan aktivitas
yang sama, gue tidur, kepala gue berayun ayun di udara sedemikian rupa. Lalu,
gue terbangun karena kaget. Gue tidur lagi, lalu berayun, sebelum terjerebab
gue bangun lagi. Ya udah gitu aja terus. Bisanya juga baru kayak gitu.
Pukul 10. Kenikmatan
tidur gue kembali terganggu. Bisnya berhenti lagi!!
“Rusak lagi???”
Oh no. Ternyata, mampir makan
lagi.
Gue liat liat kaki gue
kok ada yang beda, kenapa sekarang lebih gendut, kaki bagian bawah gue keliatan
unyu dan imut, ibarat pipi dia chubby. Jari gue makin keliatan gede. Setelah
gue liat, amati, teliti, analisa,
Kaki gue...........
bengkak.
Gue kasian sama kaki gue.
Gue ajak dia jalan jalan, gue bertekad untuk no more Pop Mie, harus makan nasi.
Harus.
Sendirian kayak orang
ilang, gue pesen soto ayam satu sama teh manis.
“22ribu mbak...”
“Mbak, di Salatiga 22
ribu bisa makan chicken crispy steak sama just tomat mbak..”
Ya syudah.
Kaki gue rasanya udah
nggak karu karuan! Lutut gue sakit bangeeeet! Untungnya tubuh bagian lain sehat
wal’afiat. Kepala gue dalam keadaan bagus, tangan bisa berfungsi dengan baik,
perut alhamdulillah masih dalam keadaan yang bisa diharapkan. Tapi, karena
kebanyakan ngelipet dan kaki gue panjang, sirkulasi darah jadi tidak lancar dan
kaki gue bengkak.
Dan udah jam 10, saudara
saudara. Gue mencoba bersabar. Iya, hidup emang
“berakit rakit ke hulu,
berenang renang ke tepian...bersakit sakit dahulu bersenang senang????? Yak,
pinterrrr...kemudian...”
Tapi bukan jadi kayak
lagunya Slank!
“berakit rakit kita ke
hulu, berenang kita ke tepian, bersakit dahulu senang pun tak datang, malah
mati kemudian..”
Naudzublillah min dzalik.
Gue sabar, gue tidur
lagi...bangun bangun gue merasa ada yang aneh.
Kenapa ini jalan tol
semua? Biasanya juga kalau udah sampe kayak Cikarang, dan CI lainnya itu di
pinggiran kota. Ini kok malah kayak mau ke kota...
Udah jam 12 belum sampai
juga...nih kaki udah makin bengkak, gue takutnya kalau mbledos susah niupnya.
Ternyata apa???
Sopirnya tersesat!!! Tiap
bis itu pasti ada kode setiap kode serupa ‘D’, ‘A’, dan seterusnya itu mempunyai rute
yang berbeda. Bis gue yang semula D berganti dengan bis A karena rusak tadi.
Nah, sopir bis D karena kecapekan, takut terjadi apa apa, dia harus istirahat
digantikan oleh bis seri A. Lah, dia nya nggak hapal. Tersesat lah kita dan
nggak jalan di jalan yang semestinyaaa...
Gue yang kelewat capek
udah pasrah.
“Ah, terserah lah mau
sampe mana, terseraaaaaaaaaaaaah...”
Dari tante gue,
nenek,kakek, Ayah, Ibu, adik, semua SMS dan telepon berjamaah. Ini adalah kali
pertama gue ke Jakarta dengan kaki tangan sendiri tanpa siapa siapa. Sebagai
anak pertama dan juga cucu pertama, mereka panik. Lah apalagi gue -______-
Penumpang mulai berkicau.
“wah, ini tadi nggak usah
keluar udah sampe langsung ke pasar Rebo nih...”
“Iya kok malah bisa
sampai sini terus ini mau kemana nih??”
“udah kita turun sini aja
terus naik taksi sampai Cibinong..”
Lah gue??? Mereka enak at
least ada rencana pasti dan gambaran nyata untuk memecahkan permasalahan hidup mereka seturunnya dari
bis. Kalao gue??? Ini dimana aja gue nggak paham. Sama sekali.
Kenapa belum belum gini gue udah sengsaraaaaaa.....
Kenapa belum belum gini gue udah sengsaraaaaaa.....
Rencananya gue ikut bis
ini, duduk cantik tidur imut, sampai Gunung Putri gue siap siap, gue turun
dengan anggun, gue telpon tante gue dan tante gue menjemput dengan bijaksana.
Sesimple itu. Rencana tinggalah rencana. It is how life works, indeed!
Dalam kegamangan hidup
gue, ada gadis seusia gue,
“Mbak mau turun mana
mbak?”
“Cicadas mbak...”
“Wah, sama mbaaak!!!!Cicadasnya
mana mbak??”
“Gunung Putri, lha kamu
mana?”
“Ya Alloh, suama
mbaaak...turun di depan perumahan Griya Bukit Jaya mbak??”
“Iya..”
“Subhanalloh
mbaaak...sama mbaaaaak...”
Satu hal yang gue petik
dari sini.
Setiap kali Alloh
menggelontorkan tantangan dan test dan cobaan, di saat yang sama Alloh juga
menyediakan penolongnya atau pemecahnya atau kuncinya.
Lebah pun dikaruniai
racun berikut penawarnya. Setiap racun yang terkena manusia bisa disembuhkan
dengan tubuh lebah itu sendiri. Allohuakbar!
Lalu tragedi semena mena
itu pun terjadi. Gue yang semula tanpa harapan, kini harapan gue besar untuk
bisa sampai di rumah tante gue dengan usaha sendiri.
“Udah mbak, bareng aku
aja mbak..aku tahu kok mbak..”
Dan walau pun di Jakarta
tidak boleh terlalu percaya dengan orang lain, kali ini gue percaya. Dengan
tubuh penuh gandulan barang, gue turun dari bis dan menepi di pinggir jalan.
HP gue kalungkan di leher
gue dan bunyiii terus. Kadang Ayah gue, Ibu gue, nenek gue, dan tante gue. Rame
bangett! Tangan gue sibuk banget megangin barang sambil nyeret nyeret sisa
energi sepiring soto seharga 22ribu tadi, nggak sempet ngangkat. Lah, HP gue
semakin melengking lengking.
Alhamdulillah banget, gue
akhirnya bareng sama Mia, teman baru gue di Jekardah.
Gue ceritakan soal Mia.
Usia kita Cuma beda
sebulan tuaan dia. Dia berasal dari Secang dan mula merantau ke Jakarta dua
tahun yang lalu.
“Lha dulu waktu ke sini,
ikut siapa?”
“Nggak ikut siapa siapa,
dulu aku modal nekat. Lulus SMA, aku pingin ke Jakarta. Di Secang nggak ada apa
apa, ya udah aku nekat ke Jakarta.”
“Lah, terus tidurnya
dimana?”
“Sampai Jakarta aku
langsung cari kontrakan, jadi sangu uang gitu buat cari kontrakan dan makan.
Aku cuman dikasih alamat PT nya doang, alhamdulillah nya aku langsung diterima
di PT itu di bagian produksi, bikin kayak tissue ddl gitu..”
“Wah, keren banget
mbak!!! Aku aja belum berani kayak gitu..”
“Lha gimana mbak, kalo
nggak begini nanti nggak berubah hidupnya..kalau gini aku bisa kuliah sendiri,
udah semester 5 mbak dan udah bisa nyekolah adikku dua.”
Sumpah gue amazed banget
sama Mia. Perawakannya lebih kecil daripada gue, tetapi soal keberanian dan
niatnyaaa...jauuuuuuuuh jauuuuuh lebih besar daripada sekedar seorang gue ini.
“Keren sumpah mbak...”
“Tapi di Jakarta ini juga
aku tu ngerasain pahitnya hidup mbak..”
“Lho? Kenapa mbak?”
“Pas aku semester tiga,
kontrakanku kebobolan maling mbak, laptop, tabungan, uang ilang semua, bahkan
seratus perak aja aku nggak pegang mbak...aku nggak bisa makan..”
“Terus gimana mbak?”
“Ya udah aku utang utang
buat makan, tapi ya mbak..yang penting ada niat, yang nggak bisa makan entah
gimana caranya pasti ada aja sesuatu yang bikin kita bisa makan. Aku juga
sering nggak punya uang buat bayar kuliah, tapi nanti adaaa aja caranya biar
bisa bayar kuliah...Yang penting kalau niat ada jalan mbak...”
Gue manggut manggut,
meresapi kata per kata dari seorang Mia.
Saatnya turun.
Belum, belum sampai. Kita
harus naik angkot lagi. Setelah seperti anak terlantar di pinggir jalan,
akhirnya angkotnya datang juga. Kita naik lagi, gue setipis ini kurang bisa
cekatan naikin tas tas gue, beraaaat.
Dan di angkot ini Mia
kembali bercerita soal hidupnya yang gue pikir,
“Mia, you have
successfully gone out of your safe box!! You’re greattt!!”
Bayangkan, ke Jakarta
hanya bermodalkan uang pas pasan dan sebuah alamat!! Iya kalau alamatnya bener?
Kalau kayak yang dialamin Ayu Ting Ting gimana? Atau PT nya nggak nerima dia
bekerja? Mau gimana? Sendirian di Jakerdah!
“Wah, kita seumuran ya
mbak, aku juga 91 tapi akunya Mei..”
“Iya mbak, aku tuaan sebulan doang.”
“Iyalah mbak, mumpung
muda ya mbak..”
“Iya mbak, tapi aku kalau
ada yang ngajakin ya ayo..”
“Ngajakin apa mbak?”
“Nikah...hihihi..” Dia
tertawa..
“Owh, udah ada pacar ya
mbak di Jakarta?”
“Iya mbak, tapi
rencananya lulus kuliah dulu...kalau mbaknya? Pacarnya ditinggal di Semarang
dong? Udah ada ya mbak??”
“MBAAAAK, LIAT!!! ADA
PIRING TERBANG!!!!”
Setelah memberikan
lembaran uang 4ribu, sampailah gue pada tujuan awal gue!! Gue pisah sama dia
setelah tukeran nomor HP.
“Iya mbak, kapan kapan
kita dolan dan berbagi pemikiran mbak...”, katanya..
Saking baiknya dia bahkan
mau bilangin ke ojeknya sekalian soal alamat rumah tante gue. Nggak usah, gue
bilang.
Lah emang dasarnya di dunia ini ada 2 hal yang paling gampang gue lupain, arah jalan sama nama. Lah ini...belum ada sebulan gue ke sini karena tanggal 1 Agustus gue udah kesini interview di salah satu sekolah gitu tapi menganut 'Kegagalan adalah keberhasilan yang tinggal tertunda', gue sekarang ke sini lagi. Lah gitu gue udah bilang sama mang ojeknya, gitu ya cuman lurus aja terus belok kanan ke salah satu gang gtu udah sampai, gue tetep pake acara tersesat!!!! Gue muter muter dulu sambil telpon tante gue sambil nyanyi,
"Aku tersesat dan tak tau arah jalan pulaaaaang, aku tanpa mu butiran.....upil." Kenapa arah jalan aja lupaaaa mulu, lah gantian masa lalu aja....
Gue salah masuk gang, syedihhh!!! Tapi akhirnyaaaaaaaaaaaa
Lah emang dasarnya di dunia ini ada 2 hal yang paling gampang gue lupain, arah jalan sama nama. Lah ini...belum ada sebulan gue ke sini karena tanggal 1 Agustus gue udah kesini interview di salah satu sekolah gitu tapi menganut 'Kegagalan adalah keberhasilan yang tinggal tertunda', gue sekarang ke sini lagi. Lah gitu gue udah bilang sama mang ojeknya, gitu ya cuman lurus aja terus belok kanan ke salah satu gang gtu udah sampai, gue tetep pake acara tersesat!!!! Gue muter muter dulu sambil telpon tante gue sambil nyanyi,
"Aku tersesat dan tak tau arah jalan pulaaaaang, aku tanpa mu butiran.....upil." Kenapa arah jalan aja lupaaaa mulu, lah gantian masa lalu aja....
Gue salah masuk gang, syedihhh!!! Tapi akhirnyaaaaaaaaaaaa
14.30 WIB!!
Alhamdulillah!!! Berkat
pertolongan Alloh melalui seorang Mia gue bisa kembali ke jalan yang benar dan ketemu dengan
destination gue. Gue berharap gue bisa membayar kebaikan Mia, bisa bertemu dan
bisa dolan dolan bareng diaaaaa.... Dan dari perjalanan ini gue menggondol banyak sekali pelajaran hidup.
“Mia makasih yaaaa...”
Akhirnya, gue berhas
Akhirnya, gue berhas
Dan ini akan menjadikan
perjalanan gue pertama kali ke Jekardah seorang diri yang nggak akan gue
lupain.
Dan....
Wish me luck!!!
Fighting!!!
yatuhan panjang T.T
BalasHapusemg naik kereta ga bisa mbak ?
BalasHapusaku juga nantimau merantau ke sby tapi :3 kayanya harus kuat kaya mbak :3
uhm...jauh sih dan ga tau jalan juga @.@
Hapusia, harus kuat Fi, hidup emang begini @.@
apes gt ke :| pertama x tp udah pindah2an. Pake nyasar. Tp lu hebat bisa sabar. Mungkin kalo cewek laen udah nangis2 :D untung ada mia ya heh
BalasHapushahaha, wah gue hebat ya?? horeeee....hehehe, iya she is my hero..tpi belum ketemu lagi niiiih :3
Hapusallah selalu ada diaman hambanya sedang kesusahan.. :)
BalasHapuske jakarta, penuh perjuangan gitu yah, keren. smoga sukses ya di jakarta :D
aamiin makasih ya Pik :D. yeaaah, semangat!!!
Hapuskalo di jakarta itu susah nyari kerja, biaya hidup juga mahal banget. udah gitu macet lagi..
BalasHapuskalo aku sih baikan Di yogya, Murah-murah menn
hihi, lo udah pernah Aldisa??
HapusJadi itu piring terbang nya kemana kak? Pengalihan yang baik. Sangat baik :D
BalasHapusbuahahahaha, tau aja ih:p
HapusWaduh, gue baca perjalanan Kak Meyke jadi ngerasa miris2 lucu gimana gitu.
BalasHapusTapi salut deh kak, syukurlah kakak bisa dengan heboh-ehmaap hebat maksudnya,
iya, bisa dengan hebat nemuin jalan yang benar. Give thanks to Allah.. :)
hahahaha, iya nih Zakia, aku heboh gilak gini yaa, makasih lo udah dihibur dengan bilang kalo aku hebat. semoga someday bisa hebat beneran, aamiiin :)
HapusHarusnya naii kereta aja, Meyke. Yasudahlah udah nyampe kan sekarang? Keren ke Jakarta sekali dan sendirian. Saya mah beberapa kali baru boleh sendirian pp. Selamat datang di Jakarta. Smoga bisa kopdar sama Meyke nanti ya^^
BalasHapushihi, naik kereta jauh gitu sih cc Linaaa...jadi ya udah deh naik bis aja jadi langsung turun bisa langsung ada di depan perumahan tante aku gtu Linn, :D
Hapusiyaa, mauuuuk banget nih Lin, ayo kopdaaaaarrr!! :D
Aku juga dulu nekat kuliah ke Jakarta dan beberapa hari pertama rasanya sebel banget dengan hampir semua hal yang ada di Jakarta. Oh iya, ini tips... Kalo berinteraksi sama orang-orang di Jakarta (terutama pedagang, sopir angkot, dll.), jangan sampe mereka tahu kalo kita orang luar Jakarta. Paling penting sih, jangan sampe tunjukin logat daerah and talk like a real Batavian. Biasanya orang-orang yang nggak baik bakal manfaatin keadaan kita yang "asing" buat menguras duit kita.
BalasHapusTapi kalo udah kenal Jakarta, Jakarta itu kota menyenangkan kok. Di Jakarta tempat hiburannya lengkap. Seperti slogannya, ENJOY JAKARTA!
iya, tips mu akan aku amalkan ya cc Nisa :3
Hapusiyaaa, hehehehe, enjoy jakarta, enjoy our life. semangaaatttt!:D
Wahow! Aku yang tinggal di sana dari lahir sampe 10thn kemudian (sekarang udah pindah) gak bisa ngebayangin ._.
BalasHapusRibet ya, apalagi sendirian....
Setuju sama mbak nisa, tapi kayaknya di mana juga tips itu bisa dipake dan memang seharusnya dipake -_- kalau enggak ya konsekuensinya mau gak mau harus diterima :/
yaps, enjoy jakarta kak mey :D
hihi, orang jakarta asli nih ya Aini :3
Hapusiya, ya mumpung muda mumpung ada kesempatan dan juga waktu ya Aini :)
dulu aku juga seperti itu waktu ke jember pertama kali ditelantarin bus gak tahu dimana, memang berat hidup diperantauan tapi harus tetap semangat :D
BalasHapusiya bener banget!! SEMANGATTTT!!!
Hapusaku dulu waktu pertama pindah solo sendirian g ribet bgt sih soalnya naik bis dari semarang langsung turun kampus ga pake acara yg aneh2,mbak Mia keren banget sumpah,salut deh berani banget, haha ketahuan banget tuhh jom nya waktu ditanyain langsung mengalihkan pembicaraan :p cemungudh ya kakak di Jakarta
BalasHapusiyaa, gue juga harusnya kek gitu doang..turun dari bis udah deh dijemput Tante, tapi apa mau dikatalah Seeeh -.-
Hapusiya dia berani gilak emang!
iyaaaa, maacih eaaaaaaaaa...
keren mey perjuangannya. gue juga pertama kali ke jekardah emang gak beda jauh kek kisah mu itu mey. buta jalanan.
BalasHapussemangat ya mey. sukses terus buat hidupna... salam buat jokowi kalo ketemu :)
iyaaaa, makasih ya Ben!! hahaha, oke ntar aku salamin deh, hahahaa...
Hapusiya, doain yak Ben, lo juga. Semangat!!!
keren mbak keren
BalasHapussetiap kata dan setiap bau nafas yang menyengat bisa diresapi dengan cukup dalem :D
asyim nih bawa bawa bau napas :p
Hapusmakasih lo makasih :D
Meykeeeeeeeeee keren banget kamu ke Jakarta sendirian...
BalasHapussekolah yang kamu lamar dimana tuh???
mampir2 donk ke Cikarang, soalnya aku ngajar di Cikarang skg.
oya dlu aku juga pernah tersesat kyk kamu tapi alhamdulillah ada yang menolong, goodluck ya
hehehe, belum keren aku mbak Meiiii...@.@ doain one day bisa keren beneran yaaaak...
Hapusaku ga di sekolah sh mbak Meii, mau dooong...keren kali ya kalau kita bisa ketemu gitu di jekardah mbak Meiiiii :D
iya, alhamdulillah masih ada orang yang baik baik yaaa :D