Pesona Perpustakaan Daerah Salatiga!

Kalau kemarin aku menyehatkan mental dengan Berteriak Berjamaah bersama para sahabat kuliah yang super duper hebring di salah satu karaoke di bilangan Pancasila, lalu setelah itu mencoba menyehatkan jasmani dengan cara Bersepeda Bersepatu Roda di Selasar Kartini bersama sahabat super seru aku, kini saatnya aku mencoba untuk menyehatkan otak. Dan semua muanya aku lakukan di satu kota. Salatiga!

Salatiga dimanaaah??? DI SINI !!

Lalu kemana kaki korek api ini melangkah???

Sudah beberapa kali aku pingin banget bisa ke perpustakaan daerah Salatiga yang terletak di ujung Selasar Kartini yang mengarah ke Pancasila. Dan tiba tiba salah seorang sahabat aku , Shinta, mengajak aku untuk mengunjunginya karena dia sedang liburan dan bisa pulang.

Dan berkat Shinta, keinginan aku terkatamkan.

Bagi aku, ini adalah perpustakaan daerah paling cool yang pernah aku sambangi. Dilihat dari depan, sudah tidak terbantahkan lagi pesonanya. Keren!

Begitu masuk ke dalam, aku di sambut dengan display buku buku terbaru dan up-to-date. Di sebelah kanan dan kiri berdiri elok sekali deretan almari berkunci untuk menyimpan tas. Tepat di depan pintu, akan ada petugas beserta perangkatnya untuk keperluan mendaftar bagi para calon anggota. Sepengamatan aku ada tiga lantai. Lantai pertama dihubungkan dengan kelokan tangga yang waktu aku mau mencoba turun, “Dilarang turun selain Karyawan” berkumandang. Oke fine.

Nah, di lantai kedua, waktu aku masuk, posisi aku udah ada di lantai kedua, karena lantai pertama kayak di bawah tanah gitu. Begitu masuk pintu kedua setelah tempat pendaftaran itu, ruang multimedia terlihat di samping kiri disusul dengan tempat pengembalian dan peminjaman di sisi kanan. Di depan aku deretan rak buku tertata dengan begitu anggun. Juga, ada satu ruang yang kalau aku liat liat dikhususkan untuk tempat bermain anak anak dengan satu buah LCD sekitar 32 inch di dalamnya. Ada juga satu rak berisikan banyak wayang wayang eksotis.

Meniti tangga yang berkelok, aku dan sahabat aku sampai di lantai dua. Ini seru. Rak rak buku yang ditata sedemikian rupa berderetan cantik sekali. Ditambah banyak meja dan kursi di setiap sudut dan pinggir pinggirnya, langsung menghadap ke jendela. Jadi kita bisa membaca buku dengan penerangan maksimal dari cahaya yang menembus jendela jendela itu. Memang di hampir setiap sudutnya, jendela jendela berukuran sedang selalu dipadu padankan dengan meja dan kursi.

Aku membayangkan bisa menulis di sini aja rasanya bahagia. Nanti kayak di film film. Menulis dengan pemandangan terhampar di depan. Lalu minum kopi yang asapnya mengepul berarak arakan. Wah, asik lagi kalau menulis di depan pantai dengan angin berdesir desir dan deburan ombak yang bergulung gulung mengalunkan suara alam yang menenangkan dan meneduhkan. Oke itu kapan kapan.

Kalau tidak percaya pesona perpustakaan daerah Salatiga, aku bawa buktinya.

Nah, bagi penikmat internet gretongan, di lantai satu pun disediakan spot wifi dengan deretan kursi dan meja untuk para pengunjung. Cuman, aku nggak tahu kekuatan wifi bisa sampai di lantai dua atau tidak. Tapi, ada beberapa pengunjung yang sedang asyik dengan laptopnya sambil kadang tersenyum sendiri. Jadi, aku berasumsi pasti dia sedang internetan gratis. Raut muka mereka menggambarkan segalanya.

Soal buku, jangan ditanya. Walau pun terlihat agak kosong di rak rak nya itu, tapi memang karena selain terhitung baru, juga khan rak raknya memang buanyak dengan masing masing rak mengusung kategori buku sendiri sendiri. Mau buku apa? Buku keagamaan serupa agama Islam, Kristen, Katolik ada, buku motivasi ada, buku peternakan dan pertanian ada, novel novel dan karya fiksi pun exist, juga buku buku kecantikan pun ada. Semua adaaaaaah.

Shinta menemukan buku kecantikan yang mengupas secara menyeluruh dari hal type type wajah, alis, bulu mata, mata, hidung, dan bibir beserta cara mengoreksinya dengan menggunakan make up. Keren lah pokoknya. Perpustakaan daerah tak pernah sekeren ini setahu aku.

Walau pun keinginan aku terbesar setelah menamatkan apa yang aku mulai 4 tahun yang lalu ini adalah pergi dari Salatiga, tapi aku harus daftar jadi anggota dulu. Harus.

Syaratnya cukup mudah kok. Nih....

Waktu peminjaman adalah 3 hari dengan total maksimal buku 2 biji. Bisa diperpanjang sebanyak 2 kali dengan total hari 9 hari. Kalau telat mengembalikan, bukan uang dendanya. Melainkan, dimatikan hak meminjam selama masa keterlambatan. Artinya, kalau terlambat 3 hari maka 3 hari setelahnya tidak boleh meminjam buku. Ide brilian.

Bagi para manusia di Salatiga, kalau belum mampir di perpustakaan ini belum gaul banget. Apalagi bagi mereka yang hobi melahap buku, asupan gizi untuk otak, jendela ke dunia ilmu yang tak terbatas luasnya.

Mari ke perpustakaan daerah, mari memberi asupan pada otak!

Perpustakaan daerah di Ambarawa pun ada lho, hanya saja tidak sebesar dan selengkap di sini. Tetapi, buku yang ditawarkan tak kalah serunya. Juga, wifi eksis menyeruak di segala sisi perpustakaan daerah. Kapan ya bisa ke sana lagi....

Additional :

Saat akan pulang dan melewati Selasar Kartini sehabis hujan, aku dan Shinta tidak bisa menahan hasrat untuk tidak berpose. Ehm...ini bonus. Kalau tidak kuat, lompati saja nggak papa kok..

Selasar Kartini sehabis hujan.

Terimakasih untuk sahabat aku yang mau meluangkan waktu untuk bisa menyambangi perpustakaan daerah Salatiga bersama aku. Juga, terimakasih untuk kado ulang tahun berupa buku yang didesign buagus sekali. Kado tak pernah sekreatif ini. Maaciiiiiiiiiiih :3