MASIGNASUKAv102
1413081431726134975

Melongok "Warisan" VOC di Benteng Willem 1, Ambarawa

Melongok "Warisan" VOC di Benteng Willem 1, Ambarawa
Add Comments
Senin, 06 Mei 2013

Eksotis, klasik,mistis,  renta tapi kokoh. 5 gambaran yang menurut saya pantas disandangkan untuk Benteng yang satu ini. Benteng ini oleh warga setempat disebut benteng Pendem, dan  ternyata namanya adalah Benteng Willem 1, diambil dari nama King Willem 1.

Seperti yang saya ceritakan kemarin di postingan saya yang bertemakan Monumen Palagan, bisa dilihat di SINI,  Ambarawa adalah kota kecil penuuuuuh sejarah. Bahkan pada masanya Ir Soekarno pernah berkunjung ke sini juga untuk mengurusi kedaulatan RI yang saat itu berusaha digoyahkan oleh Sekutu dan NICA. Lalu, apa hubungannya dengan benteng Pendem atau Willem ini??

Benteng ini sudah berdiri kokoh puluhan tahun sebelum kejadian Perang Empat hari di Ambarawa itu, saudara saudara. 


Kalau waktu peperangan empat hari itu Sekutu sempat terdesak mundur sampai Benteng Pemdem, ternyata benteng ini sudah dibangun pada tahun 1834 yang baru berakhir pada tahun 1845. Untuk prosesnya saja dibutuhkan waktu 11 tahun. Daebak!! Daebaknya lagi dari tahun 1845 sampai 2013 benteng itu masih gagah walau sempat ramai diberitakan terkait kurangnya pemeliharaan oleh pemerintah setempat dan terlihat mengenaskan. Dulu.

Kembali ke ratusan tahun yang lalu, benteng ini untuk apa oleh siapa?? 


Pasti masih ingat waktu SMP dulu kalau Indonesia ini dijajah VOC selama beratus ratus tahun karena VOC pertama kali mendarat di Indonesia itu pada tahun 1596. Dan, pada masa itu Ambarawa (kota saya, red) dianggap sebagai titik sumbu strategis antara Semarang dan Surakarta. Pada awal abad 18, VOC membangun benteng benteng di sepanjang jalur Semarang – Oenarang (sekarang Ungaran) – Salatiga – Surakarta (Solo). Rancangan ini dimaksudkan untuk pengembangan hubungan dengan Kerajaan Mataram. Kamp kamp militer juga dibangun di kota kota yang dilalui, tak terkecuali Ambarawa. Nah, dan pada akhirnya terbentuklah benteng Pendem nan megah ini dengan tujuan sebagai penyimpanan logistik dan barak militer.

Oke sip.

Dan akhirnya saya dan kedua teman unyu saya bisa melongok ke Benteng Pemdem. Hati saya agak tertatih kalau ingat seumur umur saya belum pernah ke sana. Ambarawan macam apa saya?

Dan berkat kedua teman unyu saya, saya bisa mendaratkan langkah saya di benteng yang katanya termasuk tempat asik untuk uka uka itu.

Yanta dan Angga. Kedua teman saya. Ini adalah jalan jalan kedua kalinya. Hanya saja teman saya yang lain, Agam tidak bisa ikut serta tersendat skripsi yang merengek minta segera ditamatkan. Profil kami bisa dilihat di SINI , di perjalanan bersama perdana kita. *penting????

Dan jadilah kita bertiga, Selasa 30 April 2013 menjejaki sejarah beratus ratuh tahun yang lalu bersama. Haha...

Kalau kamu sudah berada di Rumah Sakit umum Ambarawa, di samping Lapangan Jenderal Sudirman yang patungnya Bapak Sudirman sedang hormat grak  tegap menantang langit itu, itu artinya Benteng sudah di pelupuk mata. Tinggal masuk gapura persis di sebelah Rumah Sakit dan menyelusuri jalan kecil sebentar. Di sepanjang perjalanan, tengoklah sebelah kanan dan hamparan hehijauan akan bergoyang goyang menyambut kamu, plus Ibu Ibu petani yang dengan penuh cinta memelihara padinya.

Dimanakah Ambarawa?? Ambarawa adalah kota kecil yang berkabupatenkan Semarang. Cari google bagi kamu yang di luar daerah. Sudahlah pasti ketemu. Oke ya?? Oke?? Okeee...

“Amit Bu..nderek langkung Bu...”, ucap Angga superrr ramah.



Dan sekitar 300 meter, bongkahan bangunan berdinding tebal berumur tujuh turunan itu sudah benar benar di pelupuk mata!!!

Dan –syuting- pemotretan –artis- oleh kita para anak manusia narsis pun disegerakan.

Saya yakin sekalinya kamu mengunjungi tempat yang walau terkesan mistis tapi eksotis ini, kamu tidak akan menyesal. It is worth-visiting!! It is damned awesome!!! Dan......ini GRATIS, saudara saudara. Kurang apalagi???











Dan bila tempat tempat anggun itu disandingkan dengan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa akan menjadi seperti ini.















“Wah pak, rumahnya sini to pak?”, tanya Angga di sela sela –pemotretan- foto foto kita. Saat itu Yanta masih sibuk dengan piranti canggihnya.

“Wah, saya di sini sudah setahunan...”

“Owh baru ya pak, nggak takut ya pak?”, saya kemudian ikut bertanya.

“Ya sama latihan uka uka...”

“Udah liat apa aja Pak?”, saya sangat antusias dengan hal hal semacam itu. Dulu, waktu uka uka di TPI dan Dunia Lain di Trans TV masih eksis, saya tidak pernah melewatkannya. -_______-

“Owh, saya tapi juga udah pernah di Papua selama 10 tahun kok..terus di daerah lainnya juga..La umur kamu berapa?”

“17 tahun pak,”, lalu saya takut dosa, jadi nggak jadi bilang begitu.

“21 tahun pak,” akhirnya saya jujur saja.

“Wah, itu lamanya saya bertugas, saya sudah 21 tahun, umur saya sekarang sekitar 46-47 an..”

"Baiklah, selamat bertugas, Bapak. Merdekaaaaahhh!!!!!"

"Nanti kalau tidak kuat waktu malam hari melambai ke kamera ya Pak.."

Seklumit percakapakan dengan bapak bapak berseragam yang tinggal di lantai dua benteng Pendem. Yap, memang di sana beberapa bentengnya masih dihuni, mungkin sebagai rumah dinas beberapa keluarga yang bertugas atau berwenang di sana...




Dan kami melanjutkan misi kami. Foto foto. Sudah pasti.



















Capek berkeliling, miring ke kanan dan ke kiri, naik tangga, melirik dengan mata sedemikian hingga, berpose dengan rok dikibaskan sedemikian rupa, berkacak pinggang begitu, akhirnya kita melanjutkan perjalanan.
Kemana kitaaaaaa???
Ke puncak Wiragama demi melihat kucuran air beranak pinak!!
Ditunggu yaaaaaa....

*berasajejakpetualang

*asik

-to be contined-


Meykke Santoso

I'm a passionate teacher, an excited blogger, a newbie traveler and a grateful wife. Nice to see you here! I write for fun. Please, enjoy!

Assalamualaikum wr wb,

Terimakasih sudah mampir ke sini ya... Yuk kita jalin silaturahmi dengan saling meninggalkan jejak di kolom komentar.

Terimakasih .... :)

  1. I think the admin of this website is genuinely working hard in favor of his website, for the reason
    that here every information is quality based information.



    my page dating sites

    BalasHapus
    Balasan
    1. ah masaaaaa....yang benerrrrr...hobi kok nye-pam.huh!

      Hapus
  2. buat take a shoot disana bagus tuh, mistis mistis gimaneee gitu :))

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya bener banget! temanya "berburu makhluk gaib". seru pasti.

      Hapus
  3. Aaaak bagus tuh keren buat preweed juga oke,
    itu di surabaya ya kak meyke?
    Eh dmn sih?

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya emang banyak yang pre-wed di sini sih Git..hehehe..tapi lusa kalau aku prewed mau di pantai aja..haha *ngarep
      Bukaaaaaaaaan, wah punyaku ga tak kasih alamat ya...segera diedit. ini malah bagian terpentingnya...wah, emang penulis pemula yang perlu banyak belajarr..hehehe..ini di daerah Semarang Git..

      Hapus
  4. mirip lawang sewu, cuman klo yg ini rada kurang terawat aja [pdahal yg koment ini jga g terawat]..
    klo soal kokoh sih dimana2 emank bangunan belanda selalu kokoh, bukan bgitu yah..?

    bedewei, itu yg difoto orang semua kan.???

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya bener, aku juga pernah ke lawang sewuuuu sampai di tingkatnya yang paling atas *nggakadayangnanya. Iya deng ya, hehehe..

      Uhm...soal itu, Allohualam mas Agus.:D

      Hapus
  5. gorongnya bagus kak.. cocok buat jadi tempat buat di foto :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya, makanya aku foto di situ gulungan pita. hehehehe

      Hapus
  6. wooowww tempatnya baguusss beud,, apalagi kalo buat foto" hehheee

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya, makanya aku sama temen temenku foto di sindang..hehehe

      Hapus
  7. wiihhh tempatnya baguusss,,, kalo gue main petak umpet disitu gue pasti jago sembunyinya... hmmm kapan2 gue ajak teman2 main petak umpet disana ahh,,, #GagalFokus

    ehh foto2nya juga bagus... apalagi si perempuan berjilbab,, titip salam ya mey... :3

    BalasHapus
    Balasan
    1. ya nggak apa main petak umpet di sana, maksimal ya...diumpetin sama penunggunya ntar..tersesat dan tak tau arah jalan pulang. haha..

      okeee, santay aja nanti aku salamin sama si perempuan berkalung sorban biru itu..katanya sih dia baik gitu...

      Hapus
    2. eh jadi mirip lagunya SahruKhan, tersesat dan tak tau arah jalan pulang (, --)

      oohh dia baik ya.. bagus deh.. bisa jadi ibu rumah tangga yang baik gak? #ehk hihihi (,--)

      Hapus
    3. weeeeeee???? Mas nya hidup di jaman kapan? Bisa bahasa Hindi?? hahaha


      Iya, baiikkk...wah, itu kurang tahu sih, belum pernah soalnya..haha

      Hapus
  8. yang langsung terlintas di pikiran saya ketika membaca postingan ini adalah...suasana tempat-tempat yang ada difoto pada malam hari, tepatnya tengah malam...

    BalasHapus
    Balasan
    1. waaah..iya..apalagi pas bulan purnama pasti syahdu bangeeeeeeett!! kalo mau uka uka udah dijamin pasti berhasiiiiil!!!

      Hapus
  9. Wah klasik banget ya, suka banget sama tempat2 bersejarah kayak gitu. Tapi ada satu yang paling aku suka yaitu "Atraksi mengibaskan rok" xixixixi :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehe, iya soalnya vintage vintage gitu..Ih, kok sama? aku juga paling suka atraksi itu...cuman itu kurang mekrok gitu..hahaha

      Hapus
  10. owww...ini artikelnya, mey. kucari2 ketemu juga...hehehe...bagusan ini ketimbang beteng pendem. Lebih mistis dan kunonya berseni gitu. kalian bertiga okey deh posenya...palagi klo pose malem hari pasti dikira lagi syuting acara semacam reality show uji nyali di tipi2 hihihih....
    kapan2 klo aku ke ambarawa (entah kapan...) pasti singgah... :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mbak Ina.hehehehe...
      oh ya? ayo mbak main ke ambarawa mbaak..nanti kita main bareeeng :3

      Hapus