Saya tatap lekat lekat
hamburan air yang menghempas bebatuan di bawahnya. Dongakkan kepala, Rentangkan tangan dan
nikmati titik titik pias air yang membasahi wajah saya. Dan saya dibidik.
Saya bahkan sudah tidak
ingat lagi kapan terakhir saya melihat air berhamburan membentuk piasan piasan
seumpama spray alam seperti ini. Seingat saya, saat kuliah saya juga belum
pernah, saya tengok memory saya sewaktu SMA pun nihil. Dan saya sadar satu hal.
Dulu dulu saya kemane aje??? Miapah!
Dan berkat ketajaman mata
Yanta saat mengendarai motor, sampailah kita di curug ini, curug Kembar Bolodewa di puncak desa
Wirogomo, Banyubiru, Semarang, Jawa Tengah, Indonesia Raya.
Ini adalah lanjutan jejak
kita setelah puas berkeliling Benteng Willem 1 di Ambarawa. Dan ini adalah
rencana dadakan kita, karena destination awal kita adalah Benteng Pendem itu,
lalu dilanjutkan dengan Candi Dukuh dan Stasiun Tuntang. Semuanya yang
mengandung sejarah.
Saat di perjalanan,
ternyata Yanta tidak hanya melihat kelokan jalan, tetapi juga meneliti plang
plang yang bertengger di tepi jalan.
“Curug Kembar Bolodewa”
Sejurus kemudian, Yanta
memacu kudanya motornya, dan memberitahukan
tentang keberadaan Curug atau air terjun itu.
Kita setuju, dan naiklah
kita. Dimana air itu terjun?
Jelas kita tidak tahu. Yang kita tahu, bahwa ada
air yang terjun di daerah itu. Kita sempat tersesat dantaktahuarahjalanpulang.
Hanya saja, karena kita menganut prinsip, “Malu bertanya, sesat di hutan jalan”, maka bertanya adalah kunci keberhasilan kita mendaki desa Wirogomo di Banyubiru
itu.
Lalu jalan naik mulai
terpampang di depan kita. Kita naik, dan naik dan naik. Aspalnya mulus, naik terjal berkelok kelok dan
pemandangan di sisi kiri kita, alamaaak...
Jauh di sisi kiri
terhampar air berkilah kilah. Itu Rawa Pening yang saya rasa semakin hari
semakin luas saja. Lalu, disusul perbukitan dengan permadani hijau yang
melingkupinya, disandingkan awan cerah biru dengan gumpalan kapas bersih.
Ceraaah!! Secerah hati saya.
Jauuuh kita mendaki pakai
motor, tibalah kita di ujung aspal mulus, dan disambut jalan aspal rusak. Kita
bertanya, dan kata mas nya, kita tinggal mendaki lagi di aspal rusak itu,
terusss..dan terusss..dan terusss...
Selang beberapa lama,
karena kita takut tersesat, saya berinisiatif turun dan bertanya kepada Ibu Ibu
yang asik tiduran di lantai teras.
“Bu, kalau mau ke curug
itu kemana kaki kita harus melangkah Bu?”
“Owh, udah dekat mbak,
tinggal ikut jalan lurus ini..Itu lho mbak, air terjunnya udah keliatan dari
sini noh mbak...”
“Yang mana Bu?" Saya mensejajarkan
pandangan dengan si Ibu.
“Itu lho mbak..” Ibu
menunjukkan ke somewhere di sisi tebing sebuah bukit jauh di depan
“Mana Bu?” saya
penasaran.
“Itu mbaaaaak..”,
Saya jongkok jongkok, nungging, sedemikian rupa. Dan terlihatlah kilahan air terjun di antara semak
semak raksasa di lereng bukit di depan kita. Indah.
Kita melanjutkan
perjalanan.
Sampailah kita pada
sebuah pos masuk yang tidak dijaga dan kita tidak perlu mengeluarkan lembaran
rupiah barang seribu sekalipun. Indahnya hidup ini.
Berbekal informasi bahwa
curug kembar itu berada 400 meter lagi, kita melangkahkan kaki berbarengan
dengan bapak bapak penggergaji kayu. Kita melewati jalan setapak, disambut
berkelok kelok selokan dengan air jernih, lalu kita sempat menyeberang sungai kecil,
dan mulai mendaki dengan jalan setapak yang becek. Saya yang memakai rok jeans
dipadupadankan dengan kemeja hitam beralaskan flatshoes tipis beserta kaos kaki
coklat merasa sangat saltum. Saya harus mengangkat rok saya yang lumayan berat
karena berbahan jeans dan merekah sedemikian rupa ujungnya. Tapi, kita terjang
saja, sudah kepalang tanggung.
Dan meluncurlah dengan
anggun air air itu di depan mata kita.
Merasa belum puas dengan
air terjun pertama dan teringat dengan judul air terjun ini, “Curug Kembar
Bolodewa”, kita memutuskan untuk mencari anakyangtertukar kembarannya.
Naiklah Yanta, disusul
saya, dan Angga menyusul saya. Jadilah kita bertiga di kembarannya curug number one. Satu
hal yang saya tahu dari gemerlapnya dunia ini adalah bukan hanya manusia yang
bisa kembar, air terjun atau curug pun mampu.
Mengingat kita mengandung
kadar narsis di atas 60 persen, maka sangat mustahil kita hanya memfoto air
terjunnya saja tanpa ada tubuh kita melekat di depannya.
Dan dengan ini
tercapailah salah satu resolusi saya tahun 2013 berkat kedua teman unyu saya
ini. Ke Air Terjun. Namun, saya lalu mengupgrade resolusi saya serupa “Ke Air
Terjun dan mainan air di bawahnya.” Kapan itu terjadi?
Who knows..
Dan ini dia penampakan
kita :
Puas memandang hamburan
air mengikis batu, kita memutuskan untuk turun kembali dan melanjutkan
perjalanan.
Yanta tiba tiba panik.
Kunci nya ternyata tertinggal di motornya. Dia langsung terbangnaikelang turun dan
meninggalkan kedua anak manusia yang rapuh ini.
“Meyk, bener nggak
jalannya ini?” tanya Angga bernada getir.
“Ehm...insyaAlloh Ngga..”, jawab saya penuh kebimbangan.
Kita turun dan
menyelusuri jalan dengan penuh keraguan. Selain sering lupa nama orang, saya
juga sangat tidak lihai menghafal jalan pulang. Dan agaknya Angga pun ada dalam
kesulitan yang senada. Maka, bila saya ditambah Angga melakukan pendakian
gunung berdua saja, Allohu Alam.
Di tengah perjalanan,
kita mendapati pemadangan megah seperti ini. Sawah sawah berterasering,
disambut perbukitan di depannya dengan dominasi warna hijau tua dan hijau muda
dengan beratapkan langit berkapas bersih berarak arakan. Ceraaah. Secerah hati
saya.
Kita meniti kelokan selokan
itu...dan....tersesat. Tiba tiba kita dihadapkan pada ujung yang mengarah ke
sawah. Emangnya kita mau menyangkul?
Lalu kita berbalik arah,
dan akhirnya kesesatan kita hanya sementara. Kita kembali ke jalan yang benar
dan bertemu dengan Yanta di parkiran sepeda yang sedang leyeh leyeh dengan muka
berbinar. Kuncinya ketemu. Alhamdulillah.
Istirahat sebentar, kita
menuruni Wirogomo, dan kembali memacu motor melanjutkan perjalanan kita ke
destination terakhir, Candi Dukuh di desa sebelum Muncul, dan melahap keong,
belut dan lele bercampur pecel di Lapak Mbak Toen yang legendaris yang terletak
di depan Pemandian Muncul.
Candi apakah itu? Apakah
selebar Borobudur? Atau semegah Prambanan?
Let’s see..besok.
Pengalaman ini juga
ditulis di blog Yanta dengan diksi, plot, dan gaya bahasa yang jelas berbeda.
Silahkan diintip! Yeah!
-tobe continued-
BalasHapus“Bu, kalau mau ke curug itu kemana kaki kita harus melangkah Bu?”
ciyus kamu tanyane kaya gitu???
lol, untung meykke gak tanya kalau ke curug itu apakah selendang saya yang hilang bisa ditemukan?
Hapuspasti meykke langsung dirajam warga. :p
Uhm...kasih tau Yanta nggak yaaaa...hahahahaha...
Hapusga cuma dirajam, digilang jadi serbuk Ngga..hahaha.dipikir kita mau ke curug tujuh bidadari..and beyong everything, emangnya akuh bidadari??? hahahahahaha
Perjalanan yang seru. Air terjun pake kembar segala, keren banget.
BalasHapusLihat pemandangan diatas gue jadi kangen suasan dikampung gue #malah curhat
hehehehe...cuman itu agak kecil air terjunnya nggak bisa buat mainan air berendam mabit2 gitu..
Hapusemang kampungmu dimana?? bukannya di luar pulau jawa ya?
wah curug itu apa ya ? eh kok bisa dinamain curug kembar itu kenapa ya ? hehehe btw perjalanan nya seru n desannya yang hijau permai aku suka itu :)
BalasHapusyah Nenna ga baca deskripsinya yaaa..itu soal soalmu jawabannya ada di tulisanku semua huhuhu...curug kembar karena ada 2 air terjun kecil yang hanya terpisah beberpa meter saja gitu Nen..
HapusKakak! Nggak mau tau, ajak aku ke sana pokoknya >,<
BalasHapusiya sini sini Bocil kamu dari mataram renang dulu ke pulau jawa lalu terbang di bagian tengah, jawa tengah..hehehehehe
HapusIhh seruuu... bagus curugnya.. viewnya jugaa..
BalasHapusBerasa kemaren saya juga main kecurug, tapi curugnya lg longsor jadi berendam di mata air panas.. hihi #curhat plakk
hehehe, kalo orangnya bagus nggak? *ngarep
Hapusyhm..emang itu di curug daerah mana cc? yang curug ini juga longsor, tapi dikit doang dan masih bisa diakses gitu sih..hehe
waaah aku belum pernah liat curug seindah itu.. *hiks*
BalasHapusnah, sekarang sudah liat khan cc...:D
Hapuscurugnya kecil yah... tapi ya lumayanlah buat basah - basahan x)
BalasHapusiya emang kecil, dan ga bisa buat berendam juga..kurang lebarrr...hahahaha
Hapusbsok cari yang gedean ah :D
pemandangannya bener" asri,,, coba di semarang ada tempat seindah itu u,u
BalasHapusiya ini juga aku ada di kabupaten semarang lho Ra @.@
HapusEh, nggak salah kostum ke sana, Mbak? Entah kenapa saya merasa itu salah kostum. *hapasih*
BalasHapusyah masnya nggak baca ceritaku ya? khan aku udah bilang kalau aku saltum to the max alias salah kostum banget, udah nggak kayaknya lagiii..@.@ haha
Hapuscantiknya air terjun, mbak Meykenya jg :)
BalasHapuspling suka fotonyg pling ats, yg mbak Meyke lg merhatiin air terjun trus d potret :)
asiiiik, hehehehhe :D
Hapusmakasih Ami :D
mandi di curug itu kayaknya keren banget dah! di surabaya panas soalnya/...
BalasHapuswah, banget! tpi yag kemarin aku ga mandi. aku kapan kapan juga mau mandi ah..itu lho, berdiri di persis bawah air terjunnya, massage alam lho Vas
Hapussemarang alamnya indah, curug , gak di jawa gak di sunda nama air terjun itu curug ya. kesamaan bahasa, tetap indonesia *apasih
BalasHapusiya, indonesia tetap satu juaaaa :3
HapusWaahh keren bangeettt pemandangannya , tulisannya juga^^ saLam kenal yaa
BalasHapushehehe, makasih ya cc..:3
Hapusmey perasaan sering jalan muluu... kayak Bolang...
BalasHapustrus yg bikin ngiri tuh foto2nya....... gue pengen pergi ke foto itu dan berkenalan dengan perempuan berjilbab biru :(
hehehe, iya ini berkat teman temenku yang unyu unyu ituuuu :3
Hapushehehehe,:D
disana bagus banget viewnya ya kak hehe. wirogomo itu dimana ya kak? ._.
BalasHapusiya, bagus hijau semuaaaa..wirogomo itu di banyubiru, kab semarang jawa tengah indonesia rayaaaaah :D
Hapushehehe, iya ni jalan jalan terus alhamdulillah..mumpung ada kesempatan begini..jarang jarang punya temen yang suka diajak travelling!
BalasHapuslah makanya Riza, ini rencana dadakan soalnya. sekalinya liat plank gitu ada curug langsung deh kesana, jadi aku ga tau kalau mau ke curug segala. hihihi
iiiihh..... seriusan aku juga udah lama gak ke curug2 gitu Meyk, terakhir ke grojogan sewu tapi aku lupa hahahhaa
BalasHapusbagus bgt ya pemandangannya ?? kapan2 ajak ke situ donk Meyk... lho
ih malah aku belum pernah ke grojogan sewu pingin banget. ini kecil mbak, tapi ya keren sih indaaaaaaaaah banget. hehehehe
Hapussini dulu mbak, nanti aku ajaaak :3