Setelah sempat tarik ulur
pendapat tentang pendakian ini dengan Bapak dan Ibu, setelah menerjang hujan
angin membawa dua buah tas dari Ambarawa ke salatiga sore harinya seperti
mahasiswa mau minggat, setelah menginap di kost seorang teman kenthel bernama
Mela, setelah jam 4.45 bangun dan siap siap dengan teliti agar semua barang
yang memang perlu dibawa bisa terbawa, dan setelah bertemu Angga dan Agam dan
Yanta,dan setelah menempuh perjalanan ke desa Ngablak diboncengkan Angga dan
dipinjami helm olehnya, akhirnya...
Mengutip dari blog Milik
Yanta, saya akan mendeskribsikan bagaimana dan dimanakah gunung Andong temannya
Dokar ini.
Gunung Andong, dibandingkan dengan gunung lainnya seperti Merbabu yang mencapai 3.142 di atas permukaan air laut, gunung Andong termasuk gunung yang tidak terlalu tinggi. Dia hanya 1.736 mdpl. Tapi ini tidak sekedar 'hanya', bila kamu menaikinya, alamaaaaak...
Gunung ini berada di Magelang, dan kamu bisa memulai pendakian melewati desa Srigading, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang.
Okesip.
Sebentar, saya perlu
mengenalkan siapa saja partner saya kali ini. Saya menamai kita berempat
sebagai pendaki lalala yeyeye.
1. Yanta.
Dia adalah teman SMA
saya. Dia bisa dikatakan sebagai pendaki PRO. Dia juga mempunyai blog yang
mengupas tentang travelling. Mau dimana? Merbabu, Lawu, Bromo, semua sudah
pernah dia taklukkan. Sepanjang yang saya tahu selama kita mendaki, dia
pendiam, jarang tertawa, dan mukanya datar tak terperi. Dia adalah kunci sukses
pencapaian puncak karena dia semacam leader pendakian kita, dan selama beberapa
jam itu hidup kita, kita gantungkan di pundaknya. Saking beraninya, dia bahkan
sebelumnya pernah mendaki puncak Andong sendirian. SENDIRIAN, saudara saudara.
Andong yang tingginya 1742 mdpl dia daki sendirian. Di SINI ceritanya. Keren sekali. Dan foto foto spektakuler di sini diabadikan oleh
Yanta, dan setiap moment pendakian telah terabadikan. Yeah!
2. Angga
Dia juga teman SMA saya.
Kita dulu pernah ingin berkongsi untuk bisa mendirikan komunitas blogger
menjalin para blogger seantero Salatiga, bernama Salatiga Blogger Community
bersama para blogger lainnya. Terbentur kesibukan masing masing, rencana yang
sudah sampai tahap pembentukan kader itu masih terhenti. Dan mengingat hal
pertama yang ingin saya lakukan setelah lulus adalah memulai hidup yang baru di
kota yang baru, maka saya tidak akan bisaikut
meneruskan rencana itu. Dia juga yang memboncengkan saya menyelusuri
jalanan arah Kopeng menuju Ngablak, tempat dimana Gunung Andong bertengger.
Selama perjalanan, dia juga berkelakar bersama kami. Dia juga seorang blogger dengan cerita perjalanan berjunta juntai di blognya, di SINI. Dia juga keren!
3. Agam
Dia adalah teman SMA dan
juga sekarang menjadi teman satu fakultas. Bergumul dengan skripsi tidak
membuat kita terus menerus membelalakkan mata di depan susunan kata kata. Kita
butuh vitamin mata. Setiap hari memandang laptop, mata kita pedes sekali. Otak
apalagi. Memuncah muncah! Dia dan saya itu sebelas dua belas. Sama sama terlalu
banyak bicara. Pembicaraan dari seputar supporter Dasyat lalala yeyeye, tentang
topik skripsi yang sekarang sedang digodog, dan sampai finalis favorite AFI
dari musim pertama dan musim berikutnya. Menuju Puncaaaaak, gemilang
cahaya....kita bernyanyi. Pucuk! Pucuk!Pucuk! Sungguh, dia dan saya...ceriwis
sekali. Kombinasi yang kurang stabil.
4. Meykke
Lha...ini. Ini adalah
saya. Kadang aku, kadang gue. Moody. Katanya, dia ingin sekali bisa tergabung
dalam komunitas backpaker. Dia gemar jalan jalan dan wisata alam, tetapi dia
tidak gemar menarik lembaran dari dompetnya. Prinsipnya, pergi sejauh jauhnya,
dengan biaya seminim minimnya.Dia suka perpaduan langit dan tumbuh tumbuhan.
Harmonisasi biru dan hijau baginya harmonisasi terindah ciptaan Alloh SWT. Puncak
gunung yang gagah seakan mencium kapas berarak arak dengan semburat semburat
biru adalah pemandangan elok sepanjang masa. Pantai, gunung, air terjun, danau
adalah tempat yang tak pernah membuatnya bosan. Mimpinya, berkunjung ke pantai
pantai di segala pelosok Indonesia. Hanya saja dia tidak ingin sun-bathing.
Jangan, kasihan.
Katam
----------------------
Via whatsapp, Angga
mengirimi saya foto ini. Dan dari situ keberanian saya muncul. Ukhti ukhti ini
saja bisa, pakai rok pula. Subhanalloh...saya juga pasti bisa, walau pun saya
tidak berani memakai rok. Takut kesrimpet.
Sabtu, 13 April 2013
7.45
siap berangkat!! |
Gunung Merbabu dilihat
dari kaki Gunung Andong. Dia seksi sekali.
Setelah berdoa, kita
mulai mendaki. Satu, dua, tiga, empat, napas kita sudah mulai tersengal sengal.
Dan saat itu saya mulai menyadari bahwa olahraga itu penting. Yanta masih
stabil. Dan setelah kita berhasil memblasak mblasak dan berjumpa dengan
tumbuhan berduri yang menghasilkan beberapa goresan kecil di telapak tangan
saya, kita sampai di hutan pohon pohon. Silahkan dianalisa sendiri ini pohon
apa. Pinus atau apa?
Trek pertama, kita sudah
dilewatkan ke rute yang mblasak mbasak oleh leader kita, Yanta. Kita juga
beberapa kali berpapasan dengan ibu, bapak, dan mbah yang pulang merumput. Ini
pukul 8 pagi dan mereka sudah kembali dari merumput. Saya doakan selalu sehat,
ternaknya gemuk gemuk dan bila Idul Adha tiba, semuanya bisa bahagia pundi
pundi tabungan riang gembira. Aamiin.
Setelah memblasak, kita
sempat akan mau tersesat. Daripada panik, mending kita foto dulu.
Nggak pake tersesat dan
tak tahu arah jalan pulang, apalagi terjatuh dan tak bisa bangkit lagi, mengingat
ini itu menggapai puncak, bukan menggapai cinta, akhirnya Yanta memutar otaknya,
memanggil ulang memorinya saat dia mendaki gunung ini pertama kalinya. Lalu,
kita kembali ke tempat semula, dan mencoba jalan yang baru. Akhirnya, ketemu!!
Alhamdulillah sudah
banyak tanda di sekitar kaki gunung Andong untuk memudahkan para pendaki
menemukan muaranya.
8.21 AM
Kita harus terus naik.
Semak belukar yang menutup jalan membuat kita kesusahan. Dan sarung tangan
memang sangat berguna. Belum apa apa saja, hidung saya beserta hidung kedua
rekan saya sudah kembang kempis. Begini jadinya saat satu pendaki professional
bertemu dengan pendaki jadi jadian. Ya syudah, professional pun bermula dari level
jadi jadian duluh. Pasti bisya!!!
Dan kita terus jalan
menaiki kaki gunung Andong yang seksi ini. Tidak lupa, kita menebarkan memori
dimana mana. Dan begini jadinya bila penyuka drama Korea romance naik gunung.
Saranghae...*cekrek!
Jalanan menanjak terlihat
menantang di depan kita. Yah, namanya juga naik gunung, kalau jalannya turun ya
namanya turun gunung. Kalau naik saja belum gimana bisa turun.
9.04 AM
Kata yanta, bila kita
sudah sampai di daerah vegetasi, bukan hutan hutan lagi, itu tandanya kita
sudah menempuh setengah perjalanan. Di sisi titian tangga –menujusurga- itu,
Alloh menghidangkan lembaran pemandangan yang subhanalloh sekali. Alloh Maha
Cantik! Hanya saja, karena waktu itu kabut berarak arak, kita susah mendapati
gambaran kota, sawah, rumah rumah dari atas lereng itu.
9.21 AM
Kita semakin ke atas, dan
menaiki bukit kecil di atas. Sumpah di tengah tengah perjalanan, apalagi di
titian ribuan tangga terjal itu waduh, nggak nyangka banget bisa pada akhirnya
menginjakkan kaki di puncak gunung Andong. Saya sangat pemula dan tidak tahu
apa apa. Dan Alhamdulillah karena Alloh Maha Baik, saya bisa mendaki dengan
semangat yang terus meletup letup, walau keringat mengucur menganak pinak.
Sampailah di bukit kecil
di atas gunung Andong.
Dan ternyata, di sana juga disediakan seperti
rumah kecil berisi tikar tikar. Untuk pendaki yang tidak membawa tenda, bisa
menginap di sana. Juga, ada tungku yang disediakan ‘alam’.
Bukan, ini bukan akhir
perjalanan kita. Masih ada sekitar 1/2 perjalanan lagi. Dan itu, waduuuh,
sungguh benar benar menantang dan daebak sekali. Tidak hanya mendesain hidup
bermiliaran umat manusia dan mendesain bagaimana radar neptunus saling
menemukan tulang rusuk antar anak manusia, Alloh juga maha designer kecantikan
alam yang tidak tertandingi oleh apapun. Pertama kalinya saya melihat dengan
bola mata saya sendiri betapa indahnya lereng gunung, betapa indahnya hamparan
kota yang terlihat dari atas awan. Sebelumnya, dulu, saya hanya bisa melihat
Mbak reporter Jejak Petualang di TV7 melaporkan bagaimana rasanya naik gunung.
“Ya Pemirsa sekarang saya
sudah sampai di camp ke 5, dan saya beserta kru lainnya akan mendirikan tenda.
Di sini pemandangan sangat luar biasa, dan kita akan mendirikan tenda di
pinggir danau. Suhu menunjukkan 10 derajat celcius saja.” Lalu Mbaknya makan
mie bareng bareng dengan meneguk kopi hitam pekat sembari bercandan dengan para
kru.
Sayanya ndomblong sambil
garuk garuk layar televisi.
Benang merah.
Kita akan segera menaiki
puncak Andong, ngesot di ‘geger sapi’ yang diapit oleh tebing tak berujung dan
kabut yang bak kertas kado. Begitu kertas kado tersibak, lhaaaaaa.....alamak
Subhanalloh Allohu Akbar!
-to be continued-
Wassalam
kalo aku lihat teman kamu yang namanya Yanta...
BalasHapusmukanya gak datar kok...setidaknya masih ada mata,hidung,mulut.. :D
memang sebaiknya kamu jangan mendaki pakai rok mey..jangan...
jadi..seksian mana gunung merbabu sama julia perez hayooo??hehe
owh iya juga ya Rit..@.@
Hapusiya bener, belum expert pake rok soalnya..
gunung Merbabu dong, haha..seksinya itu elegant dia..haha
ya ampun ya ampun, itu Yanta beneran pernah ndaki sendirian jiwanya benar benar deh ya, hhmmm sayang bgt di Riau gak ada gunung, jdi gak bisa ngerasain kyk gtu, hhmm kmu cwek sndrian, kerreennn ↖(^▽^)↗
BalasHapusiya. hehehehe...oh Riau ga ada gunung ya?? baru tau aku..@.@ sini main ke Jawa Va..banyak gunung di sini..hehehehe :)
Hapusaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
BalasHapusitu foto fotonya bagus banget
hehehe, makasih kk Kuh :D
Hapusiya, fotografernya keren bnaget tuh! kasilnya cantik semua. jd pngen deh!
BalasHapusiya emang, sini main Jawa Vas, tapi UAN duluuu..hehehe
Hapushahaha kyknya yang pake atribut lengkap drimu deh sep ...
BalasHapusmulai dari jaket, syal, sampe sarung tangan . hehehhee.
ayo sep posting yang ke2 nyah !
iya seph, namanya juga wanita..aku khan sukanya well-prepared. hehehe
HapusMbk... Mbk...
BalasHapusBisa minta rutenya enggak? kalo misalkan dari Kopeng?
keliatanya menarik kalo bisa kesana,
itu kira2 kalo pemula jarak tempuhnya berapa jam?
Masnya rumahnya mana emang?? Uhm..Ga begitu tau sih, tapi pokoknya ke daerah Ngablak, itu ada di daerah Desa Srigading, Kab. Magelang...
Hapusiya, ini worthwhile banget deh! Bagus!!
Uhm, aku kemarin 2,5 jam itu jalannya udah santai banget..turunnya malah sekitar sejam an aja karena rutenya langsung ke bawah, ga melewati geger sapinya lagi :)
Semarang,
Hapushahaha hidungx teman2 kamu itu kembang kembing kayaknya gara2 waktu naik gunung enggak mandi jadi makin sesak nafas semua haha
BalasHapuskembang kempis Bang Rinem! hahaha,,,,hmm..apa iyaaaa...masaaaaaa....:p
HapusSumpah, keren abis . Ngaak boong bagus banget pemandangannya
BalasHapusAaaaarghtttt...... mau ..
muka yanta, kok kaya banyak utang gitu yah , tapi cool sih
Di tunggu kelanjutannya :))
hehehe, makasih kk Ridwan!! iya emang keren banget pemandangannya apalagi kalo dilihat langsung!!! Subhanalloh banget.
Hapushahaha, okeeeee:D
ceritanya mendaki gunung ya ???
BalasHapusiyaaaaaaah @.@
HapusMagelang yaaa? Aku sering ke magelang loh. Ke rumah nenek. Ehm, rumah nenekku itu di lereng gunuuung. gunuuung merbabu kalo nggak salah. dari rumah nenekku keliatan gunung merapi, telomoyo, sindong, apalagi yaa, kayaknya banyak deh.
BalasHapusTapi aku nggak pernah naik-naik gunung gitu. seru kali ya :D
iya di magelang...
Hapuswah, aku jadi kamu mendaki gunung merbabu tuuh..enak gitu kayaknya di lereng gunung :D
mbaknya enak banget ya..
BalasHapusjalan-jalan mulu jadi kepengen..
kayaknya gunung ini,kurang terkenal buat mendaki ya..rata2 bnyak ke merbabu..tapi keren kok..
BalasHapuspngen nyoba naik gunung yg di pulau jawa jga ne..hehe
Mbak,kalo aku dari salatiga rutenya gimana yah?
BalasHapusdari Salatiga ke daerah Kopeng, Ngablak di desa Srigading gitu...
Hapus